Advertorial

Dongkrak Sektor Wastra dan Kriya, Kemenkop UKM Kembangkan Model Bisnis Agregasi

Kompas.com - 28/11/2023, 19:45 WIB


KOMPAS.com
- Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mengandalkan model bisnis agregasi guna mengembangkan sekaligus mengakselerasi sektor wastra dan kriya.

Hal itu diungkapkan Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki dalam gelaran Cerita Nusantara: Unveiling the Story of Indonesia Artistry di Jakarta, Selasa (28/11/2023).

"Selama dua tahun bersinergi dengan berbagai pihak, kami melihat aggregator punya peran strategis dalam menjaga eksistensi dan keberlanjutan bisnis wastra ataupun kriya di Indonesia," ujar Teten dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa.

Model bisnis agregasi, lanjut Teten, memiliki banyak kelebihan lantaran pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bisa memperoleh sejumlah manfaat.

Manfaat tersebut di antaranya adalah transfer pengetahuan, transfer teknologi, akses pembiayaan, dukungan pengelolaan usaha, dan akses pasar.

“Akses pasar dapat berdampak positif terhadap penciptaan nilai baru, menghasilkan standardisasi kualitas produk, pola produksi terencana, peningkatan skala ekonomi, dan kepastian pasar,” terang Teten.

Ia berharap, model bisnis agregasi tidak hanya dapat menciptakan ekonomi baru, tetapi juga dapat mengembangkan sekaligus menjaga warisan budaya Indonesia.

“Sejumlah partisipan yang terlibat dalam gelaran Cerita Nusantara merupakan para pelaku usaha terkurasi dan aggregator yang selama ini telah bekerja bersama dengan para UMKM di subsektor kriya dan wastra dalam membangun ekosistem bersama," kata Teten.

Lebih lanjut Teten menambahkan, model bisnis agregasi turut menumbuhkan ekspor di sektor kriya.

Pada 2021, misalnya, total nilai ekspor produk kriya mencapai 1,5 miliar dollar Amerika Serikat (AS).

Pertumbuhan ekspor kriya turut mendorong kenaikan jumlah ekspor industri kerajinan sebanyak 24,87 persen pada 2021. Hingga saat ini, produk kriya Indonesia telah menembus lebih 100 negara di dunia.

"Di luar negeri, produk-produk kriya Indonesia memiliki reputasi barang dengan kualitas kerajinan yang luar biasa. Sebagai contoh, berbagai bentuk turunan kerajinan kayu, rotan, dan anyaman, baik dari bahan sintetis maupun material alami," ujar Teten.

Ciptakan ekosistem bagi perajin

Pertumbuhan ekspor kriya turut mendorong kenaikan jumlah ekspor industri kerajinan sebanyak 24,87 persen pada 2021. Hingga saat ini, produk kriya Indonesia telah menembus lebih 100 negara di dunia. Dok. Kemenkop UKM Pertumbuhan ekspor kriya turut mendorong kenaikan jumlah ekspor industri kerajinan sebanyak 24,87 persen pada 2021. Hingga saat ini, produk kriya Indonesia telah menembus lebih 100 negara di dunia.


Pada kesempatan sama, Perwakilan Bidang Pendanaan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) sekaligus Ketua Panitia Cerita Nusantara Suzana Teten Masduki menambahkan, model bisnis agregasi dan terciptanya ekosistem yang kuat akan membantu banyak perajin agar memproduksi dan memasarkan barangnya dengan standar kualitas yang baik.

Menurutnya, ekosistem yang kuat mampu memberi ruang bagi perajin untuk beradaptasi mengikuti tren pasar serta teknologi pemasaran terkini.

"Saya percaya, produk kerajinan Indonesia memiliki kualitas yang dapat dibanggakan. Hal ini terbukti dengan cukup banyaknya produk yang diterima di pasar global. Mari merajut rasa optimisme bahwa produk kerajinan nasional dapat bersaing, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional," kata Suzana.

Dekranas, menurut Suzana, turut berperan dalam memayungi dan mengembangkan produk kerajinan.

Tidak hanya itu, lanjut Suzana, Dekranas turut berupaya mendorong peningkatan kehidupan pelaku usaha. Adapun sebagian besar dari mereka merupakan kelompok UMKM.

Terlebih, kerajinan merupakan salah satu subsektor industri kreatif yang berciri khas Indonesia, memiliki kearifan lokal, dan mendukung industri pariwisata.

"Dekranas mengemban tugas agar nilai seni budaya yang terkandung dalam wujud barang kerajinan sebagai salah satu manifestasi kepribadian dan identitas bangsa, dapat dilestarikan dan dikembangkan lebih lanjut lagi,” terang Suzana.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, imbuh Suzana, Dekranas bertugas untuk menggali, melindungi, melestarikan, membina, dan mengembangkan seni kerajinan berbasis warisan nilai budaya. Tujuannya, untuk menyejahterakan para perajin.

Cerita Nusantara, kata Suzana, merupakan wujud apresiasi kepada para pelaku usaha sektor kriya dan wastra yang telah menciptakan ekosistem. Mereka dinilai berhasil berupaya mendongkrak kualitas usaha, baik secara manajemen bisnis maupun kualitas produk.

Kolaborasi antara Kemenkop UKM bersama Dekranas dan OASE-KIM diharapkan mampu mendorong perkembangan ekosistem di bidang kerajinan.

“Dengan mengonsolidasi banyak pihak dalam Cerita Nusantara, sinergi ini diharapkan mampu meningkatkan citra produk kerajinan hasil karya perajin. Dengan begitu, produk kriya dapat semakin berkembang serta mampu bersaing di pasar lokal dan global," kata Suzana.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau