Advertorial

Cerita Eka Yani Aprianda, Layani Peserta JKN di RS Awal Bros Pekanbaru dengan Sepenuh Hati

Kompas.com - 03/11/2023, 21:45 WIB

KOMPAS.com – Loket Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan (PIPP) Rumah Sakit (RS) Awal Bros Pekanbaru memang tak begitu ramai, tapi tak pernah kosong dari kunjungan.

Tiap beberapa menit, loket selalu didatangi pasien. Mereka datang untuk mencari informasi atau memastikan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) agar dapat digunakan.

Baru hendak mendudukkan tubuhnya di kursi, seorang petugas di loket pemberian informasi dan pelayanan pengaduan (PIPP) itu kembali berdiri, tersenyum, dan melayani pasien atau peserta JKN yang bertandang ke loketnya.

Petugas itu bernama Eka Yani Aprianda. Tiga tahun sudah ia menjadi petugas PIPP di RS Awal Bros Pekanbaru, Riau. Selain memberikan pelayanan di loket PIPP, Eka juga membantu bagian pendaftaran anjungan mandiri yang berlokasi di sebelah loket PIPP.

Terkadang, ada pasien atau peserta JKN yang tidak mahir menggunakan teknologi atau tidak ada keluarga yang menemani.

Selain handling complaint, Eka membantu peserta JKN dalam hal administrasi, seperti pendaftaran bayi baru lahir, pemutakhiran data, sambil berkoordinasi bersama petugas Penanganan Pengaduan Peserta Rumah Sakit (P3RS) hingga larut malam.

"Kami berusaha semaksimal mungkin untuk memastikan peserta JKN mendapatkan layanan kesehatan sesuai haknya di rumah sakit,” ujar Eka dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (3/11/2023).

Untuk diketahui, P3RS merupakan salah satu fungsi dari BPJS Kesehatan Siap Membantu (BPJS SATU).

Petugas BPJS SATU tak jarang saling berkoordinasi dengan fungsi PIPP di RS dalam menyampaikan informasi, menangani keluhan, serta mengurus hal-hal administratif demi memberikan kenyamanan kepada peserta JKN.

Adapun para petugas BPJS SATU punya lokasi bertugas berbeda. Ada yang menetap di satu rumah sakit, tetapi ada pula yang melakukan kunjungan ke rumah sakit lain menyesuaikan dengan jumlah rumah sakit di suatu wilayah kerja.

Eka sadar betul pentingnya tugas yang ia jalankan. Sebab, tak sedikit peserta yang belum sadar akan pentingnya jaminan kesehatan.

Ketika jatuh sakit, orang baru sadar untuk memanfaatkan BPJS Kesehatan. Padahal, penting bagi setiap orang untuk memastikan bahwa dirinya dan keluarga sudah terdaftar ke dalam Program JKN.

Tidak hanya itu, peserta JKN juga perlu memastikan kepesertaannya selalu aktif.

“Di situlah saya masuk dan memberikan informasi kepada pasien dan keluarga pentingnya memiliki jaminan kesehatan. Saya sudah lebih dulu memastikan lingkungan terdekat saya aware akan pentingnya jaminan kesehatan. Kita tak tahu kapan akan sakit. Saat sakit, kita inginnya mendapat pelayanan dengan nyaman tanpa perlu khawatir akan biaya dan penjaminan,” tutur Eka.

Ia pun teringat ketika melayani peserta kasus kecelakaan lalu lintas. Peserta JKN dan keluarga tidak mengerti prosedur yang harus dipastikan sebelum akhirnya bisa dijaminkan oleh BPJS Kesehatan.

Sebisa mungkin, Eka tetap menyampaikan informasi dengan santun agar peserta dan keluarga tidak merasa terbebani.

“Kecelakaannya terjadi di luar kota, sehingga koordinasi menjadi cukup sulit. Saya bantu mengarahkan keluarga untuk ke kantor polisi terlebih dahulu mengingat ini adalah kasus kecelakaan dimana penjamin pertama adalah Jasa Raharja,” kata Eka.

Saat itu, lanjut Eka, pihak keluarga hanya tahu bisa dijaminkan oleh BPJS Kesehatan. Untuk itu, ia ikut berkoordinasi dengan petugas polisi terkait.

“Prosesnya cukup alot. Meski begitu, alhamdulillah, berjalan lancar. Keluarga pun sangat berterima kasih kepada saya,” kenang Eka.

Eka mengungkapkan bahwa pekerjaan yang dilakoninya memang penuh tantangan lantaran kerap berhadapan dengan banyak orang dengan kebutuhan yang berbeda-beda.

Meski begitu, ia mampu profesional serta memaknai setiap tanggung jawab yang dikerjakan sehingga dapat dijalani dengan sukacita.

“Pekerjaan saya bisa dikerjakan oleh siapa saja. Namun dengan diberi makna, pekerjaan ini menjadi spesial, menjadi amalan bagi saya dan saya pun jadi senang menjalaninya,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, lanjut Eka, ia pun kerap memposisikan diri sebagai pasien ketika menjalankan tugas sebagai staf bagian PIPP. Dengan begitu, ia bisa menghargai pasien.

“Setiap keluhan yang masuk saya jadikan sebagai informasi yang saya butuhkan agar dapat memberikan solusi yang tepat kepada pasien,” kata Eka.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com