Advertorial

Menanti Keseriusan Pemprov DKI untuk Abadikan Nama Ali Sadikin

Kompas.com - 14/11/2023, 14:09 WIB

KOMPAS.com - Terhitung sejak 2021 hingga 2023, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi, belum juga mendapat kabar gembira dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI, terkait usulan agar nama Ali Sadikin diabadikan sebagai nama jalan dan gedung.

Melalui surat resmi yang dikirim pada Jumat (11/11/2023), pria yang akrab disapa Pras itu kembali mengingatkan Pemprov DKI Jakarta agar menindaklanjuti permohonan untuk mengganti nama Jalan Kebon Sirih dan salah satu gedung di Balai Kota menjadi Ali Sadikin.

Surat bernomor 1054/HM.03 itu bersifat penting dan ditujukan langsung kepada Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta.

"Menindaklanjuti permohonan usulan perubahan nama Balaikota dan nama jalan, sebagaimana telah disampaikan dalam forum Rapat Paripurna pada Hari Ulang Tahun Kota Jakarta ke-494 dan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Jakarta ke-496," tulis surat tersebut dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (14/11/2023).

Lebih lanjut, disebutkan pula bahwa penggantian nama jalan dan gedung tersebut merupakan bentuk mengenang dan penghormatan terhadap H Ali Sadikin sebagai tokoh yang berjasa dalam perjuangan Jakarta peran besarnya dalam memodernisasi Ibu Kota Jakarta.

Berikut adalah kutipan lengkap surat permohonan yang ditandatangani Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta H Prasetyo Edi Marsudi.

“Di mana dalam forum tersebut telah disampaikan bahwa untuk mengenang dan menghormati jasa H. Ali Sadikin sebagai tokoh yang sangat berjasa dalam perjuangan Jakarta dan juga merupakan Gubernur yang berperan besar memodernisasi Ibukota Jakarta. Untuk itu, DPRD Provinsi DKI Jakarta mengusulkan kepada Saudara Penjabat Gubernur DKI Jakarta agar nama H. Ali Sadikin diabadikan menjadi: 1. Nama Jalan Kebon Sirih menjadi Jalan Gubernur H. Ali Sadikin, dimulai dari perempatan Jalan Abdul Muis sampai dengan perempatan Jalan Menteng Raya, seberang Tugu Patung Tani, 2. Gedung Blok G Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjadi Graha H. Ali Sadikin atau Pendopo H. Ali Sadikin”.

Merespons permohonan resmi itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Misan Samsuri mendukung upaya Prasetyo menagih lagi usulan yang telah disampaikan sejak tiga tahun silam.

Misan mengatakan, apa yang ada dan dimiliki Jakarta saat ini tidak terlepas dari sosok dan peran Ali Sadikin sebagai gubernur pertama Kota Jakarta.

"Bang Ali Gubernur DKI Jakarta pertama, kan? Ingat saja jasa-jasanya sudah banyak. Bagaimana untuk mengingat? Ya, diabadikan. Saya pikir sangat wajar Ali Sadikin mendapat tempat di hati warga Jakarta dengan dijadikan nama jalan di Jakarta atau gedung," terangnya.

Jangan pernah melupakan sejarah

Lebih lanjut, Pras mengungkapkan, di era saat ini dengan laju kecanggihan teknologi dan arus modernisasi, tidak sedikit generasi muda yang dengan mudah melupakan sejarah.

Padahal, Indonesia adalah bangsa besar yang kebesarannya patut untuk diperjuangkan seluruh rakyat.

"Kenapa banyak nama-nama jalan di Jakarta diberi nama pahlawan? Supaya bisa dikenang bagaimana perjuangannya. Harapannya, agar keberanian atas perjuangannya bisa dilanjutkan. Oleh karena itu, saya mengusulkan agar nama Ali Sadikin diabadikan. Tujuannya sama, jangan pernah melupakan sejarah" tegasnya.

Menurut Pras, Jakarta sebagai kota metropolitan saat ini tak bisa dilepaskan dari sejarah yang dibangun Bang Ali–sapaan akrab Ali Sadikin.

Di bawah kepemimpinan Ali Sadikin pada 1966-1977, sambungnya, Jakarta mengalami banyak perubahan karena berbagai proyek pembangunan hasil buah pikirannya.

Sebut saja, Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Pusat, Kebun Binatang Ragunan Jakarta Selatan, Taman Impian Jaya Ancol Jakarta Utara, Proyek Senen Jakarta Pusat, serta pelestarian budaya Betawi di Kawasan Condet Jakarta Timur.

Selain itu, Ali Sadikin juga mewarisi kegiatan yang setiap tahun digelar di Jakarta, yaitu Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat.

Purnawirawan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) jenderal bintang tiga itu juga memperbaiki sarana transportasi dengan mendatangkan banyak bus kota, menata trayek, serta menyiapkan halte.

“Di bawah kepemimpinannya (Ali Sadikin), Jakarta berulang kali menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) yang mengantarkan kontingen DKI Jakarta menjadi juara umum berkali-kali,” imbuhnya.

Prasetyo sebelumnya menyesalkan Ali Sadikin tidak dijadikan nama jalan di era Gubernur Anies Baswedan. Dia menyebut, Anies tidak seharusnya melupakan jasa Ali Sadikin dengan segudang peran dan jasa yang telah diberikan untuk Kota Jakarta.

"Ali Sadikin jelas-jelas sosok dan tokoh berjasa. Bagaimana dimulainya Jakarta sebagai kota metropolitan sampai saat ini salah satunya jasa Ali Sadikin," kata Pras pada 2022 lalu.

Pras berharap, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dapat memuluskan inisiatif tersebut agar sosok Ali Sadikin tidak dilupakan generasi muda saat ini dan generasi mendatang. 

“Nama Ali Sadikin memiliki alasan kuat untuk diabadikan. Saya berharap, Pak Gubernur Heru bisa menindaklanjuti usulan yang kembali dan berulang-ulang kali saya sampaikan," tuturnya.

***

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com