Advertorial

Kenalkan Implementasi Program JKN, BPJS Kesehatan Dampingi Kunjungan Delegasi AeHIN ke RS Pelni

Kompas.com - 10/11/2023, 16:09 WIB

KOMPAS.com – Sejumlah negara dari berbagai belahan dunia tertarik untuk mempelajari Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) besutan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Pasalnya, berkat program tersebut, Indonesia berhasil meraih Universal Health Coverage (UHC) sebesar 95 persen. Artinya, sebanyak 95 persen dari total penduduk Tanah Air telah dijangkau oleh sistem jaminan kesehatan.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti menjelaskan, capaian tersebut membuat pihaknya mengelola data dengan jumlah yang sangat besar.

“Data tersebut merupakan aset penting untuk berbagai kebutuhan, mulai dari penelitian hingga penyusunan kebijakan untuk mendukung optimalisasi Program JKN,” tuturnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (10/11/2023).

Ghufron menyebut, pihaknya juga telah menyediakan data sampel yang dirancang agar dapat merepresentasikan data di BPJS Kesehatan.

Dengan demikian, data tersebut bisa dimanfaatkan oleh peneliti, akademisi, praktisi, dan pihak-pihak terkait lainnya.

“Data dan informasi Program JKN ini ibarat tambang emas. Setiap hari, ada 112 juta transaksi data yang berlangsung di dalam ekosistem Program JKN, atau 1.296 transaksi data per detik,” jelasnya.

Ghufron menambahkan, pihaknya memiliki 397,8 miliar row data, yang meliputi data kepesertaan, pelayanan kesehatan, dan iuran.

“Karenanya, kami berupaya memastikan keamanan data peserta BPJS Kesehatan dilindungi sebaik-baiknya,” kata Ghufron.

Ghufron juga menjelaskan bahwa BPJS Kesehatan senantiasa mengembangkan berbagai inovasi digital untuk menghadirkan wajah baru sekaligus memudahkan pelayanan kesehatan untuk peserta.

Inovasi tersebut meliputi antrean online yang diintegrasikan ke seluruh fasilitas kesehatan, layanan skrining riwayat kesehatan untuk mendeteksi dini risiko penyakit kronis, konsultasi online dengan dokter, hingga i-Care JKN.

“Peserta JKN dapat melihat riwayat pelayanan yang telah diberikan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). Informasi tersebut mencakup detail diagnosis, tindakan medis, fasilitas kesehatan pemberi layanan, dan tanggal pelayanan selama setahun terakhir,” papar Ghufron.

Melalui i-Care JKN, lanjutnya, dokter juga dapat merencanakan perawatan yang sesuai berdasarkan data aktual dan faktual. Inovasi ini dinilai bakal meningkatkan efisiensi dalam pelayanan kesehatan.

Kunjungan lapangan

BPJS Kesehatan juga mendampingi para delegasi Asia eHealth Information Network (AeHIN) untuk melakukan site visit ke Rumah Sakit Pelni, Jakarta.

Kunjungan tersebut bertujuan untuk melihat implementasi inovasi berbasis digital yang dihadirkan BPJS Kesehatan di fasilitas kesehatan.

Direktur Rumah Sakit Pelni Rudy Hartono menyampaikan rasa terima kasih kepada BPJS Kesehatan dan AeHIN karena pihaknya telah dipercaya untuk memperkenalkan layanan yang diterapkan ke berbagai perwakilan negara yang hadir di Indonesia.

“Kami akan terus mendukung penyelenggaraan Program JKN melalui inovasi dan integrasi sistem layanan digital yang bisa diakses oleh masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Chairman AeHIN Boonchai Kijsanayotin mengucapkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan dan Kementerian Kesehatan RI karena telah menyediakan wadah untuk mempelajari sistem jaminan kesehatan dan pelayanan di fasilitas kesehatan di Indonesia.

Lewat kunjungan tersebut, lanjutnya, ada banyak ilmu yang bisa diadopsi oleh rumah sakit di berbagai negara.

“Kita hadir di sini untuk berbagi pengalaman dan teknologi untuk membangun sistem informasi kesehatan dengan kemampuan dari tiap negara untuk mencapai satu tujuan mulia, yaitu UHC. Harapannya, kita bisa saling membawa dampak positif untuk ke depannya,” tutur Boonchai.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com