Advertorial

Gelar Health Talk, Eka Hospital Sosialisasikan Penanganan Saraf Kejepit dengan Metode PELD

Kompas.com - 07/12/2023, 11:04 WIB

KOMPAS.com – Eka Hospital bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengadakan kegiatan Health Talk tentang saraf kejepit di Petrochina International Jabung Timur, Jambi, Desember 2023.

Saraf terjepit atau dalam bahasa medis disebut sebagai Herniated Nucleus Pulposus (HNP) adalah masalah kesehatan yang kerap terjadi pada tulang belakang.

HNP ditandai dengan kondisi saraf yang tertekan (terjepit) oleh bagian sekitarnya. Kondisi ini akan menimbulkan rasa nyeri, seperti tusukan jarum yang terjadi di area tulang belakang (lumbal) dan leher (cervical).

Konsultan Tulang Belakang Eka Hospital BSD dr Harmantya Mahadhipta SpOT (K), Spine, yang hadir sebagai narasumber, menjelaskan HNP dipicu oleh sejumlah faktor, yakni faktor genetik dan faktur usia dengan rentang 25-40 tahun.

Umumnya, HNP yang diderita usia muda lantaran terlalu lama duduk selama berjam-jam saat bekerja.

Untuk mengatasi HNP, dokter biasanya mengambil tindakan dengan metode endoskopi, yaitu Percutaneous Endoscopic Lumbar Discectomy (PELD).

PELD merupakan teknik operasi menggunakan endoskopi di tulang belakang dengan tujuan untuk membebaskan saraf terjepit. Prosedur ini termasuk operasi minimal infasif. Artinya, pembedahan dilakukan melalui sayatan kecil, yakni sekitar 8 mm untuk meminimalisasi bekas luka.

Dalam melakukan tindakan dengan metode PELD, dokter biasanya juga menggunakan alat bantu lain, seperti tabung berukuran sangat kecil, yang dilengkapi dengan kamera definisi tinggi (endoskop) untuk melihat kondisi pada jaringan tubuh.

“Jadi, tabung tersebut dihubungkan dengan kamera agar kondisi bantalan dan saraf dapat dilihat melalui monitor. Saraf pasien jadi terlihat dengan jelas melalui lensa dan monitor. Teknik PELD berfungsi menghindari cedera yang dapat mengakibatkan pendarahan hebat ataupun risiko kelumpuhan. Tingkat kesembuhannya di atas 98 persen,” ujar Harmantya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (7/12/2023).

Konsultan Tulang Belakang Eka Hospital BSD dr Harmantya Mahadhipta SpOT (K), Spine. Dok. Eka Hospital Konsultan Tulang Belakang Eka Hospital BSD dr Harmantya Mahadhipta SpOT (K), Spine.

Harmantya menambahkan, selain minim sayatan dan punya tingkat kesembuhan tinggi, pengerjaan teknik PELD juga hanya butuh waktu singkat. Dengan demikian, pasien hanya perlu dirawat sekitar dua atau tiga hari.

Terkait pencegahan HNP, Harmantya menjelaskan bahwa penyakit ini dapat dihindari dengan menjaga postur tubuh agar tetap baik, bugar, dan menghindari ketegangan punggung.

“Pencegahan adalah hal terbaik yang bisa dilakukan. Kita bisa melakukannya dengan memodifikasi gaya hidup dan menjaga postur tubuh saat bekerja,” kata Harmantya.

Gatam Institute dan Spine Center Eka Hospital

Untuk membantu mengatasi masalah HNP, Eka Hospital memiliki pusat ortopedi, yakni Gatam Institute Orthopedic and Spine.

Gatam Institute adalah pusat layanan ortopedi terpadu dan komprehensif yang didukung oleh berbagai konsultan dan tim dokter subspesialis ortopedi lengkap serta andal.

Tim medis itu terdiri dari konsultan tulang belakang, konsultan siku dan lengan, konsultan bedah ortopedi anak, dokter spesialis ortopedi, konsultan sport injury, serta konsultan lutut dan panggul. Layanan ini juga dilengkapi peralatan canggih dan mutakhir.

Gatam Institute memiliki visi untuk menjadi penyedia layanan ortopedi terkemuka di Asia Tenggara pada 2025 dan di dunia pada 2030.

Untuk diketahui, pusat ortopedi tersebut juga memiliki platform revolusioner robot navigasi pertama di Asia Tenggara yang dapat membantu meningkatkan keamanan pasien dalam menjalani operasi tulang belakang dengan tingkat akurasi penempatan screws (implan) mencapai 99,9 persen.

Teknologi itu dibawa oleh Chairman Center of Excellence Eka Hospital Dr Dr Luthfi Gatam SpOT (K) Spine untuk membantu meningkatkan keamanan pasien dalam menjalani operasi tulang belakang.

Berkat Gatam Institute, Eka Hospital kini telah menjadi rumah sakit rujukan nasional hingga Asia Tenggara. Rumah sakit ini juga dipilih sebagai rumah sakit percontohan wisata kesehatan (health tourism) di Indonesia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com