Lestarikan Ekosistem Mangrove, Sinar Mas Land Hadirkan Program Horizon di Nuvasa Bay Batam

Kompas.com - 04/12/2023, 17:40 WIB

KOMPAS.com – Indonesia tercatat sebagai negara dengan hutan mangrove terluas di dunia. Tak tanggung-tanggung, berdasarkan data yang dirilis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2021, luas hutan mangrove di Tanah Air mencapai 3,3 juta hektare (ha).

Merujuk data yang sama, hutan mangrove Indonesia mencakup lebih dari 24 persen dari total luas mangrove dunia, disusul Brasil seluas 1,3 juta ha dan Nigeria 1,1 juta ha.

Meski begitu, sebagai negara dengan ekosistem mangrove terbesar dunia, Indonesia menghadapi tantangan deforestasi mangrove yang terbilang serius.

Berdasarkan laporan Peta Mangrove Nasional 2021, lebih dari 630.000 ha atau sekitar 19 persen mangrove di sejumlah wilayah Indonesia dalam kondisi kritis. Hal itu diakibatkan alih fungsi lahan, pencemaran limbah, penebangan liar, serta peningkatan laju abrasi.

Di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), hutan mangrove menjadi sabuk pengaman, pencegah abrasi, dan intrusi air laut sekaligus penyeimbang ekosistem pesisir.

Data Nusantara Atlas menunjukkan, luasan mangrove di Batam mencapai 5.873 ha pada 1990. Pada 2022, angka tersebut turun hingga 50 persen menjadi 2.395 ha.

Dalam upaya meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya peran ekosistem mangrove sekaligus bagian dari strategi pemeliharaan keberlanjutan ekosistem mangrove di Nuvasa Bay Batam dan area sekitarnya, Sinar Mas Land menghadirkan program Hutan Mangrove untuk Restorasi Ekologi dan Oksigen Nusantara (Horizon).

Program tersebut meliputi penanaman bibit mangrove sebanyak 250 pohon, workshop bertajuk “Restorasi Ekologi dan Konservasi Mangrove Nuvasa Bay”, serta workshop “Tata Kelola Ekowisata Mangrove Berkelanjutan”.

Horizon dilanjutkan dengan observasi lapangan “Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu Kampung Bakau Serip”.

Rangkaian kegiatan tersebut diselenggarakan di Palm Springs Golf & Country Club dan Kelurahan Sambau, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Kepri, pada Kamis (30/11/2023) hingga Jumat (1/12/2023).

Managing Director President Office Sinar Mas Land Dony Martadisata mengatakan, seiring dengan urgensi keberadaan ekosistem mangrove, khususnya dalam upaya mengurangi karbon dunia, pihaknya mengajak seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan untuk ikut merawat dan mempertahankan mangrove di kawasan Nuvasa Bay dan sekitarnya. Dok. Sinar Mas Land Managing Director President Office Sinar Mas Land Dony Martadisata mengatakan, seiring dengan urgensi keberadaan ekosistem mangrove, khususnya dalam upaya mengurangi karbon dunia, pihaknya mengajak seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan untuk ikut merawat dan mempertahankan mangrove di kawasan Nuvasa Bay dan sekitarnya.

Lokakarya Tata Kelola Ekowisata Mangrove Berkelanjutan diikuti oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dari kampung-kampung sekitar Nuvasa Bay, di antaranya Pokdarwis Bakau Serip, Nongsa Pantai, Kampung Terih, Kelembak, dan Teluk Mata Ikan.

Narasumber yang didapuk untuk mengisi workshop tersebut adalah praktisi pengelolaan ekowisata mangrove di Bintan Mangrove Tour di Bintan Resort Cakrawala Raja Azmizal Usman.

Managing Director President Office Sinar Mas Land Dony Martadisata mengatakan, seiring dengan urgensi keberadaan ekosistem mangrove, khususnya dalam upaya mengurangi karbon dunia, pihaknya mengajak seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan untuk ikut merawat dan mempertahankan mangrove di kawasan Nuvasa Bay dan sekitarnya.

Dengan luas hanya sebesar 715 kilometer persegi, lanjut Dony, degradasi hutan mangrove memberi dampak yang cukup masif di Pulau Batam. Salah satunya, tingkat abrasi yang semakin tinggi.

“Sesuai dengan visi kami 'Building a Better Future', Sinar Mas Land secara konkret getol melakukan pembangunan berkelanjutan sekaligus menjaga kelestarian hayati di lingkungan sekitar,” ujar Dony dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Senin (4/12/2023).

Dony menambahkan, selain fokus pada target pengurangan emisi karbon produk properti hingga 34 persen pada 2034, Sinar Mas Land juga aktif melakukan penghijauan dan pembangunan area hijau terbuka, termasuk pelestarian kawasan mangrove di Nuvasa Bay.

“Sebelumnya, Sinar Mas Land telah mengambil langkah dalam pelestarian hutan bakau seluas 43 ha di dalam area Nuvasa Bay,” terang Dony.

Deretan manfaat mangrove

Hasil kajian peneliti Tohoku University, Jepang, hutan mangrove dengan ketebalan sekitar 200 meter dapat meredam ganasnya energi tsunami hingga 50 persen.

Tidak hanya itu, mangrove juga dapat menyerap karbon hingga 11 miliar ton karbondioksida, serta berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem.

Kekayaan sumber daya alam (SDA) dengan formasi vegetasi dan satwa unik juga menjadikan ekosistem mangrove memiliki potensi ekonomi tinggi sebagai objek wisata. Utamanya, ekowisata yang menawarkan konsep pendidikan dan konservasi.

Dari sektor pariwisata, mangrove juga membuka peluang bagi masyarakat lokal dan wisatawan untuk lebih memahami keunikan, keanekaragaman, dan keberlanjutan ekosistem pesisir.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam Ardiwinata mengatakan, pariwisata di era modern telah menjadi salah satu prioritas utama dalam pengembangan daerah pesisir, khususnya di destinasi wisata seperti Nuvasa Bay Batam.

“Ekowisata di kawasan mangrove dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk kegiatan di antaranya, mangrove educational tour and tracking, bird watching, fishing, mangrove tree plantation or adoption, serta canoeing and boating,” jelasnya.

Menurutnya, upaya memaksimalkan potensi ekowisata kawasan mangrove di Batam tak hanya menjaga keseimbangan alam, tetapi juga turut meningkatkan taraf hidup masyarakat di kawasan pesisir melalui pemberdayaan pariwisata.

Pada kesempatan sama, Kepala Bidang Perlindungan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam Ip, ST, MT, menambahkan bahwa upaya pengelolaan lingkungan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tugas semua pihak.

“Seluruh pihak harus menjadi bagian dari solusi. Pengelolaan kawasan mangrove sebagai jasa ekowisata dapat menjadi solusi di samping upaya konservasi agar ekosistem bakau dapat lestari,” tuturnya.

Ia menambahkan, semua pihak juga harus ingat bahwa ekosistem mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam serta mitigasi dampak perubahan iklim, termasuk di Batam yang merupakan bagian dari kawasan kepulauan.

Urgensi upaya pencegahan galian pasir

Selain fokus pada target pengurangan emisi karbon produk properti hingga 34 persen pada 2034, Sinar Mas Land juga aktif melakukan penghijauan dan pembangunan area hijau terbuka, termasuk pelestarian kawasan mangrove di Nuvasa Bay. Sinar Mas Land telah mengambil langkah dalam pelestarian hutan bakau seluas 43 ha di dalam area Nuvasa Bay,? terang Dony. Dok. Sinar Mas Land Selain fokus pada target pengurangan emisi karbon produk properti hingga 34 persen pada 2034, Sinar Mas Land juga aktif melakukan penghijauan dan pembangunan area hijau terbuka, termasuk pelestarian kawasan mangrove di Nuvasa Bay. Sinar Mas Land telah mengambil langkah dalam pelestarian hutan bakau seluas 43 ha di dalam area Nuvasa Bay,? terang Dony.

Salah satu pembicara workshop Horizon, Advisor President Office Sinar Mas Land Ignesjz Kemalawarta, mengungkapkan pentingnya upaya nyata pencegahan galian pasir liar di sekitar kawasan mangrove.

Ia juga menyorot peran pengembang serta masyarakat dalam melakukan restorasi mangrove.

“Pelestarian mangrove diharapkan kelak dapat berpotensi mendukung pariwisata mangrove Batam bersamaan dengan upaya pelestariannya,” kata Ignesjz.

Untuk diketahui, program Horizon turut melibatkan berbagai pihak, mulai dari Badan Pengusahaan (BP) Batam, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam, dan Pokdarwis di sekitar Nuvasa Bay.

Kolaborasi tersebut dijalin guna meningkatkan kesadaran sekaligus membangun sinergi untuk bersama-sama melestarikan ekosistem mangrove, khususnya di kawasan Nuvasa Bay dan umumnya di Batam. 

Sebagai informasi, Nuvasa Bay berada di atas lahan seluas 228 ha dengan garis pantai sepanjang 1,2 km yang menghadap langsung ke Singapura dan Malaysia.

Di dalam kawasan Nuvasa Bay, terdapat Nongsa Digital Park yang merupakan salah satu kawasan bisnis potensial untuk masa depan Kota Batam.

Lokasi Nuvasa Bay strategis, yaitu sekitar 30 menit dari pusat Kota Batam. Bahkan, hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit ke Singapura melalui Nongsa Pura Ferry terminal yang berjarak 2 km dari Nuvasa Bay, dan 15 menit menuju Bandar Udara Internasional Hang Nadim.

Keunikan konsep hunian Nuvasa Bay dihadirkan melalui perpaduan desain bernuansa resor dengan lingkungan yang dikelilingi oleh laut, pantai, lapangan golf, danau, dan hutan bakau.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com