Advertorial

Menkop dan UKM: Pendirian Koperasi Pemasaran Jahema Bonsai Sejahtera Perkuat Pewujudan Ekspor Bonsai

Kompas.com - 06/11/2023, 14:42 WIB

KOMPAS.com – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop dan UKM) Teten Masduki mendukung pendirian Koperasi Pemasaran Jahema Bonsai Sejahtera oleh Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI). Pendirian koperasi ini dapat memperkuat bisnis bonsai Indonesia agar bisa menjamah pasar global.

Dukungan itu dinyatakan Teten saat menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) Ke-10 PPBI yang mengusung tema “Mewujudkan Jati Diri Seni Bonsai Indonesia Melalui Digitalisasi PPBI” di Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (4/11/2023).

"PPBI adalah salah satu organisasi hobi yang sudah beroperasi cukup lama, yakni 44 tahun. Mengelola organisasi sehingga tetap eksis dan tumbuh seperti PPBI bukan hal mudah. Hal ini bisa menjadi modal sosial untuk ditumbuhkembangkan sekaligus menandakan bahwa hobi bonsai tidak sekadar hobi atau karya seni, tetapi punya nilai ekonomi luar biasa," ucapnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (6/11/2023).

Teten melanjutkan, Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) yang tak diragukan lagi dengan kualitas bahan baku yang tak ada tandingannya. Apalagi, masyarakat Indonesia memiliki jiwa seni luar biasa.

“Jika seni dan SDA dikolaborasikan, seperti tanaman bonsai, hal ini bisa menjadi kekuatan ekonomi kreatif yang besar,” ucapnya.

Teten menilai, banyak negara melihat ekonomi kreatif sebagai alternatif dari ekonomi konvensional, seperti industri keuangan. Pada 2022, kontribusi ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional Indonesia mencapai Rp 1.134,9 triliun.

Sementara, berdasarkan The Global Bonsai Market 2022, pasar ekonomi bonsai di dunia mencapai 9,4 miliar dollar AS dan diperkirakan akan terus meningkat. Indonesia merupakan salah satu negara di Asia-Pasifik yang memimpin pasar bonsai internasional.

"Di industri (bonsai), akan banyak rantai pasok yang tercipta dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Bahan baku bonsai sendiri tumbuh tidak dari alam saja, tetapi ada upaya budi daya. Kemudian, (terdapat permintaan) kebutuhan pot hingga perawatan serta kebutuhan lain. Dengan terbangunnya ekosistem ini, diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru," ucapnya.

Ia juga menegaskan, perkembangan industri bonsai harus dilihat sebagai peluang. Seni bonsai bisa memiliki potensi untuk dibesarkan sehingga menjadi komoditas ekonomi.

“Ekonomi sirkular yang tercipta dengan bergabung dalam koperasi semakin menumbuhkan ekonomi kreatif," ujar Teten.

Agar pengelolaan menjadi profesional dan memiliki pasar yang luas, baik dalam maupun luar negeri, Teten mengarahkan Koperasi Jahema Bonsai Sejahtera untuk memanfaatkan digitalisasi. Sebab, ia melihat, pertumbuhan bisnis bonsai tercatat berkembang secara signifikan melalui toko online (e-commerce).

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop-UKM) akan terus memperkuat ekosistem usaha bonsai di Tanah Air. Upaya ini dilakukan dengan memberikan pendampingan, melakukan pembentukan, pengembangan koperasi, dan bisnis model, serta menghubungkan dengan berbagai mitra dan market.

Selain itu, Kemenkop-UKM juga akan menyediakan pembiayaan untuk koperasi-koperasi potensial melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM).

Teten pun optimistis komoditas bonsai bisa diekspor. Meski demikian, ia menyadari bahwa selama ini, komoditas tersebut terkendala izin ekspor dan karantina.

Ia pun berharap, keberadaan Badan Karantina Indonesia yang baru dibentuk dari integrasi tiga lembaga, yakni Badan Karantina Pertanian; Badan Karantina Perikanan, Pengendalian Mutu, dan Hasil Perikanan; serta Pengawasan dan Perlindungan Tumbuhan dan Satwa Liar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), bisa memudahkan koperasi bonsai melakukan ekspor.

"Hobi itu harus tumbuh market-nya supaya tidak stagnan," ujar Teten.

Ia juga berharap, kegiatan Munas Ke-10 PPBI berjalan lancar dan memberikan kontribusi besar terhadap kesejahteraan pelaku UMKM sekaligus memajukan ekonomi kreatif dan ekonomi bonsai di Tanah Air.

Pada kesempatan itu, Ketua Umum PPBI Erwin Lismar mengatakan, pihaknya tidak bisa tumbuh dengan baik tanpa ada dukungan pemerintah. Untuk itu, pihaknya terus menjalin hubungan baik dengan Kemenkop-UKM dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

"Di bawah kementerian tersebut, PBBI dapat berkembang dengan pesat. Kita dengan dunia internasional sudah sejajar. Ke depan, seni bonsai Indonesia diharapkan bisa menjadi kiblat dunia," ucapnya.

Sebagai informasi, PBBI menampilkan 1.757 pot tanaman bonsai kelas dunia dengan standar kualitas internasional pada kegiatan Munas. Acara tersebut juga melibatkan 250 cabang PPBI di seluruh Indonesia.

Selain itu, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan pembudi daya dan pelaku seni bonsai, Koperasi Pemasaran Jahema Bonsai Sejahtera dibentuk dengan melibatkan UMKM.

"Ini kesempatan bagi masyarakat untuk bisa menikmati bonsai pilihan sebagai karya seni anak bangsa karena hobi dan industri bonsai tak main-main. Harga paling tinggi di pameran ini mencapai kisaran Rp 2 miliar. Memang sangat fantastis. Pasar bonsai merupakan industri yang sangat potensial," katanya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com