Advertorial

Buktikan Ketangguhan G-Shock, Kikuo Ibe Minta Penonton Lempar Jam Tangan Sekuat Tenaga

Kompas.com - 18/12/2023, 18:20 WIB

SEMINYAK, KOMPAS.com – “Braaak!” suara jam tangan G-Shock itu terdengar nyaring saat dilempar sekuat tenaga ke sebuah papan kayu tebal.

Ruangan mendadak hening. Ratusan tamu undangan yang berasal dari sejumlah negara di Asia Tenggara hanya bisa tercengang.

Seorang tamu wanita yang diminta untuk melempar jam tangan oleh “The Father of G-Shock” Kikuo Ibe itu tampak berwajah pucat.

“Masih nyala!” pekik Ibe senang dan diikuti tepuk tangan riuh menggema. Rasa lega pun terpancar pada raut wajah wanita tersebut.

Momen bersejarah itu terjadi pada perayaan ulang tahun ke-40 G-Shock bertajuk “Shock The World” yang dihelat Casio di Potato Head, Seminyak, Bali, Sabtu (2/12/2023).

Perayaan yang disertai kampanye bertema “That’s Tough” itu menegaskan G-Shock sebagai jenama jam tangan yang terkenal karena ketangguhan dan ketahanannya terhadap guncangan.

Empat puluh tahun bukan waktu yang singkat bagi G-Shock untuk mempertahankan posisi sebagai salah satu perusahaan inovatif dalam teknologi jam tangan terkemuka di dunia.

Tahun 1952 menjadi awal bagi Ibe untuk memulai perjalanan bersama G-Shock. Kala itu, dia tak sengaja menjatuhkan jam tangan pemberian sang ayah hingga hancur berkeping-keping. Dari situ, Ibe bertekad untuk membuat jam tangan yang lebih tahan banting.

Salah satu jam yang dipamerkan pada perayaan ulang tahun ke-40 G-Shock di Bali, Sabtu (2/12/2023). Dok. KOMPAS.com/Aningtias Jatmika Salah satu jam yang dipamerkan pada perayaan ulang tahun ke-40 G-Shock di Bali, Sabtu (2/12/2023).

Perancang, penemu, dan pembuat G-Shock itu tak menampik bahwa dirinya banyak menemui kendala hingga nyaris putus asa.

“Ratusan kali percobaan yang saya lakukan gagal, dan gagal lagi. Saya bahkan berpikir mengundurkan diri dari proyek ini dan hampir menyerah," kata Ibe.

Lebih dari 200 prototype diuji coba selama dua tahun. Berbagai material, bentuk, serta konstruksi diramu untuk membuat jam yang tahan banting.

Hingga pada April 1983, Ibe berhasil membuat seri pertama jam tangan G-Shock DW5000 yang tak hancur dan rusak walau dijatuhkan dari lantai 13. Jam ini juga dilengkapi baterai berdaya tahan hingga 10 tahun.

Pada kesempatan itu, Ibe juga menegaskan bahwa ketangguhan bukan sekadar komitmen untuk menghadirkan jam tahan banting. Baginya, ketangguhan juga berarti semangat yang dibawa Ibe sejak perancangan.

Untuk menggambarkan perjalanan Ibe dan G-Shock, Casio merilis video berjudul “Dear Younger Me”. Video ini menampilkan Ibe yang menceritakan perjalanan dan tantangan yang dihadapinya saat menciptakan jam tangan G-Shock pertama.

Video tersebut menampilkan sosok Ibe pada 1983 yang nyaris putus asa bertemu dengan Ibe saat ini. Dialog keduanya merupakan dorongan agar Ibe muda terus berusaha dan tidak menyerah.

Semangat itulah yang diharapkan Ibe dapat dirasakan pengguna jam tangan G-Shock di seluruh dunia.

“Ketangguhan juga berarti berani menerima kegagalan. Wajar bila merasa ingin menyerah, tetapi never, never, never give up," ujar Ibe sambil tersenyum.

Jam tangan edisi spesial 40 tahun

Kehadiran Ibe pada gelaran Shock The World di Bali bukan satu-satunya hal yang ditunggu oleh tamu undangan yang hadir dari sembilan negara di Asia Tenggara itu.

Hal yang juga menarik perhatian pengunjung adalah deretan jam tangan edisi spesial ulang tahun, khususnya G-Shock GA-2100.

Jam tangan berwarna hijau seafoam itu merupakan koleksi hasil kolaborasi dengan Rich Brian— rapper asal Indonesia yang berkarier di Amerika Serikat (AS) di bawah naungan label 88rising. Ia mencetak sejarah sebagai artis Asia pertama yang menduduki posisi pertama di iTunes untuk musik hiphop.

Jam tangan G-Shock.Dok. KOMPAS.com/Aningtias Jatmika Jam tangan G-Shock.

Pada wawancara eksklusif bersama Kompas.com sebelum acara puncak perayaan dihelat, Managing Executive Officer sekaligus Senior General Manager Casio Itoh Shigenori menceritakan bahwa warna dasar hijau seafoam terinspirasi dari warna gitar yang dimiliki Rich Brian saat masih remaja.

“Warna itu dipadukan dengan akses pink salmon. Kemudian, pada bagian belakang jam terukir nama ‘Rich Brian’,” ujar Itoh.

Itoh melanjutkan, seluruh desain itu dibuat berdasarkan masukan Rich Brian. Bahkan, warna dan model G-Shock GA-2100 juga sesuai dengan kesukaan dia.

Adapun G-Shock GA-2100 hadir dengan model analog-digital yang ramping dan ringkas dengan casing yang diperkuat serat karbon. Jam ini berukuran 48,5 x 45,4 x 11,8 mm dan berat 51 gram.

Menurut Itoh, jam itu memiliki spesifikasi tahan guncangan layaknya semua produk dari merek tersebut.

Managing Executive Officer sekaligus Senior General Manager Casio Itoh Shigenori.Dok. KOMPAS.com/Aningtias Jatmika Managing Executive Officer sekaligus Senior General Manager Casio Itoh Shigenori.

Jam dengan ketahanan air hingga 200 meter itu juga dilengkapi stopwatch, alarm, kalender otomatis hingga 2099, lampu LED ganda, 31 zona waktu dunia, dan baterai yang bertahan hingga tiga tahun.

“Seri terbaru ini ditunggu-tunggu orang dan baru akan dipasarkan di Asia,” ucap Itoh.

Seri lain yang juga menarik perhatian adalah G-Shock GCW-B5000UN. Seri ini merupakan jam tangan full carbon pertama di dunia.

Karena berbahan karbon, jam tangan tersebut lebih kuat dan ringan. Adapun G-Shock GCW-B5000UN hanya memiliki berat 65 gram atau sekitar 61 persen lebih ringan ketimbang produk berbahan logam (full metal).

Tak hanya itu, deretan jam tangan spesial edisi 40 tahun lain, termasuk jam tangan kolaborasi dengan 88rising, juga dipamerkan Casio di lokasi acara. Area ini menjadi spot favorit pengunjung untuk berfoto.

Pada area tersebut, pengunjung bisa melihat seri Clear Remix, Remaster Black, Recrystallized, Adventurer's Stone, Flare Red, dan jam tangan kolaborasi G-shock x Eric Haze.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com