Advertorial

Kemenag Susun Dhammapada Versi Braille untuk Penyandang Disabilitas

Kompas.com - 08/12/2023, 19:47 WIB

KOMPAS.com – Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Buddha Kemenag menyusun Dhammapada versi Braille untuk penyandang disabilitas netra pada 2023.

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyatakan, pihaknya ingin mempermudah layanan keagamaan agar dapat diakses oleh seluruh kalangan, termasuk disabilitas merupakan salah satu tujuannya selama memimpin Kemenag.

“Salah satu concern saya selama memimpin Kemenag adalah agar layanan keagamaan juga mudah diakses oleh kalangan disabilitas. Salah satunya dengan menghadirkan kitab dalam versi cetak braille,” tutur Yaqut dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (8/12/2023).

Sebelumnya, Kemenag telah mencetak Mushaf Al-Qur’an Braille. Saat ini, Kemenag akan menghadirkan Kitab Suci Buddha versi braille.

“Kitab Suci Buddha versi cetak braille akan diawali dengan Dhammapada. Saya apresiasi terobosan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenag dan juga Ditjen Bimas Buddha,” tutur Menag.

Menag Yaqut minta agar upaya memberikan kemudahan akses umat beragama terhadap kitab sucinya bisa dilakukan oleh Ditjen Bimas lainnya di Kemenag dalam beragam inovasi.

“Jadi, tidak selalu juga dalam bentuk braille, tapi prinsipnya, bagaimana umat beragama bisa merasa aksesnya lebih mudah untuk membaca dan mempelajari kitab suci,” katanya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bimas Buddha Supriyadi menambahkan, upaya menghadirkan Kitab Suci Buddha dalam versi cetak braille akan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Pada tahap awal, terobosan ini dilakukan dengan Dhammapada Braille.

Menurutnya, kehadiran Dhammapada Braille tersebut sejalan dengan amanah Undang-undang No 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Pasal 5 mengatur bahwa penyandang disabilitas memiliki sejumlah hak, salah satunya adalah hak keagamaan.

Dalam pasal 14 dijelaskan bahwa hak keagamaan penyandang disabilitas antara lain memeluk agama, beribadah sesuai agamanya, memperoleh kemudahan akses dalam memanfaatkan tempat peribadatan, termasuk mendapatkan kitab suci dan lektur keagamaan lainnya yang mudah diakses berdasarkan kebutuhannya.

“Penerbitan kitab suci Dhammapada Braille menjadi upaya kami untuk memberikan kemudahan bagi para penyandang disabilitas, khususnya yang beragama Buddha. Kami berharap, ini bisa bermanfaat bagi mereka dalam mempelajari dharma,” ucap Supriyadi.

Dhammapada versi cetak braille disiapkan oleh tim penyusun Kitab Suci Dhammapada Ditjen Bimas Buddha bekerja sama dengan Yayasan Mitra Netra. Proses penyusunannya dimulai dengan mengubah file dari huruf latin ke dalam huruf braille. Proses penyusunannya berlangsung selama lebih kurang empat bulan.

Supriyadi menjelaskan bahwa Kitab Suci Dhammapada Braille menggunakan bahasa baca atau bahasa bunyi dari bahasa Pali disertai dengan terjemahan dalam bahasa Indonesia. Kitab Suci Dhammapada Braille berpedoman pada cetakan kitab suci Dhammapada yang diterbitkan oleh Yayasan Dhammadipa Arama pada edisi ke tujuh tahun 2022.

“Keberadaan kitab suci Dhammapada versi cetak braille ini diharapkan dapat memfasilitasi masyarakat yang berkebutuhan khusus untuk mendapat wawasan dan pengetahuan mengenai Kitab Suci Dhammapada. Ini juga diharapkan menambah kepustakaan mengenai kitab suci Buddha untuk pendidikan agama dan keagamaan Buddha,” kata Supriyadi.

Supriyadi pun berkata bahwa ke depannya, versi cetak braille dari kitab suci agama Buddha yang lain juga akan disusun.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com