Advertorial

Sosialisasikan LRT Sumsel kepada Masyarakat, DJKA Gandeng Media dan Komunitas

Kompas.com - 11/12/2023, 21:04 WIB

KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menggelar kegiatan Ngobrol Bareng Media dan Komunitas (Ngobras) di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) Rabu (6/12/2023).

Mengusung tema bertajuk “Optimalisasi Pelayanan LRT Palembang Melalui Integrasi Antar-Moda”, kegiatan tersebut menghadirkan Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKARSS) Rode Paulus dan Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Palembang mewakili Penjabat (Pj) Wali Kota Palembang sebagai pembicara.

Rode mengatakan, LRT Sumsel dibangun sebagai tulang punggungsistem transportasi Kota Palembang.

“Sejak dibangun pada 2018, LRT Sumsel telah melayani sebanyak 12.999.350 penumpang,” ujar Rode dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa (11/12/2023).

Adapun peningkatan penumpang LRT Sumsel, kata dia, rerata meningkat sebesar 31 persen per tahun.


Pada 2023, misalnya, jumlah penumpang telah mencapai 3.712.254 orang dengan rerata jumlah penumpang per hari sebesar 10.983 orang.

“Kami optimistis dapat menutup 2023 dengan target 4 juta penumpang dengan dukungan integrasi antarmoda, yaitu feeder yang sudah terkoneksi dengan LRT," kata Rode.

Dalam rangka mewujudkan LRT Sumsel yang semakin menjangkau masyarakat, DJKA juga menggandeng pemerintah kota (pemkot) untuk menghadirkan layanan angkutan pengumpan (feeder).

Saat ini, tersedia tujuh koridor feeder di mana dua di antaranya disediakan oleh pemkot yang mengakomodasi hingga ke komplek perumahan. Tujuannya, untuk mempermudah akses masyarakat menuju LRT Sumsel.

“Keberadaan feeder krusial untuk mendukung pelayanan LRT Sumsel. Berdasarkan jumlah penumpang harian LRT, tercatat 31 persen atau sebesar 3.380 orang merupakan penumpang feeder yang melanjutkan perjalanan menggunakan LRT,” jelasnya.

Sesuai rekomendasi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumsel, saat ini BPKARSS mengkaji rencana pemberlakuan tarif feeder.

Hal itu sejalan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55 Tahun 2023 Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Bersifat Volatil Atas Layanan Angkutan Perkotaan Dengan Skema Pembelian Layanan (Buy The Service) Yang Berlaku Pada Kementerian Perhubungan.

Sebagai Badan Layanan Umum (BLU), BPKARSS juga didorong untuk memiliki penghasilan.

Pemberlakuan tarif feeder diharapkan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi subsidi yang sudah ada selama ini.

“Angkanya masih belum ditentukan, tapi diperkirakan sekitar Rp 2.000 sampai Rp. 4.000,” tutur Rode.

Selain integrasi antarmoda feeder, lanjut dia, LRT Sumsel juga terintegrasi dengan bandar udara (bandara) sehingga mempermudah masyarakat dari dan menuju bandara dengan jadwal keberangkatan yang disesuaikan dengan jadwal penerbangan.

“Kami berharap, rekan-rekan pers dan komunitas dapat membantu mensosialisasikan kepada masyarakat Palembang untuk memanfaatkan transportasi LRT Sumsel yang unggul dari sisi ketepatan waktu, headway singkat, dan tarif murah dengan fasilitas lengkap di setiap stasiun, serta terintegrasi dengan berbagai moda,” jelasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com