Advertorial

Targetkan Pertumbuhan Kredit 11-12 Persen pada 2024, Ini Strategi BRI Tumbuh Berkelanjutan

Kompas.com - 02/02/2024, 10:53 WIB

KOMPAS.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI optimistis, penyaluran kredit akan tumbuh agresif pada 2024. Terlebih, BRI mencatatkan kinerja cemerlang sepanjang 2023.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama BRI Sunarso dalam paparan kinerja keuangan BRI full year 2023 di Jakarta, Rabu (31/1/2024).

Sunarso menjelaskan, BRI berhasil mendorong penyaluran kredit tumbuh 11,2 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 1.266,4 triliun hingga akhir Desember 2023. Pencapaian ini tercatat lebih tinggi jika dibandingkan penyaluran kredit industri perbankan nasional yang hanya mencapai 10,4 persen secara yoy.

“BRI ingin (penyaluran kredit) tetap tumbuh agresif pada 2024, yakni pada angka 11-12 persen,” ujar Sunarso dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (2/2/2024).

Untuk merealisasikan target tersebut, kata dia, BRI akan tetap berfokus pada segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), khususnya segmen ultramikro. Oleh karena itu, Holding Ultra Mikro (UMi) bakal dijadikan sebagai sumber pertumbuhan baru.

Tak hanya itu, BRI juga akan memastikan likuiditas tercukupi, kendati likuiditas perbankan nasional terbilang ketat sebagai dampak suku bunga tinggi.

Sunarso menjelaskan bahwa BRI berhasil menjaga rasio likuiditas pada level memadai. Hal ini tecermin dari nilai loan to deposit ratio (LDR) yang mencapai angka 84,2 persen pada akhir Desember 2023.

“BRI juga mampu menjaga rasio kecukupan modal atau capital adequacy (CAR) pada level memadai sebesar 27,3 persen. Dengan begitu, perseroan masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih baik pada 2024,” ucap Sunarso.

Faktor lain yang juga mendorong optimisme perseroan untuk menyalurkan kredit secara agresif adalah ketercukupan permodalan.

“Dari sisi permodalan, saat ini, CAR BRI yang mencapai lebih dari 27 persen sangat mendukung kemampuan BRI untuk menumbuhkan kredit. Sampai lima tahun ke depan pun, insyaallah, tidak ada isu permodalan,” tambah dia.

Sunarso mengatakan bahwa strategi lain yang akan dilakukan adalah mengelola risk management dengan baik.

“Jadi, BRI tetap (melakukan) ekspansi, tetapi dengan guide risk management yang memadai dan sudah barang tentu (dengan mengedepankan) prinsip-prinsip ESG,” kata Sunarso.

Bukti penerapan risk management yang baik, kata dia, tecermin dari non-performing load (NPL) yang terkendali pada level 2,95 persen dan NPL Coverage sebesar 229,09 persen hingga akhir Desember 2023. Hal ini mengingat mayoritas portofolio BRI berada di segmen UMKM.

Sementara itu, loan at risk (LAR) BRI tercatat sebesar 13,8 persen pada akhir Desember 2023. Angka ini menurun signifikan jika dibandingkan LAR BRI pada September 2020 saat kasus Covid-19 meninggi. Kala itu, LAR BRI juga mencapai posisi tertinggi, yakni 29,8 persen.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com