Advertorial

Menakar Peran Guru di Tengah Pesatnya Perkembangan Teknologi Dunia Pendidikan SMA Taruna Bakti

Kompas.com - 15/11/2023, 14:59 WIB

KOMPAS.com – Perkembangan teknologi telah mengubah dunia pendidikan secara signifikan, termasuk metode pengajaran dan pembelajaran. Salah satu wujud dari perubahan itu adalah kemunculan berbagai platform belajar digital yang bisa diakses secara bebas dan gratis.

Kehadiran platform tersebut membuat siapa saja kini dapat belajar secara mandiri atau self-paced learning. Sementara, peran guru bisa saja tergantikan meski kehadirannya tak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan.

Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), pada 2021, sebanyak 60 persen guru masih memiliki kemampuan yang terbatas dalam menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Kondisi itu mendorong pemerintah untuk menggelar beberapa program untuk meningkatkan keterampilan teknologi bagi guru. Tujuannya, agar teknologi dapat dimanfaatkan untuk menunjang pembelajaran dan bukan menjadi beban ataupun menjadi pesaing bagi seorang guru.

Meski begitu, Guru Mata Pelajaran Informatika Sekolah Menengah Atas (SMA) Taruna Bakti Efrizal Nurul Fajri, S.T, MP.d, optimistis guru tidak dapat tergantikan oleh teknologi.

Dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (14/11/2023), ia membeberkan sejumlah peran penting guru dalam dunia pendidikan yang tak lekang oleh waktu.

  1. Pendidikan adalah tentang manusia

Pendidikan sejatinya adalah tentang manusia. Meskipun teknologi telah menciptakan peran penting dalam penyediaan informasi dan sumber belajar, guru tetap menjadi faktor kunci dalam mengajar dan membentuk karakter peserta didik.

Guru adalah pribadi yang dapat merespons kebutuhan individual peserta didik, memberikan panduan, motivasi, dan dukungan yang tidak dapat dihasilkan oleh teknologi semata.

Meski dapat memberikan akses kepada seluruh informasi yang diperlukan, teknologi tidak dapat berkomunikasi dua arah dengan peserta didik layaknya guru.

Komunikasi dari hati ke hati yang diberikan oleh guru ketika melaksanakan pembelajaran di kelas menjadi suatu hal yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun. Respek dan perhatian yang diberikan oleh guru kepada peserta didik menjadi sebuah pelengkap dalam pembelajaran.

  1. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif peserta didik

Meskipun dapat memberikan informasi, teknologi tidak dapat mengajarkan peserta didik cara mengelola dan menganalisis informasi tersebut dengan benar. 

Sementara, guru dapat merangsang pertanyaan, memotivasi diskusi, dan mengajarkan peserta didik untuk berpikir secara out of the box.

Kemampuan tersebut tidak hanya melibatkan penyampaian informasi, tetapi juga mendidik peserta didik untuk menjadi pemikir independen yang mampu menghadapi tantangan dan permasalahan yang kompleks. 

  1. Membentuk karakter dan etika peserta didik

Guru adalah model peran yang dapat memberikan contoh perilaku etis, nilai-nilai moral, dan etika kerja. 

Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, pemahaman akan etika dalam penggunaan teknologi menjadi semakin penting. 

Guru dapat membimbing peserta didik tentang penggunaan teknologi yang bertanggung jawab dan bijaksana. 

  1. Penyedia dukungan emosional bagi peserta didik

Guru mengenal peserta didik secara pribadi, mengidentifikasi masalah, dan memberikan dukungan emosional yang diperlukan. Peserta didik dapat merasa aman dan berkembang secara positif jika didukung dalam lingkungan kelas yang baik.

Meski dapat memberikan banyak informasi, teknologi tidak dapat menggantikan dukungan emosional yang diberikan oleh seorang guru.

  1. Membantu pengembangan kemampuan sosial peserta didik

Guru menciptakan kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sebaya, berkolaborasi dalam kelompok, dan mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal. Hal tersebut adalah aspek penting dalam pendidikan yang tidak dapat digantikan oleh teknologi.

Walaupun teknologi dapat memfasilitasi komunikasi jarak jauh, pengembangan kemampuan sosial masih sangat bergantung pada interaksi manusia yang nyata.

  1. Mengevaluasi kemajuan peserta didik dan memberikan umpan balik 

Guru dapat memahami kekuatan dan kelemahan individu peserta didik sehingga dapat merancang perangkat pembelajaran yang sesuai.

Meski dapat memberikan tes secara otomatis, teknologi tidak dapat menggantikan penilaian holistik yang dilakukan oleh guru.

  1. Memahami konteks budaya dan lokal

Guru memiliki pengetahuan tentang budaya dan konteks lokal peserta didik. Mereka dapat mengintegrasikan budaya dan pengalaman peserta didik ke dalam pembelajaran.

Meski dapat memberikan materi pembelajaran, teknologi tidak dapat secara efektif menggantikan kemampuan guru untuk membawa konteks budaya dan lokal ke dalam pembelajaran. 

  1. Mampu beradaptasi di tengah perubahan

Guru yang kompeten tidak hanya memiliki pengetahuan tentang materi pelajaran, tetapi juga kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan terus belajar.

Mereka dapat mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran dan membantu peserta didik untuk menjadi lebih kompeten dalam menggunakannya. Guru adalah agen perubahan yang penting dalam dunia pendidikan yang terus berubah.

Hambatan dan solusi

Di sisi lain, Efrizal tak menampik kenyataan bahwa banyak guru mengalami hambatan dari internal dan eksternal dalam beradaptasi dengan kondisi tersebut. Perasaan takut mencoba hal baru dan keyakinan mengenai manfaat teknologi pendidikan kian memperberat upaya tersebut.

Menurutnya, salah satu hambatan yang dialami guru ketika berupaya mengasah keterampilannya dalam memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran adalah adalah kurang memadainya sarana teknologi di sekolah.

Sebagai solusi, lanjutnya, penting bagi sekolah untuk menyediakan sarana teknologi pembelajaran yang memadai. Contohnya seperti yang dilakukan SMA Taruna Bakti di seluruh cabangnya.

Di sekolah tersebut, setiap kelas memiliki teknologi pembelajaran mumpuni sehingga guru terbiasa menggunakannya dalam kegiatan mengajar. Proses transfer ilmu kepada peserta didik pun bisa berlangsung secara efektif.

Selain sistem pembelajaran yang sudah berbasis digital dan komputerisasi, SMA Taruna Bakti juga menerapkan kurikulum berkonsep science, technology, engineering, arts, dan mathematics (STEAM) sesuai kebutuhan masa kini.

Kepala Sekolah SMA Taruna Bakti Kepala SMA Taruna Bakti Asep Gunawan, S.Pd., M.Si., Gr. mengatakan, pengadaan sarana pembelajaran berbasis teknologi sudah menjadi prioritas pihaknya. Sebab, hal ini akan menunjang efektivitas kegiatan belajar mengajar di kelas.

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMA Taruna Bakti Kota Bandung Iwan Budiman, S.Si., M.Pd menuturkan, terdapat 26 kelas yang sudah dilengkapi komputer, layar besar, dan pen tab stylus untuk kelancaran proses mengajar guru.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com