Advertorial

Temukan Alat Bantu Koreksi Tiga Dimensi Skoliosis Idiopatik Remaja, Dokter Gatam Institute Eka Hospital Raih Gelar Doktor

Kompas.com - 08/01/2024, 17:30 WIB

KOMPAS.com – Salah satu anggota tim dokter Gatam Institute Eka Hospital, Dr dr Phedy, SpOT (K) Spine, resmi meraih gelar doktor setelah menjalani sidang terbuka promosi doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Kamis (4/1/2024).

Pada sidang terbuka tersebut, Dr Phedy memaparkan disertasinya yang berjudul “Scoliocorrector Fatma-UI (SCFUI) sebagai Alat Bantu Koreksi Skoliosis Idiopatik Remaja dengan Prinsip Translasi Posteromedial: Inovasi Alat, Analisis Efektivitas, Luaran Fungsional dan Keamanan”.

SCFUI sendiri merupakan sebuah alat bantu koreksi skoliosis tiga dimensi.

Doktor Phedy menjelaskan, penelitian tersebut didasari oleh angka kejadian skoliosis di Indonesia yang sangat banyak dan penanganannya masih jauh dari memuaskan. Saat ini, katanya, masih banyak hasil operasi skoliosis yang tiga dimensinya masih belum terkoreksi.

Oleh karena itu, saya mencoba mengembangkan suatu alat yang bisa memperbaiki hasil koreksi tersebut. Harapannya, alat ini bisa dipakai secara luas di Indonesia sehingga hasil koreksi skoliosis di Indonesia akan bagus hasilnya,” kata Dr Phedy dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Senin (8/1/2024).

Alat itu dapat membantu koreksi kelengkungan tulang belakang ke samping hingga 72 persen serta memberikan hasil koreksi yang baik secara tiga dimensi.

Menurutnya, hasil tersebut sebanding dengan alat koreksi skoliosis idiopatik remaja yang tersedia di Indonesia. Bahkan, lanjutnya, SCFUI menunjukkan hasil yang sedikit lebih baik dalam koreksi rotasi.

Salah satu dokter di Gatam Institute Eka Hospital, Dr dr Phedy, SpOT (K) Spine, saat menjalani menjalani sidang terbuka promosi doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Kamis (4/1/2024).dok. Eka Hospital Salah satu dokter di Gatam Institute Eka Hospital, Dr dr Phedy, SpOT (K) Spine, saat menjalani menjalani sidang terbuka promosi doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Kamis (4/1/2024).

Seperti diketahui, skoliosis merupakan kondisi kelainan bentuk tulang belakang yang membentuk huruf C atau S. Kelainan ini bisa dialami oleh siapa saja, baik perempuan maupun laki-laki. Penyebab skoliosis sangat beragam dan bisa muncul tanpa disadari.

Doktor Phedy menjelaskan bahwa skoliosis idiopatik remaja merupakan kelainan tiga dimensi pada tulang belakang yang ditandai dengan kelengkungan tulang belakang ke samping, ke belakang, dan memutar. Kondisi ini umumnya terjadi pada remaja perempuan berusia sepuluh hingga delapan belas tahun.

Pada kasus ringan, skoliosis idiopatik remaja dapat menyebabkan gangguan kosmesis pada remaja. Sementara, pada kasus yang berat, skoliosis bisa menyebabkan gangguan fungsi organ, terutama paru-paru.

Dahulu, operasi skoliosis idiopatik remaja dilakukan hanya untuk mengoreksi kelainan di satu bidang, yaitu lengkungan ke samping. Dalam perkembangannya, diketahui bahwa koreksi secara tiga dimensi juga perlu dilakukan supaya fungsi paru-pari penderita terjaga dan luaran klinisnya menjadi lebih baik.

Chairman Gatam Institute Eka Hospital Group Dr dr Luthfi Gatam, SpOT (K) Spine menyambut baik pencapaian yang didapatkan Dr Phedy. Ia mengatakan, temuan tersebut menjadi terobosan baru di bidang ortopedi, khususnya skoliosis.

“Selain menunjang layanan unggulan Gatam Institute, temuan ini diharapkan dapat membantu pasien skoliosis, meningkatkan keamanan pasien yang menjalani operasi tulang belakang, serta menambah kepercayaan masyarakat terhadap layanan yang tersedia di Gatam Institute Eka Hospital,” katanya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com