Advertorial

Pantau Harga Bahan Pokok di Pasar Batangase Maros, Pj Gubernur Sulsel: Perlu Upaya Agresif Atasi Inflasi

Kompas.com - 21/11/2023, 19:58 WIB

KOMPAS.com – Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Tradisional Batangase, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Sulsel, Selasa (21/11/2023).

Pada kesempatan itu, ia turut didampingi Wakil Bupati Maros Suhartina Bohari, forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) Maros, dan Tim Inflasi Provinsi Sulsel.

“Ada perubahan harga yang agak signifikan pada beberapa komoditas. Harga beras masih bagus. (Harga) telur relatif turun,” ujar Bahtiar dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa.

Pada peninjauan itu, Bahtiar mendapati beras medium (merek Mawar Merah) dibanderol Rp 14.000 per kg dan beras premium (merek Pandan Wangi) Rp 15.000. Adapun harga telur ayam broiler tercatat Rp 25.000 per kg.

Sementara, harga cabai rawit mengalami kenaikan dan kini berada pada kisaran Rp 80.000-Rp 90.000 per kg.

“Di Bone, cabai (rawit) berkisar Rp 55.000. Hari ini (di Maros), harga cabai rawit mencapai Rp 80.000. Bahkan, ada yang mencapai Rp 90.000. (Cabai rawit) ini (berasal) dari Salo Dua, Enrekang. (Harganya) mahal sekali," ucap Bahtiar.

Bahtiar juga mendapati harga daging sapi yang mencapai Rp 120.000 per kg serta daging ayam broiler Rp 60.000 per ekor atau Rp 25.000 per kg. Kemudian, harga ikan bandeng mencapai Rp 15.000 per kg.

Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Tradisional Batangase, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Sulsel, Selasa (21/11/2023).Dok. Pemprov Sulsel Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Tradisional Batangase, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Sulsel, Selasa (21/11/2023).

Kedelai juga mencatatkan kenaikan menjadi Rp 14.000 dari Rp 8.000 per kg. Kondisi ini memaksa penjual tempe mengurangi ukuran.

“Beberapa (kenaikan) harga ini harus ditangani. Oleh sebab itu, kami membawa Tim Inflasi. Kami akan tindak lanjuti (kenaikan harga bahan pokok) dengan melakukan operasi pasar. Stok (bahan pangan) dari pemerintah akan segera diturunkan,” jelas Bahtiar.

Bahtiar mengatakan, walau telah diberlakukan program tanam cabai, permintaan komoditas tersebut masih tinggi. Oleh sebab itu, harga cabai pun masih melambung.

Oleh sebab itu, pihaknya berencana memasifkan penanaman cabai. Tak sekadar imbauan, lewat program tersebut, pihaknya akan menyediakan 50 juta bibit cabai gratis.

“Saya minta bupati dan wali kota serta forkopimda untuk bergerak lebih agresif,” ucap Bahtiar.

Bahtiar memaklumi jika pedagang terpaksa menaikkan harga cabai. Selain masalah stok, faktor harga beli di petani cabai juga tinggi.

Salah satu pedagang di Pasar Tradisional Batangase, Amir, menuturkan, harga cabai merah turun menjadi Rp 45.000 dari Rp 50.000 per kg. Sementara, harga cabai keriting sama seperti pekan lalu, yakni Rp 50.000 per kg.

“Harga cabai rawit (naik) dari Rp 60.000 menjadi Rp 80.000 per kg. (Harga) tomat naik menjadi Rp 8.000 dari Rp 5.000 per kg. Sementara itu, harga bawang merah Rp 23.000 per kg dan bawang putih Rp 35.000 per kg,” ujar Amir.

Kenaikan harga kebutuhan pokok juga dirasakan salah seorang warga, Sukmawati. Dia mengaku hanya mampu membeli setengah kg bawang merah dengan harga Rp 15.000.

“Normalnya (harga bawang merah) cuma Rp 12.000 (per setengah kg). Semoga harganya bisa kembali normal,” ucap dia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com