Advertorial

Tanamkan Nilai Toleransi dalam Keberagaman, Yayasan Taruna Bakti Terapkan Konsep Pendidikan Pembauran

Kompas.com - 21/11/2023, 14:37 WIB

KOMPAS.com - Pendidikan merupakan salah satu kunci utama untuk memajukan suatu bangsa agar mampu bersaing di kancah global. Tanpa fondasi pendidikan yang kokoh, kesejahteraan nasional tak dapat terwujud.

Lewat sistem pendidikan yang mumpuni pula, sumber daya manusia (SDM) yang cerdas, unggul, dan berkarakter dapat diwujudkan.

Adapun penguatan fondasi tersebut dapat dilakukan dengan mewujudkan konsep pendidikan yang berorientasi pada persatuan dan kesatuan bangsa, yakni pendidikan/sekolah pembaruan atau populer disebut pendidikan/sekolah multikultural.

Konsep tersebut penting diterapkan. Sebab, Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, mulai dari etnis, budaya, ras, bahasa, agama, hingga aspirasi politik.

Melalui pendidikan multikultural, nilai-nilai kesetaraan dalam keanekaragaman dapat diinternalisasikan kepada peserta didik.

Salah satu lembaga pendidikan di Tanah Air yang sudah mengusung konsep tersebut adalah Yayasan Taruna Bakti (YTB).

Sejak awal didirikan pada 12 Januari 1956, YTB mengedepankan konsep pembauran atau pendidikan multikultural yang diterapkan pada seluruh unit pendidikan di lingkungan yayasan.

Unit pendidikan YTB meliputi daycare, kelompok bermain (KB) dan taman kanak-kanak (TK) Taruna Bakti, SD Taruna Bakti, SMP Taruna Bakti, dan SMA Taruna Bakti.

Selain itu, sistem pembauran juga diterapkan pada jenjang pendidikan tinggi, yakni di Akademi Sekretari Manajemen Taruna Bakti (ASMTB) dan Sekolah Tinggi Musik Bandung (STiMB).

Ketua Umum Pengurus Yayasan Taruna Bakti Ibramsyah Amir mengatakan, pelaksanaan konsep pendidikan multikultural sudah menjadi ciri khas YTB.

Konsep tersebut telah dipahami, diyakini, dan dipraktikkan dalam keseharian seluruh keluarga besar YTB, mulai dari peserta didik, orangtua peserta didik, tenaga pendidik (guru dan dosen), karyawan, pembina, pengawas, hingga pengurus yayasan.

“YTB memberikan perlakuan setara kepada seluruh pihak tanpa membeda-bedakan latar belakangnya, baik suku, etnis, bangsa, kepercayaan, agama, maupun status sosial ekonomi. Kami menghargai dan menghormati segala perbedaan sebagai bentuk pengamalan ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila,” ujar Ibramsyah dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa (21/11/2023).

Ibramsyah menambahkan, pendidikan kolaboratif multikultural yang diusung YTB telah disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal ini mengacu pada silabus yang menjadi pedoman dalam kegiatan pembelajaran.

Tujuannya, agar peserta didik mampu mencapai kompetensi dasar dalam rangka mewujudkan Pelajar Pancasila yang ditetapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Dalam implementasi konsep pendidikan pembauran, Yayasan Taruna Bakti memfasilitasi perayaan kebersamaan hari besar keagamaan. Tujuannya, untuk menanamkan nilai toleransi sejak dini kepada seluruh peserta didik. Dok. Yayasan Taruna Bakti Dalam implementasi konsep pendidikan pembauran, Yayasan Taruna Bakti memfasilitasi perayaan kebersamaan hari besar keagamaan. Tujuannya, untuk menanamkan nilai toleransi sejak dini kepada seluruh peserta didik.

“Sebagai yayasan pendidikan dengan konsep pendidikan kolaboratif multikultural, YTB memastikan bahwa peserta didik memperoleh pelayanan bermutu, baik sarana prasarana (sarpras) maupun fasilitas pendidikan,” terang Ibramsyah.

Adapun sarpras dan fasilitas tersebut terdiri dari ruang kelas yang dilengkapi teknologi hybrid learning berupa layar TV pintar, kamera 360, mixer audio, dan pen tablet.

Selain itu, ada pula pilihan kelas reguler dan bilingual, air conditioner (AC), Gedung Olahraga (GOR) Taruna Bakti berstandar internasional, bis sekolah, perpustakaan modern, dan ruang baca outdoor di rooftop.

“Kami juga memiliki laboratorium modern, kolam renang khusus untuk siswa KB dan TK, ruang audio visual, dan pelayanan pendidikan agama secara merata sesuai agama yang dianut oleh peserta didik,” paparnya.

Tidak hanya itu, lanjut Ibramsyah, YTB juga memfasilitasi perayaan kebersamaan hari besar keagamaan, seperti Dharma Santi, Idul Fitri, Idul Adha, Natal, Paskah, serta acara keagamaan lain.

Hal itu bertujuan untuk menanamkan nilai toleransi sejak dini kepada seluruh peserta didik.

“Dengan begitu, mereka dapat berpikir kritis dalam keberagaman untuk mewujudkan kehidupan yang harmonis serta menjunjung nilai persatuan dan kesatuan bangsa sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika,” kata Ibramsyah.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com