Advertorial

Refleksi Akhir Tahun, Capaian Penurunan Emisi GRK Pemprov Lampung Lampaui Target

Kompas.com - 25/12/2023, 09:29 WIB

KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mencatatkan kinerja apik dalam bidang pembangunan lingkungan.

Di bawah kepemimpinan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Pemprov Lampung sukses menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) selama empat tahun berturut-turut, yakni dari 2019 hingga 2022.

Pada acara Refleksi Akhir Tahun 2023 di Ballroom Hotel Novotel, Bandar Lampung, Senin (18/12/2023), Arinal mengatakan, pembangunan dan lingkungan menunjukkan perkembangan baik.

“Penurunan emisi gas rumah kaca (di Provinsi Lampung) hingga mencapai 12,94 persen (pada 2022),” tutur Arinal.

Angka tersebut melampaui target penurunan (GRK) yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2019-2024, yakni 6,915 persen, pada 2022.

Kemudian, pada 2019 hingga 2021, capaian penurunan GRK secara berturut-turut adalah 10,48 persen dari target 6,28 persen; 9,89 persen dari target 6,86 persen; serta 9,37 persen dari target 6,74 persen.

Aksi mitigasi penurunan emisi GRK akan dilanjutkan hingga 2030. Angka kumulatif penurunan emisi GRK yang ditargetkan mencapai 82,38 persen atau setara 19,2 juta ton karbon dioksida.

IKLH meningkat

Selain penurunan emisi GRK, lanjut Arinal, Provinsi Lampung juga mencatatkan peningkatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dalam enam tahun terakhir sebesar 13,29.

Rinciannya adalah sebagai berikut. Pada 2018, IKLH Pemprov Lampung tercatat 56,62. Kemudian, pada 2019 mencapai 59,28.

Pada 2020 hingga 2023, secara berturut-turut capaian IKLH Pemprov Lampung adalah 66,95; 68,56; 69,1; dan 69,91.

Untuk capaian 2023, IKLH Pemprov Lampung bahkan melebihi target yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), yakni 69,09.

Guna meningkatkan IKLH, Pemprov Lampung telah melakukan berbagai upaya. Sebut saja hibah sarana prasarana pengelolaan sampah, pemasangan perangkap sampah di kali, pemantauan kualitas air sungai dan laut, serta aksi bersih-bersih rutin setiap tahun pada World Cleanup Day (WCD).

Indeks Risiko Bencana turun

Pemprov Lampung juga sukses menurunkan Indeks Risiko Bencana (IRB) 7,41 poin pada 2018 hingga 2022. IRB sendiri merupakan penilaian kapasitas yang dicerminkan oleh Indikator Ketahanan Daerah dari seluruh stakeholder penanggulangan bencana.

Semakin tinggi skor IRB, maka risiko bencana suatu daerah juga semakin tinggi.

Pada 2018-2021, IRB Provinsi Lampung berturut-turut adalah 149,96; 146,64; 146,64; serta 145,42. Angka ini menempatkan Pemprov Lampung dalam indikator tinggi (>144).

Kemudian, pada 2022, IRB Pemprov Lampung tercatat 142,55 atau termasuk kategori sedang (<143).

Program pro-lingkungan

Pemprov Lampung juga menjalankan serangkaian program pro-lingkungan. Salah satunya, Pemprov mencanangkan Lampung sebagai Pusat Inkubasi Tanaman Nusantara di Tahura Wan Abdul Rachman, Kabupaten Pesawaran.

Pengembangan pusat inkubasi itu menjadi salah satu bentuk penguatan konservasi keanekaragaman hayati (biodiversity) yang memiliki potensi ekologi dan ekonomi di Provinsi Lampung.

Selain itu, pusat inkubasi itu juga turut memberdayakan masyarakat melalui pengembangan hasil hutan bukan kayu.

Adapun kegiatan pusat inkubasi tersebut berupa penambahan jenis tanaman kayu dan nonkayu (anggrek dan bambu). Pusat inkubasi ini juga melakukan pemeliharaan tanaman pada tanaman inkubasi tanaman Nusantara.

Selain itu, Pemprov Lampung juga melakukan pemeliharaan dan penyediaan sarana produksi untuk budi daya tanaman khas Nusantara pada Unit Produksi Benih (UPB) Tanaman Buah Kecamatan Pekalongan.

Pemprov Lampung melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) telah mengembangkan benih padi hibrida varietas unggul 250 kilogram (kg). 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com