Advertorial

Tingkatkan Kesiapsiagaan Masyarakat, BPBD Kota Cilegon Gelar Simulasi Bencana

Kompas.com - 07/12/2023, 19:16 WIB

KOMPAS.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon menggelar simulasi bencana di atas meja atau Table Top Exercise (TTX) di Aula BPBD Kota Cilegon, Kamis (7/12/2023).

Kegiatan tersebut melibatkan sejumlah organisasi kemasyarakatan dan instansi terkait, seperti Forum Kota Sehat, Kelompok Informasi Masyarakat, Taruna Siaga Bencana, Palang Merah Indonesia (PMI), Orari, dan Pramuka.

Adapun simulasi bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan seluruh stakeholder kebencanaan nonstruktural serta masyarakat dalam menghadapi bencana.

Sebab, menurut Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Cilegon Fathurrohman, terdapat empat potensi bencana yang mengancam Kota Cilegon, yaitu gempa bumi, tsunami, kegagalan teknologi, dan banjir.

Dari keempat potensi tersebut, gempa bumi disertai tsunami yang mengakibatkan kegagalan teknologi merupakan bencana yang paling berbahaya.

"Kalau gempa, masyarakat bisa kami edukasi cara menghadapinya. Begitu juga dengan tsunami. Namun, kegagalan teknologi, belum banyak orang memahami,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis.

Oleh karena itu, lanjutnya, BPBD Kota Cilegon akan mengundang perusahaan-perusahaan yang memiliki risiko terhadap bencana kegagalan teknologi untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.

Terkait pelaksanaan, Fathurrohman menjelaskan bahwa simulasi bencana dikemas dalam beberapa tahap, mulai dari persiapan, penyusunan skenario, hingga gladi posko.

"Hari ini simulasi di atas meja. Siapa berbuat apa serta harus bagaimana saat menghadapi bencana alam. Ini penting sekali disimulasikan, mulai dari tingkat kota, kecamatan, hingga kelurahan, agar saat terjadi bencana, semua elemen masyarakat siap dan tahu akan peran masing-masing,” jelasnya.

Wakil Manajer Pusdalops BPBD Kabupaten Serang Joni Efendi mengatakan bahwa simulasi bencana seperti ini penting untuk dilakukan agar dapat meminimalkan korban jiwa, gangguan layanan, dan kerugian harta benda saat bencana terjadi.

“Indonesia adalah negara rawan bencana karena alam dan ulah manusia. Oleh karena itu, setiap daerah harus mempersiapkan diri untuk menghadapi bencana. Upaya ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya melalui simulasi penanganan darurat bencana,” tuturnya. 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com