Advertorial

Cari Calon Atlet Panjat Dinding dari Mapala, Eiger Gelar Kompetisi di Jatim

Kompas.com - 12/11/2023, 17:17 WIB

KOMPAS.com – Eiger Adventure (Eiger) menggelar perlombaan panjat dinding untuk Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) se-Jawa Timur (Jatim) di INDOFEST Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Sabtu (11/11/2023).

Kegiatan ini kemudian mendapat sambutan baik dari para Mapala Jatim. Beberapa di antaranya bahkan rela menempuh ratusan kilometer menggunakan bus atau kereta.

Tak sedikit pula pendaftar yang hadir dengan menggunakan sepeda motor. Salah satunya, peserta dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Jatim Ainur.

Bersama teman dan peserta lainnya, mereka berlomba menjadi yang tercepat untuk sampai di puncak papan.

“Kami datang karena ingin menguji kemampuan, bersaing dengan kawan-kawan mahasiswa lain,” ujar Ainur.

Proses kualifikasi pun berlangsung ketat. Sejak pagi hingga sore, para mahasiswa dan mahasiswi bergiliran memanjat papan panjat bertuliskan “EIGER”.

Untuk menjamin keselamatan para Mapala, Eiger menggandeng Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Surabaya yang ikut bertanggung jawab dalam mengatur sistem perlombaan, papan panjat, dan alat keamanan.

Terkait pelaksanaan acara, penanggung jawab Eiger Speed Climbing Competition Galih Donikara menjelaskan bahwa agenda ini dilakukan untuk menemukan atlet panjat Indonesia dari organisasi Mapala.

“Dulu yang memulai kejuaraan panjat itu Mapala. Lewat lomba panjat antara Mapala se-Jatim ini, kami ingin mengembalikan bahwa Mapala bisa menciptakan atlet panjat hebat,” ungkap Galih Donikara.

Pada sore hari, Eiger mengumumkan pemenang untuk masing-masing kategori. Dari kategori Speed Classic Putradan Speed Clasic Putrikeduanya memiliki tiga pemenang.

Salah satu pemenang adalah Krisna Saputra Hidayat dari Ikatan Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Ekonomi (Impafe) Universitas Panca Marga Probolinggo.

Ia berhasil meraih juara 1 kategori speed classic putra dengan catatan tercepat dan mendapatkan medali emasPada kesempatan tersebut, Krisna mengaku sudah terbiasa melakukan olahraga panjat dinding sejak usia 13 tahun.

“Saya gabung di Mapala untuk meneruskan hobi dan cita-cita menjadi atlet panjat profesional. Semoga dalam waktu dekat ada lagi kejuaraan seperti ini,” ujar Krisna.

Untuk kategori speed classic putri, pemenang juara 1 diraih oleh Sheila Kartikaning Anggraeni asal Mupalas Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Kemudian, juara 2 diraih oleh Rindy Antika dari Himapala Universitas Negeri Surabaya dan juara 3 diraih oleh mahasiswi asal Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo Dwi Deska Wulandari.

“Pas jadi mahasiswa baru coba masuk Mapala, coba panjat, eh kok ketagihan, daftar lomba kok malah masuk final,” cerita Dwi Deska.

Tak hanya diapresiasi para pemenang, Galih juga ikut merasa kagum dengan performa para pemenang.

Usianya para pemenang ini masih hitungan 19 dan 20 tahun, tetapi kecepatan dan ketangguhan pemanjat profesional sudah terlihat,” jelasnya. 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com