Advertorial

Miliki Berbagai Layanan Penerbangan, BBN Airlines Indonesia Kirim Bantuan Pemerintah untuk Vanuatu

Kompas.com - 26/10/2023, 09:00 WIB

KOMPAS.com - Maskapai penerbangan baru di Tanah Air, BBN Airlines Indonesia, mengirimkan bantuan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia berupa bahan bangunan untuk mendukung rehabilitasi sejumlah infrastruktur dan Bandara Internasional Port Vila di Vanuatu.

Pengiriman tersebut dilakukan dengan pesawat Boeing 737-800BCF milik BBN Airlines melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada, Minggu (22/10/2023).

Adapun pemberitahuan pemberian bantuan telah disampaikan terlebih dahulu secara langsung oleh Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pahala Nugraha Mansury dalam acara groundbreaking proyek rehabilitasi yang diresmikan oleh Menteri Luar Negeri Vanuatu Matai Seremaiah Nawalu pada Selasa (22/8/2023).

Dalam paket bantuan yang dikirimkan oleh BBN Airlines, pemerintah memberikan sekitar 20 ton material dan bahan baku.

Untuk diketahui, fasilitas dan infrastruktur di Vanuatu mengalami kerusakan akibat serangan topan Judy dan Kevin yang terjadi pada awal Maret 2023.

Selain material bahan bangunan, Indonesia juga memberikan bantuan berupa kontraktor dan sejumlah pekerja.

Chief Strategy Officer BBN Airlines Indonesia Martynas Grigas mengatakan, pembangunan bandara internasional merupakan salah satu fondasi dalam industri aviasi.

Oleh karena itu, pihaknya secara sigap memfasilitasi kebutuhan pemerintah Indonesia dalam menyalurkan bantuan kepada Vanuatu.

“Kami bangga telah dipercaya untuk menjadi bagian dari misi kemanusiaan sekaligus terlibat dalam membangun hubungan persahabatan antara kedua negara. Kemampuan kami dalam mengirimkan bantuan material dan bahan baku hingga mencapai 20 ton menjadi bukti komitmen BBN Airlines dalam membangun kredibilitas industri aviasi di Indonesia,” ujar Martynas dalam siaran pers yang diterima Kompas, Rabu (25/10/2023).

Martynas menambahkan, BBN Airlines adalah maskapai yang fokus menyediakan jasa aircraft, crew, maintenance, and insurance (ACMI), carter, dan kargo. Pasalnya, jasa penerbangan yang berfokus pada layanan tersebut masih terbilang sedikit di Indonesia.

ACMI sendiri merupakan solusi yang dihadirkan BBN Airlines demi memenuhi kebutuhan perusahaan-perusahaan maskapai di Indonesia.

Dengan berfokus pada fleksibilitas, keandalan, dan keselamatan, BBN Airlines menyediakan pilihan sewa yang beragam, mulai dari kru berpengalaman, pemeliharaan yang cermat, hingga cakupan asuransi yang komprehensif guna menjamin operasional yang lancar dan efisien bagi mitra maskapai.

Sementara itu, layanan carter dihadirkan untuk mengakomodasi jasa penyewaan pesawat bagi para pelancong yang memiliki kebutuhan dan preferensi yang unik.

Adapun layanan kargo menjadi jawaban dari peningkatan perdagangan daring di Indonesia dan seluruh dunia. Apalagi, layanan pengantaran barang secara aman dan cepat ke berbagai pulau di Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke, semakin dibutuhkan masyarakat saat ini.

“BBN Airlines menyediakan beberapa pilihan rute dan pengiriman fleksibel dengan jadwal penerbangan yang sesuai dengan kebutuhan bisnis penumpang, khususnya untuk perusahaan-perusahaan maskapai penerbangan. Pengiriman ini ditangani oleh sekelompok penyedia logistik pihak ketiga yang kompeten dan berpengalaman,” kata Martynas.

Lewat semua layanan tersebut, kehadiran BBN Airlines diharapkan dapat mendukung kebutuhan aviasi di Indonesia yang makin meningkat.

Sebagai informasi, sebelum melayani permintaan Kemenlu, BBN Airlines telah melakukan penerbangan komersial pertama berupa carter kargo dengan rute Jakarta-Pontianak-Banjarmasin pada Selasa (3/10/2023).

Penerbangan itu dilakukan menggunakan pesawat Boeing 737-800BCF dengan kode registrasi pesawat PK-BBA.

kehadiran BBN Airlines Indonesia diharapkan dapat mendukung kebutuhan aviasi di Indonesia yang makin meningkat.Dok. BBN Airlines Indonesia kehadiran BBN Airlines Indonesia diharapkan dapat mendukung kebutuhan aviasi di Indonesia yang makin meningkat.

Jalur tersebut ditempuh dalam waktu 1 jam 30 menit untuk rute Jakarta-Pontianak dan 1 jam 20 menit untuk rute Pontianak-Banjarmasin.

“Rute penerbangan ini kami pilih karena besaran permintaan. Pemilihan jalur tersebut juga untuk membuktikan bahwa kami siap melayani permintaan dan memberikan solusi bagi kebutuhan aviasi yang padat di Indonesia. Ini komitmen kami untuk segera mendorong industri penerbangan dan industri lain yang membutuhkan kecepatan dan keandalan dalam hal pengantaran,” kata Martynas.

Kantongi sertifikat AOC

Beroperasinya BBN Airlines dalam industri penerbangan Tanah Air tak lepas berkat keberhasilan perusahaan dalam mendapatkan izin penerbangan carter kargo, yakni sertifikat Air Operator Certificate (AOC) pada Kamis (31/8/2023).

Sertifikat itu berhasil diterima BBN Airlines setelah melalui lima tahapan, yaitu pre-application, formal application, document compliance, demonstration and inspection, serta certification.

Seluruh proses tahapan tersebut merupakan bagian dari ketentuan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) dan regulasi penerbangan yang berlaku di Indonesia.

Dengan memiliki sertifikat AOC, BBN Airlines pun dinyatakan telah memenuhi seluruh persyaratan teknis dan keselamatan sebagai pemegang AOC serta dapat melaksanakan jasa-jasa penerbangan komersial.

“Setelah menerima Sertifikat AOC, BBN Airlines langsung menyiapkan dua armada Boeing 737-800BCF yang dikhususkan untuk layanan kargo. Hingga akhir 2023, BBN Airlines telah menyiapkan sembilan armada untuk kargo dan pesawat penumpang,” ucap Martynas.

Keberadaan armada tersebut, lanjut Martynas, merupakan bagian dari kesiapan BBN Airlines dalam memberikan keistimewaan layanan ACMI yang berbeda dengan perusahaan lain.

Hal tersebut lantaran BBN Airlines menawarkan wet-lease ataupun mixed-crews (damp lease) yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan klien secara spesifik.

Ia menuturkan bahwa layanan ACMI yang disediakan oleh BBN Airlines itu masih jarang ditemukan di pasar Asia.

“Jadi, kami menyediakan tambahan pesawat untuk penyewa melalui vendor. Pemberi sewa ini bertanggung jawab atas pesawat, kru, program pemeliharaan, dan asuransi pesawat. Penyewa sendiri akan bertanggung jawab atas aspek-aspek operasional lain, seperti bahan bakar dan layanan penanganan darat,” terang Martynas.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com