Advertorial

Dirut BPJS Kesehatan Beberkan Deretan Inovasi Digital Program JKN di AeHIN 2023

Kompas.com - 07/11/2023, 19:38 WIB

KOMPAS.com - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar Asia eHealth Information Network (AeHIN) di Jakarta, Selasa (7/11/2023).

Acara yang dihadiri perwakilan berbagai negara Asia itu merupakan wadah untuk berdiskusi, berbagi pengetahuan, dan perencanaan langkah-langkah untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan melalui teknologi digital.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan, kemitraan erat antara pihaknya dengan Kemenkes telah membawa hasil positif dalam upaya mendukung perkembangan teknologi digital pada sektor kesehatan di Indonesia.

Menurutnya, inovasi-inovasi yang telah diimplementasikan dalam ekosistem Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah memberikan manfaat yang signifikan bagi para peserta.

"Hampir satu dekade beroperasi, Program JKN telah mencakup lebih dari 265,8 juta peserta. Salah satu upaya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal adalah antrean online yang dapat diakses melalui aplikasi Mobile JKN,” ujar Ghufron dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa.

Inovasi tersebut, sambungnya, telah mengubah pengalaman peserta di fasilitas kesehatan. Salah satunya, mengurangi waktu tunggu di rumah sakit yang sebelumnya bisa mencapai 6 jam menjadi hanya 2,5 jam.

“Ini adalah tonggak penting dalam meningkatkan efisiensi sistem kesehatan," tegas Ghufron.

Selain itu, kata Ghufron, aplikasi Mobile JKN juga memungkinkan peserta untuk mengakses riwayat medis dalam 12 bulan terakhir melalui i-Care JKN. Hal ini memudahkan dokter dan tenaga medis untuk memberikan pelayanan yang lebih cepat dan lebih tepat kepada peserta JKN.

"BPJS Kesehatan juga telah memperkenalkan berbagai inovasi lainnya, seperti skrining riwayat kesehatan yang bertujuan sebagai upaya preventif bagi peserta JKN dalam mencegah penyakit kronis. Ini adalah langkah penting dalam upaya pencegahan dan pemeliharaan kesehatan jangka panjang," tambahnya.

Saat ini, lanjutnya, BPJS Kesehatan juga telah melakukan penyederhanaan layanan bagi peserta yang rutin menjalani perawatan cuci darah, perawatan kejiwaan, kusta, tuberkulosis resisten obat (TB-MDR), kemoterapi, radioterapi, dan HIV/AIDS di rumah sakit.

Jika peserta JKN memiliki riwayat pelayanan di rumah sakit dan masih memerlukan layanan untuk kondisi tersebut, Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempat peserta terdaftar dapat merujuknya secara langsung ke rumah sakit yang sesuai.

“Langkah ini bertujuan untuk memberikan perawatan yang lebih efisien dan mudah diakses,” jelas Ghufron.

Dalam upaya untuk mempermudah pembayaran iuran bagi peserta JKN, BPJS Kesehatan telah menjalin kerja sama dengan 955.429 kanal pembayaran.

“Upaya ini juga menjadi bukti bahwa BPJS Kesehatan selalu berupaya memberikan kemudahan bagi peserta JKN dalam berbagai hal, termasuk upaya collecting iuran," terang Ghufron.

Ghufron juga menyebut bahwa BPJS Kesehatan memiliki potensi sumber data yang sangat besar. Hal ini dapat menjadi sumber informasi berharga bagi akademisi dan praktisi dalam perancangan kebijakan kesehatan yang lebih efektif.

"Data ini dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk menganalisis, memahami, dan merancang kebijakan kesehatan. Tentu, semua (upaya) itu (dilakukan) dalam rangka memajukan ekosistem Program JKN," papar Ghufron.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa melalui digitalisasi, akses kesehatan akan menjadi lebih transparan, mudah dijangkau, dan berkualitas. Ini juga akan berdampak positif pada ketersediaan obat-obatan yang lebih luas di pasar.

"Acara AeHIN 2023 tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi pengalaman, tetapi juga untuk memotivasi semua pihak untuk terus mendorong perkembangan teknologi digital dalam sektor kesehatan di Asia. Dengan inovasi, kolaborasi, dan pemanfaatan data yang efektif, masa depan layanan kesehatan di Indonesia dan di seluruh Asia tampak semakin cerah," terang Budi.

Pada kesempatan sama, Chairman AeHIN Boonchai Kijsanayotin juga mengungkapkan kekagumannya terhadap Indonesia saat menghadapi pandemi Covid-19.

Ia mengapresiasi kesuksesan Indonesia dalam menerapkan layanan digital saat pandemi Covid-19 berlangsung.

“Harapannya, melalui kegiatan hari ini, kita dapat saling bertukar pengalaman antarnegara dalam menerapkan digitalisasi di bidang kesehatan. Apabila kita membantu teman, maka teman akan membantu kita. Dengan semangat kooperatif yang tinggi maka kita dapat melampaui tantangan yang ada,” ujar Boonchai.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com