Advertorial

Indonesia Eco Capital dan CCNG Teken Kerja Sama untuk Lawan Perubahan Iklim

Kompas.com - 09/11/2023, 13:11 WIB

KOMPAS.com - PT Indonesia Eco Capital dan China Carbon Neutral Development Group Limited (CCNG) meneken kerja sama untuk membangun PT Zero Carbon Future Indonesia.

Lewat kerja sama itu, kedua belah pihak berupaya menangani masalah perubahan iklim agar masa depan Indonesia menjadi lebih baik, cerah, dan hijau yang selaras dengan target pemerintah.

Seperti diketahui, pemerintah Indonesia telah menargetkan net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. Melalui target ini, pemerintah berupaya agar jumlah jejak karbon yang bersumber dari aktivitas manusia tidak melebihi jumlah emisi yang dapat diserap bumi.

Upaya itu pun juga sejalan dengan tekad China untuk mencapai netralitas karbon pada tahun yang sama.

Direktur PT Indonesia Eco Capital Fiona Chaw mengatakan, pihaknya senang dapat bekerja sama dengan CCNG.

“Saya mewakili Indonesia Eco Capital senang dapat merayakan penandatanganan kontrak kerja sama dengan CCNG untuk mendirikan Zero Carbon Future Indonesia. Ini jadi langkah signifikan menuju masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan,’’ ujar Fiona dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (8/11/2023).

Fiona pun menekankan tentang pentingnya fokus dalam melakukan sejumlah upaya, seperti perdagangan karbon, portal web, platform digital, dan konsultasi manajemen.

Ia juga menggarisbawahi potensi dan pentingnya kemitraan dengan CCNG dalam membentuk masa depan Indonesia yang berkelanjutan. Hal ini dinilainya selaras dengan tujuan Zero Carbon Indonesia.

Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) CCNG Zhong Guoxing menjelaskan bahwa pihaknya memiliki tekad kuat untuk menjadi pelaksana strategi bisnis Jalur Sutera yang berpusat di Hong Kong.

“Kemitraan dengan Indonesia Eco Capital merupakan langkah strategis dalam menjalani peran global. Kami berharap, kolaborasi yang tulus dengan memadukan keunggulan masing-masing perusahaan dapat memberikan hasil yang berlimpah," jelas Zhong.

Komisaris Utama Zero Carbon Future Indonesia Haji Surianto juga menyambut positif kemitraan tersebut.

"Zero Carbon Future Indonesia merupakan langkah penting menuju masa depan yang lebih baik. Kami hadir untuk meningkatkan kesadaran di masyarakat mengenai potensi kredit karbon dan cara mengoptimalisasi penggunaannya agar lebih ekonomis dan berkelanjutan," kata Surianto.

Kemitraan tersebut, sambungnya, bukan bisnis semata, tapi juga untuk memajukan kesadaran terhadap pentingnya keberlanjutan lingkungan demi kemajuan masyarakat secara keseluruhan.

Zero Carbon Future Indonesia sendiri akan berfokus pada pemanfaatan kredit karbon sebagai alat vital dalam memerangi perubahan iklim.

Adapun dalam konteks global yang semakin berfokus pada pengurangan emisi, kredit karbon muncul sebagai solusi yang berpotensi menguntungkan bagi perusahaan dan negara.

Oleh karena itu, penandatanganan kontrak kerja sama tersebut dinilai hanya sebagai bagian awal dari perjalanan yang menjanjikan demi Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Adapun untuk langkah pertama, Zero Carbon Future Indonesia berkomitmen untuk menjadi penggerak perubahan yang signifikan dan berupaya untuk terus mendorong Indonesia dan China dalam mencapai tujuan iklim mereka.

“Kolaborasi ini berfungsi adalah contoh cemerlang dari dampak positif kemitraan lintas negara dalam mengatasi tantangan global. Semoga, kerja sama ini mampu membawa harapan untuk masa depan yang mana sektor bisnis juga secara aktif berkontribusi pada zero carbon,” jelasnya.

Peluang di Indonesia

Sebagai informasi, perdagangan bursa karbon di Indonesia telah diresmikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Selasa (26/9/2023).

Adapun sumber potensial kredit karbon di Indonesia meliputi hutan alam, mangrove, lahan gambut, hutan lindung, penggunaan kendaraan listrik, dan reboisasi atau konservasi hutan. Satu kredit karbon setara dengan pengurangan 1 ton emisi karbondioksida (CO2).

Pasar potensial untuk program kredit karbon sendiri menyasar pada perusahaan dengan orientasi ekspor yang memiliki kebutuhan untuk memasarkan produknya di negara-negara yang sadar dan menerapkan skema tersebut.

Selain itu, perusahaan dari sektor pertambangan dan peleburan juga punya potensi yang cukup menjanjikan dalam pasar kredit karbon.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com