Advertorial

Lewat Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Dorong Generasi Muda Bali Bersikap Kritis

Kompas.com - 09/11/2023, 15:07 WIB

KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Ditjen IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggelar forum literasi demokrasi bagi generasi muda di Denpasar, Bali, Rabu (8/11/2023).

Mengusung tema bertajuk “Masyarakat Kritis, Masyarakat Demokratis”, Kemenkominfo menghadirkan peneliti demokrasi Indonesia Anastacia Patricia Novlina N serta pemengaruh (influencer) sekaligus lawyer Yonathan Andre Baskoro.

Ketua Tim Kerja Ditjen IKP Kemenkominfo Agus Tri Yuwono mengatakan, para pemuda harus dapat menjaga semangat perjuangan para pahlawan guna menguatkan nilai-nilai nasionalisme dan kebangsaan untuk mengisi kemerdekaan Indonesia.

Tri menilai, Hari Pahlawan tidak sekadar peringatan atau jargon, tetapi gerak langkah bangsa menuju Indonesia yang lebih maju.

“Generasi muda sebagai agen perubahan perlu menjadi (aktor) revolusi yang mengonsolidasikan strategi gerakan moral yang bertanggung jawab bagi kepentingan bangsa,” ujar Agus dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (9/11/2023).

Ia berharap, generasi muda memberi warna baru sebagai perwujudan, pertanggungjawaban, serta kekuatan berbasis pemahaman nasionalisme, kepahlawanan, dan Pancasila.

Di sisi lain, Agus mengakui bahwa generasi muda kini dihadapkan dengan dinamika zaman yang tak mudah. Hal ini seiring dengan laju perubahan, perkembangan teknologi yang pesat, serta kompleksitas tantangan sosial yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.

Untuk itu, masyarakat dituntut mampu bersikap kritis terhadap setiap permasalahan. Pemikiran tersebut diharapkan dapat menghasilkan solusi guna memajukan lingkungan, terutama dalam mendukung kehidupan secara demokratis.

“Menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) Damai 2024, pemuda tidak dapat melepaskan diri atau menghindar dari politik. Sebab, masa depan bangsa ditentukan oleh para pemuda. Mari menjaga warisan perjuangan para pahlawan untuk membangun Tanah Air dengan melakukan hal-hal positif yang menginspirasi orang lain,” kata Agus.

Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia, jumlah pemilih pada 2024 didominasi oleh generasi muda, yakni sekitar 52 persen.

Oleh karena itu, Agus mendorong kalangan muda di Bali berpartisipasi menyukseskan pelaksanaan pesta demokrasi 2024 untuk memilih calon presiden, wakil presiden (wapres), anggota legislatif, bupati, wali kota, dan gubernur.

Ia berharap, para pemuda menjadi pahlawan masa kini yang berpikir kritis dan dapat tampil sebagai agen penjaga moral dan etika politik dalam proses demokrasi untuk membangkitkan semangat kolaborasi dan memajukan negeri serta menyatukan visi kebangsaan menuju tatanan demokrasi yang lebih baik.

“Jadilah pemilih cerdas pada Pemilu Damai 2024 nanti,” kata Agus.

-Dok. Kemenkominfo -

Praktik demokrasi

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Demokrasi Indonesia pada 2021 mencapai 78,12 persen. Sementara, pada 2022 mencapai 80,41 persen.

Dalam skala global, nilai indeks demokrasi Indonesia pada 2021 menorehkan skor 6,71. Capaian ini menempatkan Indonesia pada peringkat ke-52 dunia. Skor ini sama dengan capaian indeks demokrasi Indonesia pada 2022, tetapi secara peringkat turun menjadi ke-54 dunia.

Pada kesempatan tersebut, Anastacia mengatakan, generasi muda merupakan kalangan yang paling beruntung berkat kehadiran media sosial (medsos).

“Kalian punya saluran aspirasi untuk menyampaikan kritik dan aspirasi, tidak seperti zaman Orde Baru,” ungkap Anastacia.

Meski begitu, menurutnya, kesempatan tersebut sering kali disalahgunakan dengan menyampaikan hal-hal yang menyimpang. Padahal, demokrasi harus beriringan dan seimbang antara kritik, pujian, dan masukan.

Ia menilai, praktik berdemokrasi adalah upaya setiap individu untuk menghargai pendapat atau pilihan orang lain.

“Hargai setiap pilihan orang lain, sedangkan yang berbahaya jika pilihannya seragam. Negara menjamin perbedaan. Sebagai contoh, pada praktiknya bisa dilakukan dalam kegiatan merencanakan pembangunan di desa atau lingkungan sekitar tempat tinggal,” jelasnya.

Hak pilih sebagai warga negara

Pada kesempatan sama, Yonathan mengemukakan bahwa kebebasan berekspresi dalam demokrasi telah diatur dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Menurutnya, dalam menyampaikan aspirasi dan kritik di era demokrasi harus obyektif.

“Jangan subyektif. Harus berdasarkan data. Mahasiswa sebagai kalangan intelektual harus punya solusi,” papar Yonathan.

Ia pun mengajak generasi muda untuk bersama-sama mencari solusi guna mengatasi permasalahan bangsa.

Adapun gotong-royong merupakan salah satu kunci untuk menemukan solusi tepat.

“Demokrasi bukan hanya memberi kesempatan untuk berbicara seluas-luasnya dengan tidak memperhatikan norma etika, ketertiban umum, dan asusila. Bebas bukan berarti tak ada aturan,” kata Yonathan.

Ia menambahkan, kalangan muda dapat mempraktikkan demokrasi dalam gelaran Pemilu 2024. Ia pun mendorong generasi muda untuk menggunakan hak pilih sebagai bagian keikutsertaan sebagai warga negara Indonesia (WNI).

Yonathan berharap, para pemuda di Denpasar dan Bali pada umumnya dapat meningkatkan partisipasi dalam pesta demokrasi Pemilu Damai 2024.

“Hak pilih atau hak konstitusi sebagai warga negara harus digunakan. Hal ini sangat penting untuk menentukan arah bangsa ini ke depan. Jangan apatis, apa pun latar belakang kalian,” tegasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com