Advertorial

Dari Keindahan Alam hingga Warisan Budaya, Desa Watuhadang Sukses Gali Potensi lewat Inovasi

Kompas.com - 09/11/2023, 14:27 WIB

KOMPAS.com– Indonesia memiliki kekayaan alam dan keunikan budaya di berbagai daerah yang dapat menjadi nilai tambah. Kondisi ini membuat bumi pertiwi begitu kaya dan istimewa.

Salah satu wilayah yang memiliki potensi keindahan alam dan keunikan budaya adalah Desa Watuhadang di Kecamatan Umalulu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Desa seluas 7.050 hektare (ha) itu memiliki keunikan topografi berupa sabana yang membentang luas di dataran dan perbukitan.

Selain potensi alam, Desa Watuhadang juga memiliki potensi kerajinan tenun yang menjadi kebanggaan desa. Selama bertahun-tahun, para penenun di desa ini melestarikan kerajinan tenun secara turun-temurun.

Kepala Desa Watuhadang Rihart Watuwaya bercerita, potensi kerajinan tenun di desanya berawal dari upaya mempertahankan budaya tenun. Upaya ini ternyata sukses menarik minat wisatawan.

“Siapa sangka, aktivitas sehari-hari penduduk kami bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, terutama wisatawan mancanegara,” kata Rihart di tayangan Petualangan BRILiaN The Series 3 Episode 1.

Sebagai informasi, Desa Watuhadang menjadi salah satu peserta dalam Program Desa BRILiaN 2022. Sejak bergabung dengan program ini, inisiatif pemberdayaan di Desa Watuhadang terus berkembang. Hal ini dilakukan warga Desa Watuhadang bersama Tabungan BRI Simpedes.

Lewat program Desa BRILiaN, Tabungan BRI Simpedes terus mendorong pengembangan desa melalui praktik kepemimpinan desa yang unggul. BRI juga bekerja sama dengan masyarakat Desa Watuhadang untuk memaksimalkan budaya lokal dan keindahan pariwisata sebagai potensi desa.

Selain tabungan dan permodalan dari Tabungan BRI Simpedes, BRI juga mendampingi dan memberikan pelatihan kepada penduduk Desa Watuhadang yang mayoritas merupakan pengrajin tenun. Dengan pendampingan dan pelatihan, masyarakat desa sukses memaksimalkan potensi di Desa Watuhadang.

Hasil kerajinan tenun tersebut dapat berkembang pesat berkat kerja sama masyarakat dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) setempat, yakni Nduma Luri.

Hasil kerajinan tenun Desa Watuhadang. DOK. Tangkapan layar YouTube Kompas TV Hasil kerajinan tenun Desa Watuhadang.

BUMDes yang didirikan pada 2017 itu berperan memfasilitasi usaha kreatif di desa, mulai dari proses produksi hingga pemasaran di tingkat lokal dan nasional.

Sementara itu, warga yang tergabung dalam BUMDes Nduma Luri bertanggung jawab memasarkan produk tenun kepada penduduk lokal, wisatawan yang berkunjung, pasar lokal, serta berbagai pameran.

Dalam mendukung transaksi digital, BUMDes Nduma Luri juga berperan sebagai AgenBRILink, yaitu Agen Laku Pandai yang diinisiasi oleh BRI. Dengan demikian, BUMDes ini dapat membantu menyediakan akses keuangan digital untuk berbagai kebutuhan masyarakat Desa Watuhadang.

Inovasi jadi kunci

BUMDes Nduma Luri terus berkembang dan berinovasi dengan memaksimalkan teknologi dan bantuan dari BRI. Kini, para pengrajin sudah bisa menjajakan kain tenun dengan metode pembayaran cashless atau tanpa uang tunai. 

“Saat bertransaksi, kami sudah tidak menggunakan uang tunai, tapi menggunakan metode Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) melalui aplikasi seperti BRImo,” ujar Rihart. 

Rihart mengaku, pembinaan dilakukan Tabungan BRI Simpedes amat dibutuhkan untuk mendorong inovasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Tak hanya itu, BRI juga membantu pembinaan melalui evaluasi dan pelatihan berkala. Inisiatif ini dapat menambah pengetahuan pelaku UMKM dalam mengembangkan usaha tenun dan wisata desa.

Desa Watuhadang, lanjutnya, sukses masuk 10 besar Desa BRILian dalam penghargaan Nugraha Karya 2022. Prestasi ini bisa dicapai berkat pendampingan secara berkelanjutan dari Tabungan BRI Simpedes, inovasi, serta semangat transformasi untuk membuat Desa Watuhadang menjadi destinasi wisata.

Dalam waktu dekat, BUMDes Nduma Luri akan memperluas pasar kain tenun melalui media sosial. Saat ini, BUMDes ini sedang melakukan pengembangan untuk mewujudkan rencana ini.

Dengan demikian, potensi yang dimiliki Desa Watuhadang dapat membawa kebaikan untuk seluruh lapisan Masyarakat. Dengan demikian, masyarakat menjadi percaya diri untuk meraih peluang.

Kepala Desa Watuhadang Rihart Watuwaya. DOK. Tangkapan layar YouTube Kompas TV Kepala Desa Watuhadang Rihart Watuwaya.

“Melalui promosi di media sosial, hasil kerajinan tenun Desa Watuhadang bisa dikenal lebih luas. Kami ingin melayani dengan sepenuh hati seperti BRI,” tuturnya.

Rihart melanjutkan bahwa warga desa dan tokoh adat akan terus mengembangkan potensi wisata di Desa Watuhadang secara kolektif.

Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai warisan budaya serta keindahan alamnya Desa Watuhadang, Anda dapat menyaksikannya dalam tayangan Petualangan BRILiaN The Series 3 Episode 1 di kanal YouTube Kompas TV.

Acara yang dipandu Dion Wiyoko itu akan menghadirkan beragam cerita inspiratif dari berbagai penjuru lokasi di Indonesia. Dion akan mengajak pemirsa berkeliling ke berbagai tempat dan bercerita sambil mengajak penonton menyusuri keindahan alam dan budaya lokal.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com