Advertorial

Universitas Binus Siap Menjawab Tantangan Arsitektur di Era Modern

Kompas.com - 11/12/2023, 14:18 WIB

KOMPAS.com - Menghadapi perkembangan pesat bidang arsitektur, Indonesia terus mendorong perbincangan terkait urgensi kehadiran desain bangunan yang sesuai dengan kebutuhan era modern.

Hal tersebut penting dilakukan agar para arsitek dapat beradaptasi dengan berbagai tantangan sekaligus bertahan dari dinamika zaman yang terus berjalan.

Pada 2023, dunia arsitektur dinilai menghadapi sejumlah tantangan baru. Tantangan ini pun disebut punya pengaruh besar pada desain bangunan yang akan dihasilkan di masa depan.

Salah satu tantangan tersebut adalah terkait kearifan lokal. Selain wajib memperhatikan aspek teknis, pembangunan infrastruktur juga perlu memberikan perhatian yang cukup terhadap nilai-nilai kearifan lokal masyarakat setempat.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pembangunan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mohammad Zainal Fatah mengatakan, hal tersebut diperlukan untuk menjaga sekaligus membuat potensi-potensi di daerah dapat berkembang secara maksimal.

“Di balik kemegahan infrastruktur, kita tidak mungkin bisa mengerjakannya tanpa ada pendekatan yang benar-benar local indigenous. Kearifan-kearifan lokal tidak mungkin kita tinggalkan dalam upaya membangun infrastruktur,” ujar Zainal seperti diwartakan Kompas.com, Kamis (9/2/2023).

Poin yang disampaikan oleh Zainal tersebut juga sejalan dengan keinginan masyarakat. Berdasarkan survei dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) pada 2022, sebanyak 75 persen responden mengaku setuju bahwa desain bangunan di Indonesia perlu menghadirkan gabungan antara elemen-elemen tradisional dan modern.

Selain itu, survei tersebut juga menyoroti keinginan kuat masyarakat untuk dapat melihat harmoni antara nilai-nilai tradisional dengan kemajuan desain modern.

Dengan kata lain, kebutuhan untuk menciptakan desain arsitektur tidak hanya harus memperhatikan aspek estetika semata, tetapi juga mencerminkan identitas lokal dan keberlanjutan.

Selain memperhatikan keaslian dan lokalitas dalam desain, isu keberlanjutan juga jadi urgensi yang semakin mendapat sorotan di dunia arsitektur. Pasalnya, pembangunan yang pesat dan gaya hidup manusia yang semakin tidak terkontrol membuat kebutuhan listrik, air, dan sumber daya lain mengalami peningkatan.

Salah satu solusi untuk masalah tersebut adalah dengan menerapkan konsep bangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan alias green building.

Konsep tersebut bukan sekadar gedung berwarna hijau atau menambah hiasan tanaman di sekitarnya, melainkan mengacu pada gedung dengan desain dan tata letak yang baik, punya efisiensi energi, dan dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Solusi melalui pendidikan arsitektur

Demi menjawab tantangan dalam dunia arsitektur, dunia pendidikan perlu menanamkan gagasan terkait kearifan lokal dan keberlanjutan pada para calon arsitektur.

Di Indonesia, salah satu lembaga yang sudah menanamkan pentingnya hal tersebut adalah Program Studi (Prodi) Arsitektur Binus University.

Kepala Program Studi Arsitektur Binus Michael Isnaeni Djimantoro ST, MT, menjelaskan, Binus University percaya bahwa pendidikan arsitektur harus menciptakan para profesional yang tidak hanya memiliki keahlian teknis, tetapi juga pemahaman mendalam terhadap keberlanjutan dan keunikan lingkungan setempat.

“Sejatinya, kearifan lokal muncul dari pengalaman manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan setempat harus dikedepankan. Hal ini karena kearifan lokal dan keberlanjutan lingkungan hidup merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan," jelas Michael dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (11/12/2023).

Michael menambahkan, Prodi Arsitektur Binus University memadukan kurikulum yang menekankan aspek keberlanjutan, termasuk penggunaan teknologi terkini dalam desain, dengan pemahaman mendalam tentang konteks lokal.

“Hal itu tecermin dalam penerapan kurikulum yang berfokus pada studi kasus bangunan berkelanjutan di Indonesia,” kata Michael.

Dukung masa depan arsitektur Indonesia

Dalam menghadapi dinamika arsitektur di Indonesia, setiap arsitek di Tanah Air perlu mempertimbangkan dampak bangunan yang dirancang terhadap lingkungan, ketimbang sekadar keindahan visual bangunannya saja.

Demi memecahkan masalah tersebut, Prodi Arsitektur Binus University telah melakukan pendekatan holistik dalam merancang suatu bangunan.

Tak hanya itu, Prodi Arsitektur Binus University juga disiapkan sebagai wadah bagi para mahasiswa untuk dapat berkembang menjadi arsitek yang tidak hanya kreatif, tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan. Ini merupakan bagian dari komitmen Binus University untuk mendukung perkembangan positif di Indonesia.

“Ini adalah upaya dari Binus dagar dapat berperan dalam membentuk masa depan arsitektur Indonesia yang berkelanjutan dan berdaya saing global,” ucap Michael.

Untuk informasi lebih lanjut tentang Prodi Arsitektur Binus University, silakan kunjungi tautan berikut.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com