Advertorial

BRI Sukses Jaga Likuiditas di Tengah Ketatnya Kondisi Perbankan Nasional

Kompas.com - 03/02/2024, 15:13 WIB

KOMPAS.com – Di tengah kondisi likuiditas perbankan nasional yang ketat, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI secara konsisten mampu menjaga rasio likuiditasnya pada level yang memadai.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama BRI Sunarso dalam Paparan Kinerja Keuangan Tahun 2023 di Jakarta, Rabu (31/1/2024).

Sunarso mengatakan bahwa BRI mampu menjaga tingkat likuiditasnya dengan baik, terbukti dengan loan to deposit ratio (LDR) yang mencapai 84,2 persen pada akhir Desember 2023. Di samping itu, BRI juga berhasil mempertahankan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) pada level yang memadai, yaitu sebesar 27,3 persen.

“Dengan kondisi likuiditas dan permodalan yang memadai tersebut, perseroan masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih baik pada tahun ini,” ungkapnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (3/2/2024).

Dalam kondisi apa pun, lanjutnya, BRI menerapkan secara konsisten strategi just right liquidity. Ini berarti, perseroan tidak menumpuk likuiditas yang berlebihan, tetapi juga tidak membiarkan kekurangan likuiditas. Hal ini dilakukan supaya BRI tetap bisa terus tumbuh secara optimal.

Meskipun begitu, Sunarso juga menyatakan bahwa untuk kuartal I 2024, pihaknya yakin likuiditas masih memiliki tantangan, terutama dengan suku bunga acuan yang berada di level 6 persen.

“Kami berharap, setelah lewat satu semester, bisa memasuki era suku bunga rendah atau normal kembali. Oleh karena itu, BRI terus membuka ruang untuk penyesuaian suku bunga, baik pinjaman maupun simpanan. Tentunya mempertimbangkan banyak faktor seperti biaya dana, persaingan, serta kondisi perekonomian,” paparnya.

Tetap optimistis

Walaupun likuiditas diprediksi akan ketat, BRI tetap optimistis untuk menargetkan pertumbuhan kredit yang agresif pada 2024. Target yang dicanangkan adalah 11-12 persen, melanjutkan pencapaian pada 2023 yang sebesar 11,2 persen.

Selain itu, BRI akan terus memfokuskan strateginya pada segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), terutama segmen ultramikro. Maka dari itu, Sunarso optimistis, Holding Ultra Mikro (UMi) akan terus menjadi sumber pertumbuhan baru bagi BRI.

Sebagai informasi, dalam Paparan Kinerja Keuangan Tahun 2023, BRI tercatat mengalami pertumbuhan berkelanjutan dengan aset konsolidasian yang mencapai Rp 1.965 triliun atau naik 5,3 persen dari tahun sebelumnya.

Laba BRI juga mengalami peningkatan signifikan sebesar 17,5 persen secara yoy, mencapai angka Rp 60,4 triliun.Dari sisi fungsi intermediasi, hingga akhir Desember 2023, BRI berhasil mendorong penyaluran kredit tumbuh 11,2 persen secara yoy menjadi Rp 1.266,4 triliun. Pencapaian ini tercatat lebih tinggi ketimbang penyaluran kredit industri perbankan nasional yang hanya 10,4 persen secara yoy di sepanjang 2023. 

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com