Advertorial

Upaya Bersama Percepat Transisi Energi Bersih di Sektor Ketenagalistrikan

Kompas.com - 04/12/2023, 11:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata di Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (9/11/2023).

Dengan total kapasitas 192 megawatt-peak (MWp), kehadiran PLTS tersebut menegaskan komitmen Indonesia dalam melakukan transisi energi demi mencapai target emisi nol bersih atau net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.

“Mimpi besar kita untuk membangun pembangkit (listrik dengan memanfaatkan) energi baru dan terbarukan (EBT) dalam skala besar akhirnya bisa terlaksana. Kita berhasil membangun salah satu PLTS terapung yang terbesar di Asia Tenggara dan nomor tiga di dunia,” ujar Jokowi dalam sambutannya.

Proyek pembangunan PLTS di Waduk Cirata yang terletak di tiga kabupaten Jawa Barat, yakni Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat, pembangunan proyek tersebut sudah berjalan sekitar tiga tahun.

Dengan area yang luas, PLTS Terapung Cirata dilengkapi berbagai teknologi canggih untuk dapat menghasilkan listrik sebesar 245 juta kilowatt per jam (kWh) per tahun. Besaran kapasitas terpasang itu dapat memasok listrik untuk 50.000 rumah tangga. 

Pembangunan PLTS menjadi proyek prestisius hasil kolaborasi Indonesia dengan pihak luar, yakni Masdar, perusahaan energi yang berbasis di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA).

Di Indonesia, PLTS Terapung Cirata dibangun berkat kerja sama sejumlah pemangku kepentingan, yakni Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, PLTS Terapung Cirata dibangun di atas Waduk Cirata yang memiliki luas 200 ha. PLTS ini terdiri atas 13 pulau panel.

Penggunaan teknologi jaringan pintar (smart grid), kata dia, memungkinkan PLTS Cirata mampu mengakomodasi penetrasi pembangkit surya dari 5 gigawatt (GW) menjadi 28 GW.

“Keberhasilan program PLTS Cirata menjadi acuan pembangunan (pembangkit listrik dari) EBT, tak hanya di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara, bahkan di dunia,” ucap Darmawan.

Langkah progresif tekan emisi karbon

Seperti diketahui, pemerintah terus berupaya untuk mempercepat pencapaian transisi energi. Upaya ini dituangkan dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan Rancangan Umum Energi Nasional (RUEN).

Inovasi dan kolaborasi dinilai menjadi kunci utama pencapaian target bauran energi yang rendah emisi di tengah tantangan perubahan iklim dan peningkatan kebutuhan energi global.

Sebagai operator pada sektor ketenagalistrikan nasional, PLN pun berkomitmen mengambil langkah progresif untuk menekan emisi karbon.

Pada Konferensi Pers Hari Listrik Nasional Ke-78 dan Enlit Asia 2023 di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Rabu (18/10/2023), Direktur Manajemen Risiko PLN Suroso Isnandar mengatakan bahwa PLN tengah berupaya untuk menjadikan EBT sebagai penghasil listrik hijau bagi masyarakat Indonesia.

“Kami tengah merencanakan dan mengembangkan pembangkit listrik EBT dengan total kapasitas terpasang 21 GW yang tertuang dalam The Greenest Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL),” ucap Suroso.

Direktur Manajemen Risiko PLN Suroso Isnandar pada Konferensi Pers Hari Listrik Nasional Ke-78 dan Enlit Asia 2023 di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Rabu (18/10/2023). Dok. KOMPAS.com/Aningtias Jatmika Direktur Manajemen Risiko PLN Suroso Isnandar pada Konferensi Pers Hari Listrik Nasional Ke-78 dan Enlit Asia 2023 di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Rabu (18/10/2023).

Tak hanya itu, PLN juga melakukan sejumlah inisiatif dekarbonisasi pembangkit listrik berbahan bakar fosil, seperti pembatalan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas total 13,3 GW yang sebelumnya direncanakan pada RUPTL 2019-2028. PLN juga membatalkan perjanjian pembelian tenaga listrik atau power purchase agreement (PPA) dari PLTU sebesar 1,3 GW dalam pipeline RUPTL 2021-2023.

Kemudian, PLN juga akan mengganti PLTU berkapasitas 1,1 GW dengan pembangkit EBT, mengganti mengganti PLTU berkapasitas 800 MW dengan pembangkit gas, serta co-firing biomassa pada 52 PLTU hingga 2025.

“Dekarbonisasi juga kami lakukan lewat program dedieselisasi hingga 1 GW dan implementasi carbon trading di 26 PLTU,” tambah Suroso.

Seluruh inisiatif tersebut, lanjut dia, diperkirakan dapat menekan emisi karbon dengan total 3,7 miliar ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e).

Keseriusan PLN dalam upaya transisi energi pada sektor ketenagalistrikan juga diwujudkan lewat pembangunan ekosistem ketenagalistrikan terintegrasi yang berbasis green, smart and beautiful untuk Ibu Kota Nusantara (IKN).

Adapun PLN dan Otorita IKN resmi menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) terkait pengembangan Green National Capacity City pada Selasa (2/11/2023).

Darmawan menjelaskan, dalam implementasi konsep hijau, kelistrikan IKN Nusantara akan didukung oleh PLTS berkapasitas 50 MW yang baru saja dilakukan groundbreaking.

“Kami juga akan melakukan pemetaan dan pemanfaatan hidro di sekitar IKN dengan potensi listrik sebesar 1.000 MW. Dengan demikian, sistem kelistrikan IKN akan berasal dari energi baru dan terbarukan 100 persen,” kata Darmawan.

Inovasi sektor ketenagalistrikan

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi pengembangan EBT yang besar. Meski demikian, transisi energi dengan pemanfaatan EBT masih menemui sejumlah tantangan.

Sebut saja, investasi yang tak murah dan mudah, lokasi EBT yang jauh dari pusat ekonomi, serta tingkat pemahaman teknologi yang belum seragam.

Berkaitan dengan hal itu, Petinggi PT Sumber Segara Primadaya (S2P) Zhuo Yue menilai bahwa penggunaan pembangkit tenaga listrik uap (PLTU) berbahan bakar batu bara di Indonesia merupakan kewajaran.

S2P sendiri merupakan grup perusahaan yang bergerak dalam berbagai lini bisnis, mulai dari engineering, procurement, and construction (EPC), operations and maintenance (OM), pertambangan, perkapalan, hingga pendidikan.

Perusahaan itu juga berfokus pada sektor ketenagalistrikan lewat pengembangan pembangkit listrik dan energi ramah lingkungan.

Di Indonesia, S2P merupakan perusahaan yang ditunjuk pemerintah untuk mengoperasikan PLTU Cilacap, Jawa Tengah.

Walau masih mengandalkan PLTU batu bara, lanjut Zhou, Indonesia harus segera berinovasi pada sektor ketenagalistrikan guna mengakselerasi transisi energi. Adapun inovasi ini dapat dilakukan lewat empat langkah strategis.

Pertama, sektor ketenagalistrikan Indonesia perlu memodifikasi peralatan pada pembangkit listrik, seperti menguatkan jalur aliran untuk turbin uap dan meningkatkan efisiensi turbin uap,” ucap Zhuo lewat jawaban tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (10/11/2023),

Kedua, kata dia, Indonesia juga perlu segera mengadopsi teknologi co-firing yang mencakup gasifikasi, co-firing gas, co-firing biomassa, dan co-firingslurry.

Ketiga, melakukan desulfurisasi, yaitu mengurangi emisi sulfur oksida (SOx) yang berpotensi menyebabkan kenaikan kelembapan udara dan hujan asam yang merusak vegetasi.

Keempat, membangun kompleks energi pintar di lahan pembangkit listrik yang meliputi pembangkit energi microsolar dan microwind, PEM tank Electrolyzer, serta pemanfaatan kendaraan berbahan bakar hidrogen.

Untuk diketahui, S2P sendiri telah menerapkan berbagai teknologi ramah lingkungan dalam pengembangan pembangkit listrik di Indonesia.

Ilustrasi transisi energi. Dok. SHUTTERSTOCK Ilustrasi transisi energi.

“Kami berkomitmen untuk menghasilkan tenaga listrik secara efisien dan kompetitif dengan mengembangkan teknologi sesuai dengan praktik terbaik di bidang ketenagalistrikan,” ujar Zhuo.

Secara total, S2P telah membangun pembangkit listrik berkapasitas 3.500 MW di Indonesia yang memanfaatkan tenaga surya, air, angin, hidrogen, dan pengolahan sampah.

Cilacap Green Park, misalnya, merupakan salah satu fokus S2P dalam pengembangan energi surya dan angin di sekitar kawasan PLTU Cilacap.

Adapun Cilacap Green Park ditargetkan dapat menghasilkan listrik berkapasitas 100 MW dari EBT.

“Di tempat itu, S2P juga tengah membangun PLTS Cilacap Pilot PV berkapasitas 1 MW,” kata Zhuo.

Perusahaan yang juga terlibat dalam pembangunan PLTU Jeneponto, Sulawesi Selatan, itu juga tengah mengembangkan pembangkit listrik hibrida Jeneponto di sekitar PLTU tersebut.

Adapun pembangkit listrik hibrida Jeneponto menggunakan gabungan tenaga angin, tenaga surya terapung, dan battery energy storage system (BESS) untuk menghasilkan listrik berkapasitas 20 MW

Hari Listrik Nasional Ke-78 dan Enlit Asia 2023

Sekelumit kisah mengenai komitmen, inovasi, serta upaya PLN dan S2P dalam mengoptimalkan pemanfaatan EBT pada sektor ketenagalistrikan Indonesia telah dipaparkan pada gelaran “Hari Listrik Nasional Ke-78 dan Enlit Asia 2023” di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten, pada Selasa (14/11/2023) hingga Kamis (16/11/2023).

Untuk diketahui, Enlit Asia merupakan acara konferensi serta pameran tahunan yang menyatukan dua acara besar di sektor listrik dan energi, yakni POWERGEN Asia serta Asian Utility Week.

Hari Listrik Nasional Ke-78 dan Enlit Asia 2023 digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten, pada Selasa (14/11/2023) hingga Kamis (16/11/2023). Dok. Enlit Asia Hari Listrik Nasional Ke-78 dan Enlit Asia 2023 digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten, pada Selasa (14/11/2023) hingga Kamis (16/11/2023).

Sebanyak lebih dari 200 perusahaan, baik dari dalam maupun luar negeri, menjadi sponsor dan peserta pada acara tersebut. Mereka memamerkan berbagai teknologi dan inovasi terkini yang sejalan dengan strategi Asia untuk beralih ke pasokan energi rendah karbon.

Selama tiga hari penyelenggaraan, sebanyak 11.500 peserta dari 50 negara dunia turut hadir pada gelaran tersebut.

Melalui konferensi itu, Enlit Asia juga memberikan pengetahuan serta pandangan dari para pemimpin utilitas ketenagalistrikan dan energi di kawasan Asia tentang perkembangan, kebijakan, dan inovasi yang mendorong transisi energi.

Adapun gelaran Hari Listrik Nasional Ke-78 (HLN 78) serta Enlit Asia 2023 merupakan hasil kerja sama Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) dan Clarion Events. Acara ini mengangkat tema “Strengthening ASEAN Readiness in Energy Transition”.

Gelaran Hari Listrik Nasional Ke-78 serta Enlit Asia 2023 merupakan hasil kerja sama Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) dan Clarion Events. Dok. Enlit Asia Gelaran Hari Listrik Nasional Ke-78 serta Enlit Asia 2023 merupakan hasil kerja sama Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) dan Clarion Events.

Ketua Umum MKI Evy Haryadi mengatakan bahwa Enlit Asia 2023 menjadi tonggak sejarah bagi dedikasi dan semangat kolektif partisipan mengenai keharusan transisi energi.

“Setiap negara mungkin memiliki pendekatan transisi energi yang berbeda. Namun, kami percaya bahwa seluruh negara sepakat untuk bisa memanfaatkan dan memperdagangkan energi secara berkelanjutan,” ujar Evy.

Untuk mencapai tujuan itu, lanjut dia, seluruh pihak harus berjuang dalam semangat kolaborasi dan tanggung jawab bersama.

“Presentasi, diskusi panel, serta seminar yang digelar pada Enlit Asia 2023 telah menjelaskan solusi inovatif, praktik terbaik, dan komitmen teguh terhadap keberlanjutan,” imbuh Evy.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com