Advertorial

Tiga Pakar Ini Sebut Branding Jadi Elemen Penting untuk Perusahaan Asuransi

Kompas.com - 24/11/2023, 15:20 WIB

KOMPAS.com - Komunitas Penulis Asuransi Indonesia (KUPASI) menggelar diskusi nasional yang bertajuk “Optimalisasi Branding Asuransi Sosial dan Komersial” di Jakarta, Selasa (21/11/2023).

Pada kesempatan itu, Deputi Direktur Bidang Komunikasi Organisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Irfan Humaidi menyebutkan bahwa sebagai badan publik, pihaknya mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak didirikan pada 2014.

"Saat awal (didirikan), peserta BPJS Kesehatan sekitar 130 juta jiwa. Sekarang (per 1 November 2023), mencapai 265,83 juta jiwa," kata Irfan pada siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (23/11/2023)

Pada seminar yang dipandu Komisaris Pertamina Iggi H Achsien itu, Irfan juga menjabarkan langkah BPJS Kesehatan dalam mengelola persepsi peserta yang sangat besar.

Salah satunya adalah meningkatkan loyalitas dan memperkuat posisi branding, mulai dari teknologi antre di rumah sakit hingga pendaftaran dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) untuk peserta di bawah 17 tahun.

BPJS Kesehatan juga melakukan survei untuk melihat celah yang dapat menurunkan persepsi dan melakukan pembenahan.

Sementara itu, Direktur Utama Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tatang Nurhidayat menekankan bahwa untuk memenangkan hati konsumen, terdapat lima prinsip service excellence yang diterapkan. Prinsip itu meliputi reliability, assurance, tangibles, empathy, dan responsiveness.

Program ini kemudian dievaluasi melalui sejumlah indikator, di antaranya kepuasan pelanggan, penanganan komplain, hingga net promoter score (NPS).

“Nilai NPS digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan pelanggan merekomendasikan produk dan layanan kepada orang lain,” tuturnya.

Pakar komunikasi Subiakto Priosoedarsono mengatakan bahwa ada enam kunci untuk membangun brand, termasuk perusahaan asuransi.

Langkah itu meliputi menemukan DNA brand dari perusahaan asuransi, menetapkan nilai inti perusahaan, menawarkan added value, menargetkan top of mind, penentuan brand positioning, dan penetapan tagline yang sesuai.

Ketua Umum KUPASI Wahyudin Rahman menegaskan bahwa acara tersebut merupakan bagian dari tanggung jawab organisasi untuk meningkatkan literasi dan inklusi.

Menurut Wahyudin, acara tersebut dapat membentuk komunikasi dan branding yang kuat dari perusahaan asuransi untuk meningkatkan layanan dan perlindungan konsumen.

Deputi Direktur Edukasi dan Perlindungan Konsumen Regional Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Gatot Yulianto berharap, pelaku industri lebih banyak mengambil peran untuk meningkatkan literasi.

Berdasarkan survei OJK, lanjutnya, literasi dan inklusi asuransi masih memiliki gap yang jauh.

"Dibutuhkan peran semua pihak untuk melakukan edukasi dan literasi," katanya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com