Advertorial

Kemenkominfo Luncurkan Fitur Ramah Disabilitas di Situs Resminya dan Platform Metaverse

Kompas.com - 24/11/2023, 11:18 WIB

KOMPAS.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melengkapi situs resmi www.kominfo.go.id dengan fitur ramah disabilitas berupa button dan assistive touch serta pengadopsian teknologi metaverse.

Peluncuran kedua fitur tersebut diselenggarakan di Lobi Gedung Utama Kantor Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Selasa (21/11/2023).

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan, peluncuran fitur ramah disabilitas merupakan wujud keberpihakan pemerintah terhadap difabel di Indonesia.

“Dua karya ini merefleksikan kerja Kemenkominfo secara keseluruhan. Pertama, baru saja kita lihat peluncuran fitur untuk saudara-saudara disabilitas. Kemudian, cara Kemenkominfo hadir di sebuah jagat digital yang dikenal sebagai metaverse,” tuturnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (24/11/2023).

Ia melanjutkan, penyediaan fitur ramah disabilitas pada situs web resmi Kemenkominfo juga sebagai wujud komitmen inklusivitas penyediaan fasilitas publik, termasuk bagi difabel.

“Kaum disabilitas jumlahnya mencapai 8,5 persen dari total populasi Indonesia atau sekitar 23 juta jiwa. Banyak sekali (dari mereka) mengalami diskriminasi. Jadi, persoalan disabilitas adalah persoalan hak asasi manusia dan antidiskriminasi. Ini yang paling penting,” lanjutnya.

Saat ini, Nezar menjelaskan, pemerintah terus mengupayakan aksi keberpihakan dalam semua sektor. Bahkan, ia sendiri mendorong peningkatan kesadaran di pemerintahan, industri, serta masyarakat secara luas untuk memberikan ruang lebih besar kepada disabilitas.

“Sampai hari ini, saya kira, affirmative action yang dibuat oleh pemerintah masih harus terus ditingkatkan. Pasalnya, kalangan disabilitas yang terserap di dunia kerja baru sekitar 780.000 orang atau sekitar 0,23 persen dari total angkatan kerja. Jadi, masih harus banyak perjuangan,” jelasnya.

Nezar pun teringat pada salah satu dosen dengan disabilitas netra mengajarnya saat kuliah. Menurutnya, disabilitas memiliki potensi yang besar.

“Waktu saya kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk MBI, dosen saya tersebut sangat pintar dan sangat cerdas. Ia juga mengajar sama baiknya, bahkan lebih baik dari dosen normal. Jadi, ada kelebihan yang dimiliki oleh kalangan disabilitas sehingga saya kira Kemenkominfo sudah melakukan langkah yang benar dengan memberikan satu ikon di laman kominfo.go.id,” ujarnya.

Adapun fitur button dan assistive touch akan memudahkan pengakses situs kominfo.go.id yang membutuhkan bantuan khusus saat mengeksplorasi konten.

“Ini tentu saja suatu langkah yang baik dan kita juga harus bisa memberikan akses yang lebih banyak lagi buat kalangan disabilitas sebagai perwujudan dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas,” jelasnya.

Mengenai Metaverse Kemenkominfo, Nezar menyatakan, hal ini menjadi langkah nyata pemanfaatan ekosistem digital nasional.

“Platform milik Telkom, metanesia.id, menjadi bentuk kehadiran Kemenkominfo, termasuk Monumen Pers, serta beberapa produk yang dihasilkan oleh Sekolah Tinggi Multimedia (STMM) di Yogyakarta,” tuturnya.

Sebagai informasi, acara peresmian Fitur Disabilitas dan Metaverse Kominfo turut dihadiri Sekretaris Jenderal Kemenkominfo Mira Tayyiba, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Wayan Toni Supriyanto, Staf Ahli Menteri Bidang Komunikasi dan Media Massa Widodo Muktiyo, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Mochamad Hadiyana, dan Staf Ahli Menteri Bidang Sosial, Ekonomi dan Budaya Wijaya Kusumawardhana.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com