Advertorial

Olahraga Lari, Salah Satu Investasi Jangka Panjang untuk Kesehatan Jantung

Kompas.com - 25/01/2024, 15:56 WIB

KOMPAS.com – Kondisi jantung yang sehat berperan penting dalam menjaga keseimbangan dan keberlanjutan kehidupan. Salah satu cara yang dinilai efektif untuk mewujudkan kesehatan jantung adalah dengan olahraga lari.

Untuk diketahui, lari merupakan jenis olahraga yang mampu meningkatkan detak jantung dan fungsi pompa jantung. Rutin berolahraga lari dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga tersalurkan ke seluruh tubuh secara optimal.

Selain itu, olahraga tersebut juga bermanfaat untuk memperkuat otot jantung, mengurangi risiko pembekuan darah, serta mengoptimalkan fungsi jantung.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa orang yang rutin berolahraga lari memiliki risiko yang lebih rendah terhadap serangan penyakit jantung. 

Fakta tersebut diamini Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi Mayapada Hospital Tangerang dr Aron Husink, SpJP (K), FIHA.

Dokter Aron mengatakan, olahraga lari memengaruhi kesehatan jantung karena dapat membantu mengendalikan tekanan darah, menjaga kadar kolesterol, serta faktor-faktor terkait lain secara signifikan.

“Lari juga efektif untuk membakar kalori dan menjaga berat badan ideal. Meski begitu, masyarakat juga perlu mengetahui (bagaimana) lari yang aman dan sesuai dengan kondisi tubuh,” ujar dr Aron dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (25/1/2024).

Dokter Aron pun mengimbau masyarakat agar selalu memperhatikan kondisi tubuh sebelum lari, terutama jika ingin meningkatkan intensitas dan performa saat berlari.

Melakukan pemeriksaan fisik dan mengevaluasi kesehatan, seperti mengecek tekanan darah, denyut jantung, tinggi dan berat badan, serta indeks massa tubuh (IMT), merupakan hal krusial untuk memastikan kesiapan tubuh dan mengidentifikasi potensi risiko.

Setali tiga uang dengan dr Aron, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi Mayapada Hospital Surabaya dr Samuel Sudanawidjaja, SpJP (K), FIHA, FSCAI, menambahkan, pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) penting dilakukan untuk mengetahui aktivitas listrik jantung dan membantu mendeteksi gangguan irama jantung atau gangguan lain pada jantung.

“Pemeriksaan lebih lanjut, seperti tes treadmill dan berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung juga perlu dilakukan bagi Anda memiliki riwayat penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes melitus,” terangnya.

Gejala-gejala penyakit jantung

Selama ini, pemeriksaan fisik sebelum olahraga lari kerap diabaikan. Padahal, gejala penyakit jantung yang bisa muncul akibat lari perlu diwaspadai.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi dan Perawatan Darurat Kardiovaskuler Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Vireza Pratama, SpJP (K), FIHA, FASCC, FSCAI, memaparkan gejala-gejala yang dapat timbul.

Gejala tersebut di antaranya adalah sesak napas, denyut jantung tidak teratur, pusing atau pingsan setelah berlari, mual dan muntah, perut terasa tidak nyaman, serta rasa nyeri atau tekanan pada dada yang tidak hilang meski sudah berhenti berlari.

“Ketika mulai merasakan gejala-gejala tersebut, segeralah berhenti berlari. Periksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat dan konsultasikan dengan dokter spesialis jantung untuk mendapatkan penanganan medis dengan tepat dan cepat,” jelasnya.

Untuk diketahui, dr Aron, dr Samuel, dr Vireza, serta spesialis jantung yang berpraktik di Mayapada Hospital dapat menjadi pilihan tepat untuk bagi Anda untuk berkonsultasi dan memastikan kesehatan jantung.

Sebagai rumah sakit berstandar internasional, Mayapada Hospital memiliki layanan unggulan  Cardiovascular Center sebagai pusat layanan kesehatan terpadu khusus untuk menangani penyakit jantung.

Mayapada Hospital memiliki dokter spesialis dan subspesialis yang ahli, peralatan canggih dengan teknologi terkini, serta menyediakan layanan kegawatdaruratan jantung yang selalu siaga 24 jam.

Adapun layanan Cardiac Emergency Mayapada Hospital telah terlatih dalam menangani kasus kegawatdaruratan jantung dengan cepat dan tepat dengan tindakan primary PCI, serta memiliki standar protokol door-to-balloon kurang dari 90 menit.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com