Advertorial

Mengenal Waste Station di Tanah Air, Apa Pentingnya Fasilitas Ini?

Kompas.com - 13/11/2023, 14:55 WIB

KOMPAS.com – Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan yang mendesak di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Dengan pertumbuhan populasi yang cepat dan pola konsumsi yang tinggi, produksi sampah semakin meningkat. Hal ini membuat pengelolaan sampah yang tepat menjadi semakin penting.

Berdasarkan Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), timbulan sampah se-Indonesia mencapai 36 juta ton pada 2022. Dari jumlah tersebut, sampah yang terkelola baru 62,35 persen.

Salah satu solusi yang kian berkembang untuk memaksimalkan penanganan sampah adalah penyediaan waste station.

Waste station adalah fasilitas yang dirancang khusus untuk mengumpulkan, mengelola, dan mengolah berbagai jenis sampah dengan cara berkelanjutan. Fasilitas ini berperan penting dalam menjaga kebersihan lingkungan, mengurangi dampak negatif terhadap alam, dan mengurangi emisi karbon.

Fasilitas tersebut biasanya dilengkapi dengan berbagai peralatan pengolahan limbah, seperti tangki septik, instalasi pengolahan air limbah (IPAL), dan mesin daur ulang.

Cara kerja waste station berbeda-beda tergantung pada jenis sampah. Sampah domestik, misalnya, ditangani menggunakan sistem IPAL yang bekerja dengan cara memisahkan sampah menjadi dua komponen, yaitu air dan padatan. Air sampah atau lindi kemudian diolah untuk menghilangkan polutan, sedangkan padatannya diolah menjadi kompos atau biogas.

Sementara untuk sampah industri, ada peralatan khusus yang dipakai waste station untuk mengolahnya. Ini dilakukan agar pengolahan sampah tidak berbahaya bagi lingkungan. Begitu juga dengan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Peralatan khusus dipakai sehingga proses mendaur ulang atau memusnahkannya bisa dilakukan secara aman.

Adapun contoh limbah B3 di antaranya limbah dari rumah sakit atau pabrik, serta elektronik bekas, baterai bekas, dan botol bekas pengharum ruangan. Limbah jenis ini tidak bisa dikelola secara asal atau dicampur dengan jenis sampah lain.

Siapa saja bisa mengakses waste station, mulai dari skala individu, komunitas, hingga perusahaan, baik secara gratis maupun berbayar.

Di Indonesia, tren waste station semakin berkembang sejalan dengan peningkatan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Toyota, sebagai salah satu perusahaan otomotif ternama, turut ambil bagian dalam upaya ini.

Melalui kampanye “It’s Time For Everyone”, perusahaan itu telah mendirikan sejumlah waste station di berbagai titik di Pulau Jawa, dimulai dari Jakarta, dan berencana untuk terus menambahnya setiap tahun.

Kampanye sendiri merupakan upaya Toyota dalam mengurangi emisi karbon guna mencegah peningkatan risiko pemanasan global dan perubahan iklim sekaligus sebagai dukung kepada Pemerintah Indonesia dalam mencapai net zero emission (NZE) pada 2060. 

Peresmian kampanye “It’s Time For Everyone” ditandai dengan pengadaan waste station pada acara “It’s Time For Everyone Expo” di Mall Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Desember 2022.

Kegiatan tersebut menjadi stepping stone atau pijakan awal Toyota untuk menyediakan berbagai cara pengurangan emisi karbon lainnya.

Adapun sebaran Toyota Waste Station berada di Golf Island Pantai Indah Kapuk, Jakarta; Kamandaka Kota Baru Parahyangan, Bandung; Radial Road Citraland, Surabaya; Museum Angkut, Kota Batu; Politeknik Astra, Cikarang; dan Taman Lalu Lintas, Bandung.

Pengadaan fasilitas tersebut bekerja sama dengan Rekosistem, perusahaan rintisan yang bergerak di bidang teknologi iklim yang menawarkan layanan pengelolaan dan daur ulang limbah untuk mengoptimalkan rantai nilai limbah.

Toyota Waste Station bekerja dengan cara terstruktur dan berkesinambungan. Sementara, sampah yang diterima adalah sampah anorganik dalam berbagai rupa, mulai dari peralatan elektronik, kertas, botol, kaleng, kardus, hingga minyak goreng bekas pakai.

Seperti diketahui, sampah anorganik merupakan sampah yang tidak dapat diurai (nondegradable), baik oleh bakteri atau mikroorganisme. Karena itu, pengelolaan dan pengolahannya memerlukan alat khusus.

Pelanggan yang ingin berpartisipasi dapat membawa sampah anorganik ke Toyota Waste Station terdekat. Di fasilitas ini, sampah tersebut kemudian akan diolah dengan prinsip 3R, yakni reuse (menggunakan kembali), reduce (mengurangi), dan recycle (mendaur ulang).

Partisipasi pelanggan akan diapresiasi oleh Toyota dalam bentuk pemberian reward uang elektronik atau saldo e-wallet dengan mempertimbangkan jumlah sampah yang dibawa ke Toyota Waste Station.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Toyota Waste Station, silakan klik tautan ini.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com