Advertorial

Megawati Dapat Penghargaan AFEO Distinguished Honorary Patron pada CAFEO

Kompas.com - 23/11/2023, 14:22 WIB

KOMPAS.com - Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri mendapatkan penghargaan ASEAN Federation Engineering Organization (AFEO) Distinguished Honorary Patron pada Conference of ASEAN Federation Engineering Organization (CAFEO) ke-41 di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, Bali, Rabu (22/11/2023).

Penghargaan tersebut diberikan karena Megawati dinilai mengeluarkan kebijakan yang mampu meningkatkan ekonomi melalui praktik keinsinyuran saat menjadi presiden.

Pada sambutannya, Megawati mengatakan bahwa profesi keinsinyuran memiliki peran penting dalam membangun peradaban umat manusia.

Hal itu, sambungnya, dapat dilihat dari rekam jejak pembangunan di Indonesia yang digagas oleh berbagai insinyur, seperti Soekarno, Djuanda, Soetami, Roeseno, Silaban, Soedarsono, serta BJ Habibie.

“Mereka merupakan sosok visioner karena memahami apa yang dibutuhkan negeri ini. Mereka sosok teknokratik berdisiplin tinggi serta pekerja keras. Pendeknya, mereka merupakan insinyur yang sangat mumpuni,” ujar Megawati dalam siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (23/11/2023).

Selain Megawati, Presiden Republik Indonesia yang memperoleh penghargaan tersebut adalah Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo. Penghargaan ini juga diberikan kepada sejumlah pemimpin kawasan ASEAN.

Terkait peran insinyur, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa insinyur memiliki peran penting dalam mendukung green economy dan blue economy.

Selain mengembangkan energi terbarukan, insinyur juga harus memiliki pengetahuan terkait pemasaran. Pengolahan sampah menjadi energi, misalnya, tidak akan menjadi populer jika pengembangnya tidak menguasai ilmu pemasaran.

“Insinyur bisa menciptakan apa saja, tapi kalau dia tidak (memiliki pemikiran) economical, pasti tidak akan sustain,” ujar Basuki.

Selain itu, Basuki juga menekankan bahwa percepatan pembangunan memerlukan dukungan politik.

“Contohnya, pengembangan Ibu Kota Negara (IKN). Prioritas pembangunan di sana menggunakan energi terbarukan,” tegasnya.

Peresmian CAFEO ke-41.Dok. Istimewa Peresmian CAFEO ke-41.

Sebagai informasi, CAFEO ke 41 mengusung tema “Engineering Collaboration for Igniting ASEAN’s Blue Economy & Green Energy”. Acara ini diresmikan oleh Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto.

“Indonesia telah konsisten bergerak ke arah transisi energi untuk mewujudkan hal tersebut,” kata Airlangga.

Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) sekaligus Ketua Panitia CAFEO Dr Ir Danis Hidayat Sumadilaga M Eng Sc, IPU mengatakan bahwa CAFEO merupakan konferensi para insinyur dari berbagai keahlian dari seluruh negara ASEAN. Acara ini juga diikuti partner dari China, Korea Selatan, dan Jepang.

Danis menjelaskan, blue economy adalah kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan potensi ekonomi dari laut karena Indonesia berada di sekitar laut. Meski potensinya besar, blue economy belum banyak dikembangkan di Tanah Air.

“Sementara itu, green energy adalah tentang peralihan dari energi fosil ke energi nonfosil, baik matahari (solar), bendungan (hydro), serta sampah,” ujar Danis.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau