Advertorial

Program Penanganan Stunting dari Kredivo “Genting Berbagi” Dapat Apresiasi

Kompas.com - 31/10/2023, 15:44 WIB

KOMPAS.com - KG Media menggelar apresiasi dan talk show bertajuk “Pencanangan Inisiatif Gotong Royong untuk Pengentasan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem” di Studio 1 Kompas TV, Jakarta, Kamis (26/10/2023).

Kegiatan tersebut menjadi wadah bagi kepala daerah dan perusahaan swasta untuk membagikan cerita inspiratif dalam menurunkan angka tengkes atau stunting dan kemiskinan ekstrem di Indonesia. Selain itu, kegiatan itu juga menjadi momentum pemberian apresiasi kepada pihak-pihak tersebut.

Adapun salah satu pihak yang hadir dan mendapat apresiasi pada kegiatan itu adalah Kredivo. Perusahaan pembiayaan ini memiliki program upaya penurunan angka stunting melalui Gerakan Lawan Stunting Bersama Bagi Negeri (Genting Berbagi). Program ini merupakan bagian dari program Inisiatif Bersama Entaskan Stunting (BERES).

Group Chief Executive Officer (CEO) dan Co-Founder Kredivo Group Akshay Garg mengatakan, lewat program #GentingBerbagi, Kredivo berkomitmen untuk membantu pencegahan konsekuensi jangka panjang dari kurang gizi.

Selain itu, Kredivo juga ingin memastikan setiap anak dapat berkembang dengan potensi penuh sehingga menjadi generasi sehat.

Stunting menghalangi generasi muda untuk berkontribusi pada perekonomian Indonesia. Dunia usaha di industri keuangan digital tidak hanya bertugas untuk meningkatkan inklusi keuangan, tetapi ikut ambil bagian dalam memberantas stunting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” ujar Akshay dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (27/10/2023).

#GentingBerbagi sendiri hadir dengan skema yang terinspirasi dari program donasi Kadin yang dilakukan melalui ragam produk keuangan untuk membantu mengatasi masalah stunting.

Dalam #GentingBerbagi, Kredivo menghadirkan skema donasi lewat pemberian bantuan Rp 100 dari admin fee pada setiap transaksi pembiayaan tenor 30 hari dan 3 bulan. Skema ini telah dijalankan sejak Jumat (25/8/2023).

Lalu, donasi yang dikumpulkan setiap bulan diberikan kepada mitra implementor Kredivo, seperti Lazismu, Baitul Maal Hidayatullah, dan Dompet Dhuafa.

Para mitra itu akan menyalurkan bantuan intervensi sensitif untuk kegiatan edukasi di wilayah dan komunitas yang rawan stunting.

Akhsay sebut penanganan masalah stunting bagian dari program Kredivo. Dok. tribunnews.com Akhsay sebut penanganan masalah stunting bagian dari program Kredivo.

Gerakan #GentingBerbagi sendiri bukan inisiatif pertama dari Kredivo dalam mengatasi stunting. Sejak 2021, Kredivo aktif mengedukasi pencegahan stunting di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T) di Indonesia.

“Edukasi stunting merupakan salah satu inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan yang berfokus pada bidang kesehatan. Kredivo menggandeng organisasi 1.000 Days Fund dalam program ini,” terang Akshay.

Sepanjang 2022, lebih dari 300.000 titik daerah 3T menjadi fokus edukasi Kredivo dalam pencegahan stunting.

Program itu berhasil mencapai tujuh dari 10 orangtua yang telah mengubah pola pengasuhan anak untuk mendukung kualitas hidup generasi masa depan bangsa.

Pentaheliks penurunan stunting

Program #GentingBerbagi sendiri mengusung konsep pentaheliks dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari, upstream, midstream, hingga downstream.

Dengan kata lain, program tersebut turut melibatkan banyak pihak, seperti pemerintah, organisasi, dan pelaku usaha, termasuk pada sektor jasa keuangan.

Pelaksana Harian Ketua Umum Kadin Indonesia Yukki Nugrahawan Hanafi yang hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa penanganan stunting di Indonesia memang membutuhkan kerja sama multipihak pentaheliks, yakni pemerintah, badan usaha, akademisi, masyarakat, dan media massa.

Adapun salah satu bentuk nyata pentaheliks para pelaku di dunia usaha adalah program BERES. Program terukur ini bertujuan untuk mencegah dan mengatasi stunting dengan memberikan makanan tambahan (PMT) kepada balita berat dengan badan tidak naik, berat badan kurang, dan gizi kurang.

"Tidak hanya dalam bentuk gagasan, mereka sudah mengimplementasikan, yaitu inisiatif gotong royong untuk mengentaskan stunting dan kemiskinan ekstrem model pentaheliks," jelas Yukki.

Dari unsur pemerintah, Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), Ma'ruf Amin menjelaskan bahwa pemerintah telah melakukan berbagai upaya percepatan penurunan stunting sejak 2018. Pemerintah juga telah menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024.

Adapun berdasarkan data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Tanah Air masih berada di angka 21,6 persen.

Angka itu masih jauh dari target pemerintah. Meski begitu, jumlah ini menurun ketimbang 2021 yang berada di angka 24,4 persen.

"Kita punya waktu satu tahun lagi untuk mencapai target prevalensi stunting 14 persen pada 2024. Kemiskinan ekstrem yang berdampak buruk pada penyediaan asupan makanan sehat bisa mengakibatkan anak-anak mengalami kekurangan nutrisi hingga berakibat stunting,” ujar Ma’ruf.

Wapres Ma'ruf Amin sebut pemerintah butuh bantu sejumlah pihak untuk mengatasi stunting.Dok. tribunnews.com Wapres Ma'ruf Amin sebut pemerintah butuh bantu sejumlah pihak untuk mengatasi stunting.

Permasalahan tersebut, tambah Ma’ruf, jelas harus bisa diselesaikan karena memiliki dampak pada bonus demografi dan Indonesia Emas 2045.

Adapun upaya penurunan stunting dapat dimulai dari penajaman, perbaikan cakupan, kualitas intervensi spesifik dan sensitif, serta perbaikan sistem pendataan dan pelaporan.

Meski begitu, Ma’ruf mengakui bahwa pemerintah tak bisa melakukannya sendirian untuk mengatasi masalah stunting.

Oleh karena itu, pemerintah juga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, seperti dunia usaha, perguruan tinggi, organisasi profesi, lembaga filantropi, mitra pembangunan, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM), untuk terlibat aktif dalam penurunan stunting dan pengentasan kemiskinan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com