Advertorial

Teten Masduki: Rumput Laut Wakatobi Potensial Jadi Penggerak Hilirasi Nasional

Kompas.com - 03/11/2023, 21:35 WIB

 

KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki melihat Wakatobi di Sulawesi Tenggara (Sultra) sebagai wilayah dengan potensi sektor kelautan yang sangat besar, termasuk memiliki komoditas unggulan berupa rumput laut yang bisa menjadi bagian dari program hilirisasi nasional.

Dalam acara pembukaan Expo UMKM pada Wakatobi Wonderful Festival and Expo (Wakatobi WAVE) Tahun 2023, di Wakatobi, Sultra, Jumat (3/11/2023), Teten menyayangkan Indonesia masih mengimpor gandum cukup besar.

“Padahal, riset menyebutkan bahwa 30 persen gandum bisa disubstitusi dari olahan rumput laut. Jika potensi ini terus dimaksimalkan, Wakatobi bisa menjadi penghasil rumput laut nomor satu dunia," kata Teten dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat.

Secara global, industri rumput laut diperkirakan mampu mencatatkan pertumbuhan tahunan 10,5 persen dengan pendapatan menyentuh 48 miliar dollar AS atau setara Rp 734,4 triliun pada 2030.

Sedangkan Indonesia adalah produsen rumput laut terbesar kedua di dunia yang menghasilkan 27,86 persen dari 35,8 juta ton produksi rumput laut dunia.

Meski begitu, sekitar 65 persen produk rumput laut yang diekspor masih berupa bahan mentah tau non−olahan. Padahal menurut Menteri Teten, rumput laut memiliki potensi untuk diolah menjadi bahan baku, mulai dari industri farmasi, hingga kecantikan.

“Untuk itu, Presiden Jokowi dalam konsep industrialisasi berusaha melibatkan para pelaku koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dengan begitu,yang mengolah nanti harus koperasi dan UMKM, jangan yang besar-besar, supaya kue ekonomi bisa dinikmati oleh semuanya," ucap Menteri Teten.

Pihaknya juga menjelaskan bahwa pemerintah sedang menyiapkan Indonesia untuk 2045 sebagai negara maju, yakni negara yang pengetahuan dan teknologinya terus berkembang, dengan pendapatan per kapita tinggi.

Hari ini, sebutnya, pendapatan per kapita Indonesia baru mencapai 4.500 dollar AS, sedangkan untuk menjadi negara maju yang ditargetkan tercapai 20 tahun lagi, minimal dibutuhkan 13.000 dollar AS pendapatan per kapita.

"Saat ini, 97 persen lapangan kerja disediakan sektor mikro dan kecil yang rata-rata usahanya masih bersifat ekonomi subsisten atau hanya memenuhi kebutuhan keluarga dan bersifat informal. Kita bisa gagal menjadi negara maju kalau tidak segera menyediakan lapangan kerja berkualitas. Salah satu program menuju negara maju, yaitu, program industrialisasi atau hilirisasi," ujarnya.

Ia pun berharap, Expo UMKM Wakatobi WAVE Tahun 2023 bisa menyemangati semua pihak, khususnya Wakatobi yang mulai mengarahkan evolusi UMKM menjadi bagian rantai pasok dunia dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi atau industrialisasi bahan baku laut.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Wakatobi Haliana menjelaskan, data dari Dinas Koperasi dan Tenaga Kerja Wakatobi menunjunjukkan terdapat 32.321 pelaku UMKM.

Dari jumlah tersebut, yang memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) hanya 1.100 usaha. Kemudian, dari memiliki Nomor Induk Koperasi (NIK) sebanyak 30 dari 47 koperasi.

"Kmai harap, jumlah tersebut semakin meningkat. Sebab, saat ini pembuatan NIB dan NIK sangat mudah. UMKM harus memnfaatkannya untuk mengakses permodalan dan kapasitas usaha ke depan," katanya.

Haliana juga berharap, expo dan festival setiap tahun yang digelar di Wakatobi, menjadi bentuk dukungan nyata pihaknya untukUMKM.

I aharap, expo tak hanya membantu UMKM berpromosi, tapi juga memperluas akses informasi UMKM agar mereka mampu berkolaborasi dengan banyak pihak sehingga usahanya dapat semakin berkembang.

"Begitu juga dengan kehadiran Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) di Wakatobi yang bisa menjadi tempat berteduh bagi UMKM. Di wadah tersebut, mereka bisa saling mendukung dan menopang demi kemajuan UMKM di Wakatobi," katanya.

Re-design PLUT Wakatobi


Dalam kunjungannya di Wakatobi, Menteri Teten juga meninjau sejumlah fasilitas UMKM di kawasan tersebut, yakni lahan Rumah Produksi Bersama (RPB) dan Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (PLUT-KUMKM).

Teten menekankan peran dan fungsi PLUT-KUMKM yang penting dalam pendampingan koperasi dan UMKM untuk berkembang, serta beradaptasi sesuai perkembangan zaman dengan menyediakan berbagai layanan dan fasilitas yang dibutuhkan para pelaku UMKM.

Keberadaan PLUT-KUMKM juga diharapkan dapat bermanfaat dalam membantu para pelaku koperasi dan UMKM mengembangkan usahanya menjadi semakin baik.

"Misalnya, yang dijual di luar Pasar Wakatobi harus yang memang unggulan wilayah. Salah satu potensi itu, rumput laut dan ikan. Keberadaan PLUT bisa membantu, misalnya dari sisi pelatihan dan kerja sama pengemasan. Dengan begitu, pengelola PLUT harus orang yang ahli di bidangnya," kata Menteri Teten.

Program re-design PLUT-KUMKM sendiri dilakukan dalam upaya mendorong penguatan peran dan fungsi serta peningkatan kualitas layanan PLUT-KUMKM. Hla ini juga dilakukan untuk meningkatkan produktivitas, nilai tambah, kapasitas dan kualitas kerja, serta daya saing dan pemulihan usaha koperasi dan UMKM.

"Kami akan terus berupaya mendorong peningkatan kualitas layanan PLUT-KUKM melalui berbagai program dan kegiatan yang diharapkan dapat mengakselerasi kinerja PLUT-KUKM agar semakin baik," tuturnya.

Terakhir, Teten berharap, keberadaan PLUT-KUMKM Kabupaten Wakatobi dapat berkembang dengan baik dan menjadi pusat pengembangan bisnis koperasi dan UMKM sesuai dengan potensi unggulan daerah agar dapat berkontribusi dalam peningkatan produk domestic regional bruto (PDRB) Kabupaten Wakatobi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com