Advertorial

Edukasi Pola Asuh yang Baik Jadi Kunci Penting untuk Pencegahan Stunting

Kompas.com - 18/11/2023, 11:35 WIB


KOMPAS.com – Untuk memiliki keturunan yang berkualitas, generasi muda, khususnya calon pengantin (catin), harus memahami pola asuh anak yang baik sedini mungkin. Hal ini penting diterapkan agar anak yang akan dilahirkan terbebas dari kondisi gagal tumbuh atau stunting.


Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Informasi Komunikasi Kesehatan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Marroli J Indarto, dalam diseminasi informasi dan edukasi percepatan penurunan stunting bertajuk Genbest Talk “Pola Asuh Penting, Menuju Zero Stunting” di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Jumat (17/11/2023).


Marroli menjelaskan, untuk mencegah stunting, penerapan pola asuh yang baik harus dimulai sejak anak masih dalam kandungan hingga balita.


Menurutnya, sebagai calon orangtua, generasi muda adalah agen perubahan yang memainkan peran penting dalam penurunan stunting.


Seperti diketahui, pencegahan stunting sangat penting karena anak yang terlahir dengan kondisi ini tidak hanya akan memiliki tubuh pendek, tetapi juga berisiko memiliki tingkat kecerdasan rendah. Alhasil, tingkat produktivitas anak turun sehingga tidak kompetitif.


“Kami mengampanyekan pencegahan stunting lebih dini kepada generasi muda dengan harapan mereka bisa mengetahui lebih awal tentang stunting. Dengan begitu, anak yang dilahirkan nanti tidak terkena stunting,” katanya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (18/11/2023).


Marroli mengatakan, pada 2030, Indonesia diperkirakan menjadi salah satu kekuatan ekonomi global yang mengandalkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi.


"Pada tahun tersebut, kompetisi semakin ketat sehingga kita harus mempersiapkan SDM yang berkualitas," ujarnya.


Untuk diketahui, Data Studi Status Gizi Indonesia 2022 menunjukkan bahwa angka stunting secara nasional sudah mengalami penurunan menjadi 21,6 persen. Khusus Provinsi Jawa Timur, angka stunting berada di angka 19,2 persen.


Sementara itu, kasus stunting di Kabupaten Bangkalan masih di angka 26,2 persen. Angka ini harus diturunkan karena masih di atas target angka stunting yang ditetapkan Presiden Joko Widodo, yaitu 14 persen pada 2024.


Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan, Aris Budhiarto mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan terus mengampanyekan pola asuh yang baik untuk pencegahan stunting.


“Prioritas kami adalah secara bertahap berupaya mengubah perilaku masyarakat untuk memperhatikan kesehatan,” jelas Aris.


Menurutnya, kebiasaan tidak makan pagi atau sarapan menjadi salah satu penyebab tingkat kepatuhan remaja putri untuk mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) secara rutin hanya 50 persen.


Padahal, kata Aris, kepatuhan mengonsumsi TTD penting untuk pemenuhan zat besi para remaja putri agar tidak mengalami anemia. Pasalnya, remaja putri akan mengalami haid setiap bulan.


Setelah kepatuhan itu terpenuhi, remaja putri yang merupakan catin dan calon ibu diwajibkan rutin memeriksakan kesehatan di Puskesmas. Hal ini penting guna mencegah mereka mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) atau malanutrisi yang ditandai dengan ukuran lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm.


Tak hanya itu, menurut Aris, kendala lain dalam pencegahan stunting di Bangkalan adalah kemiskinan. Oleh karena itu, sejak 2023, Pemkab Bangkalan bergerak bersama membentuk Tim Penurunan Percepatan Stunting (TPPS) dengan menggalakkan program Satu Telur untuk Balita Gizi Kronis dan Ibu Hamil KEK atau disingkat SATE MANIS.


“Satu kali dalam satu bulan, yakni pada minggu ke-4, Dinas Kesehatan akan menyalurkan satu telur untuk orangtua bayi yang tidak mampu,” jelasnya.


Selain SATE MANIS, Pemkab Bangkalan juga terus menyosialisasikan kepada para ibu untuk memberikan makanan tambahan yang bergizi untuk anak yang dibuat dari bahan pangan lokal.


Pada kesempatan itu, dokter dan influencer Kurniawan Satria Denta menjelaskan, 1.000 Hari Pertama Kehidupan atau HPK adalah masa krusial bagi pertumbuhan anak. Adapun fase 1.000 HPK dimulai sejak masa kehamilan (270 hari) sampai dengan anak berusia 2 tahun (730 hari).
“Dikhawatirkan jika terjadi gangguan pada masa itu, anak tidak bertumbuh dan rentan terserang penyakit,” ujarnya.


Denta mengatakan, salah satu cara untuk mencegah stunting adalah dengan selalu menerapkan pola asuh yang baik, seperti memeriksakan bayi secara berkala di Puskesmas.
“Selain karena kurangnya asupan gizi, stunting juga bisa terjadi karena sakit terus-menerus, serta tidak diimunisasi yang sudah disediakan secara rutin di Puskesmas,“ katanya.


Denta pun mengingatkan untuk selalu mengkonsumsi makanan gizi seimbang dengan panduan Isi Piringku untuk mencegah stunting.


Sebagai informasi, panduan Isi Piringku menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring, yakni terdiri dari 50 persen buah dan sayur, dan 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat serta protein.


Pada kesempatan itu, juga dilakukan penyerahan buku bertajuk Menuju Indonesia Emas Bebas Stunting oleh Marroli kepada Pemkab Bangkalan yang diwakili Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bangkalan Yuyun Fajar Novela.


Buku yang memuat informasi pencegahan stunting itu diharapkan dapat disebarkan kepada masyarakat Kabupaten Bangkalan.


Untuk diketahui, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sejak 2019 telah menggandeng generasi muda untuk turut serta mendukung upaya penurunan angka stunting melalui Kampanye Genbest (Generasi Bersih dan Sehat). Kampanye ini merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting.


Genbest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari. Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, Genbest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, dan reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, serta videografik.


Adapun Genbest Talk yang diadakan di Kabupaten Bangkalan merupakan bagian dari kampanye Genbest. Melalui kegiatan ini Kemenkominfo berharap, masyarakat dapat mengambil peran dalam penurunan angka stunting dengan menerapkan pola hidup sehat serta turut menyebarkan informasi pencegahan stunting.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com