Advertorial

Resmikan Rumah Produksi Tempe Koro, Upaya Pertamina Tingkatkan Produktivitas dan Kualitas Produksi Olahan Koro

Kompas.com - 29/12/2023, 22:01 WIB

KOMPAS.com – Pertamina Patra Niaga melalui Fuel Terminal (FT) Rewulu meresmikan Rumah Produksi Tempe Koro di Dusun Babakan, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Kamis (28/12/2023).

Fasilitas itu merupakan bentuk dukungan Pertamina Patra Niaga terhadap Program Pengolahan Tempe Koro Tradisional (Petra) yang dikelola oleh Kelompok Berlian Progo. Dengan begitu, produktivitas dan kualitas produk produksi kelompok tersebut dapat meningkat.

Area Manager Communication, Relations, and Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa bagian Tengah (JBT) Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, menjelaskan bahwa program Petra sudah berlangsung sejak 2022. Saat itu, pengembangan program masih pada tahap penguatan kelembagaan usaha produksi tempe koro.

“Pada 2023, Petra lebih difokuskan untuk pengembangan biomass automatic hybrid stove burners (kompor biomass hibrida otomatis), pembuatan bahan bakar biomassa, dan pengembangan budi daya kacang koro,” jelasnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (29/12/2023).

Brasto menambahkan, Pertamina Patra Niaga Regional JBT juga berterima kasih kepada pihak yang terlibat dan mendukung keberlanjutan program Petra, mulai dari Kelompok Binaan Berlian Progo, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bantul, Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul, hingga masyarakat sekitar.

“Kami berharap, Rumah Produksi Tempe Koro dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi olahan koro, serta memberikan dampak positif yang lebih besar bagi keberlangsungan kelompok Berlian Progo dan pengembangan program ini,” ucapnya.

Harapan juga datang dari Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul Agus Sulistyana. Ia menuturkan, Rumah Produksi Tempe Koro dapat memberikan pelatihan yang maksimal sehingga Kelompok Berlian Progo dapat memasarkan produknya dengan lebih luas lagi.

“Selain itu, Rumah Produksi Tempe Koro juga diharapkan bisa mengurus izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga produknya dapat lebih terjamin,” tutur Agus.

Subkoordinator Kelompok Substansi Perekonomian Bappeda Kabupaten Bantul Hera pun turut menyampaikan harapannya terkait peresmian fasilitas tersebut. 

Ia berharap, CSR yang diberikan Pertamina Patra Niaga JBT bisa membantu Rumah Produksi Tempe Koro secara maksimal.

“Semoga dengan bantuan CSR dan pelatihan yang diberikan oleh tim Pertamina bisa membantu Rumah Produksi Tempe Koro,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Forum CSR Kabupaten Bantul Erwin Yuniati menilai, fasilitas yang diberikan oleh Pertamina Patra Niaga JBT tersebut bisa membantu pengembangan produk olahan yang sudah diproduksi oleh Rumah Produksi Tempe Koro.

“Produk Tempe Koro bila diberikan pelatihan yang maksimal bisa berkembang lebih jauh lagi. Contohnya, pelatihan tentang cara membungkus makanan yang benar dan menjual produk secara daring,” tutur Erwin.

Lurah Poncosari H Supriyanto, SE, SPt mengucapkan terima kasih kepada Pertamina Patra Niaga atas inisiatif CSR yang dilakukan di Desa Poncosari.

“Saya berterima kasih, serta mendorong kepada kelompok wanita tani (KWT) dan gabungan kelompok tani (gapoktan) di Kelurahan Poncosari untuk terlibat dan mencontoh keberhasilan dari Kelompok Berlian Progo, Kelompok Tani Sido Rukun, dan Bank Sampah Besole,” ucapnya.

Maksimalkan program melalui pendampingan

FT Manager Rewulu Wahyu Wijaya berkata, Pertamina Patra Niaga JBT melalui FT Rewulu akan mengembangkan Program Pengolahan Tempe Koro secara maksimal. Pasalnya, sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) Pertamina, program tersebut harus bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

“Kami akan semaksimal mungkin melakukan pendampingan untuk Rumah Produksi Tempe Koro dan diharapkan produknya juga dapat tersebar lebih luas dan lebih disukai oleh masyarakat,” katanya.

Ia menambahkan, program Petra yang dilaksanakan FT Rewulu telah mendapatkan pengakuan lewat penghargaan PROPER Emas yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) pada Rabu (20/12/2023). Adapun FT Rewulu telah meraih 11 kali penghargaan PROPER Emas.

“Selain mendapatkan penghargaan nasional, Program Petra juga telah mendapatkan penghargaan internasional pada ajang Annual Global CSR & ESG Summit Award di Vietnam pada Agustus 2023,” imbuhnya.

Program Petra juga merupakan salah satu wujud dari penerapan komitmen environment, social, and governance (ESG) Pertamina dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Adapun tujuan yang dicapai adalah poin 1 (Tanpa Kemiskinan), poin 2 (Tanpa Kelaparan), poin 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), poin 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), dan poin 13 (Penanganan Perubahan Iklim).

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com