Advertorial

Survei Kegiatan Usaha dan Sentimen Bisnis UMKM BRI 2024: Prospek UMKM Masih Bagus dan Tetap Ekspansif

Kompas.com - 06/02/2024, 12:07 WIB

KOMPAS.com – Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia optimistis prospek usahanya masih berjalan positif pada 2024.

Hal tersebut tecermin dalam hasil Survei Kegiatan Usaha dan Sentimen Bisnis UMKM BRI yang dilakukan oleh BRI Research Institute.

Dalam survei itu, Indeks Ekspektasi Bisnis UMKM disebutkan tetap berada di level yang tinggi, yakni 128,7.

Sementara itu, optimisme dari pelaku UMKM itu mengalami penguatan jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Penguatan optimisme tersebut didorong oleh sejumlah faktor, di antaranya perkiraan berakhirnya musim kemarau, memasuki awal musim panen raya tanaman bahan makanan di beberapa sentra produksi, dan daya beli masyarakat yang tetap terjaga baik.

Sejalan dengan bisnisnya yang berekspansi, sentimen pebisnis UMKM terhadap perekonomian dan usaha secara umum juga tetap baik.

Hal itu tecermin dalam Indeks Sentimen Bisnis (ISB) UMKM Q4-2023 yang berada pada level 117,0. Level ini sedikit menurun dari kuartal sebelumnya yang berada di angka 117,4.

Namun, bila dilihat dari komponen penyusunnya, Indeks Ekspektasi berada pada zona optimistis karena mampu naik dari kuartal sebelumnya, yaitu berada di level 141,7.

Sementara itu, Indeks Situasi Sekarang menurun ke level 92,3, lebih rendah dari kuartal III-2023.

Meski begitu, level ISB yang masih di atas 100 mengindikasikan optimisme pelaku UMKM terhadap kondisi ekonomi dan bisnis secara umum sehingga prospeknya ke depan tetap dinilai tinggi.

Sejalan dengan kondisi bisnis yang masih berekspansi dan adanya ekspektasi pebisnis terhadap prospek perekonomian yang semakin baik, pelaku UMKM pun memberikan penilaian yang semakin tinggi terhadap kemampuan pemerintah dalam menjalankan tugas-tugas utamanya.

Hal tersebut tecermin pada Indeks Kepercayaan Pelaku UMKM kepada Pemerintah (IKP) yang naik ke level 134,5 pada kuartal IV-2023.

Dilihat dari komponen penyusunnya, pelaku UMKM memberikan penilaian tertinggi terhadap kemampuan pemerintah menciptakan rasa aman dan tenteram, yakni di level 153,2.

Selain itu, penyediaan dan perawatan infrastruktur berada di level 148,3.

Sementara, penilaian terendah diberikan oleh pelaku UMKM terhadap kemampuan pemerintah dalam menstabilkan harga barang dan jasa. Namun, indeksnya tetap di atas 100.

Semua komponen penyusun IKP juga meningkat dengan kenaikan terbesar terjadi pada komponen yang menyatakan kemampuan pemerintah menciptakan rasa aman dan tentram yang mendapat 7,5 poin.

Komponen itu diikuti dengan peningkatan komponen lain yang menyatakan kemampuan pemerintah menyediakan dan merawat infrastruktur yang mendapat 7,3 poin.

Berkaca dari kondisi tersebut, sebagai bank yang memiliki core business dari segmen UMKM, BRI turut menyiratkan optimisme kinerja pada 2024.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, penyaluran kredit akan tumbuh agresif pada tahun ini.

Dirut BRI Sunarso.Dok. BRI Dirut BRI Sunarso.

“Kalau sekarang, kredit BRI tumbuh 11,2 persen. BRI ingin tetap tumbuh agresif di 2024, yakni 11-12 persen,” ujar Sunarso dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa.

Terkait target tersebut, Sunarso mengungkapkan bahwa BRI akan tetap fokus di segmen UMKM, khususnya segmen ultramikro.

Oleh karena itu, Holding Ultra Mikro (UMi) akan tetap dijadikan sebagai sumber pertumbuhan baru.

Informasi tentang survei

Survei Kegiatan Usaha dan Sentimen Bisnis UMKM BRI memiliki sampel lebih dari 7.073 responden UMKM yang tersebar di semua sektor ekonomi di 33 provinsi.

Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode stratified systematic random sampling agar dapat merepresentasikan sektor usaha, provinsi, dan skala usaha.

Survei tersebut dilakukan oleh BRI Research Institute pada tanggal 21 Desember 2023 sampai 12 Januari 2024.

Adapun survei yang dilakukan terhadap para responden dilakukan melalui wawancara melalui telepon dengan pengawasan mutu yang ketat sehingga data yang terkumpul bisa valid dan reliabel.

Informasi yang dikumpulkan dalam survei itu adalah persepsi pelaku usaha UMKM terhadap perkembangan dan prospek perekonomian secara umum, sektor usaha responden, serta perkembangan dan proyeksi kinerja usaha responden.

Hasil informasi dalam survei tersebut kemudian digunakan untuk menyusun Indeks Bisnis UMKM (IB), Indeks Sentimen Bisnis (ISB), dan Indeks Kepercayaan Pelaku (IKP) Usaha UMKM kepada pemerintah.

Indeks-indeks itu hadir melengkapi indeks serupa yang sebelumnya disusun oleh Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS).

Dalam praktiknya, baik BI maupun BPS, melakukan survei terhadap pelaku usaha di kategori menengah dan besar.

Selain itu, kedua lembaga tersebut juga mengumpulkan informasi mengenai kondisi usaha responden untuk keperluan monitoring sekaligus menjadi early warning system (EWS) terhadap keberlangsungan usaha debitur UMKM.

Dalam survei itu, responden menjawab sejumlah pertanyaan yang pada setiap pertanyaan responden dapat memberikan jawaban positif (lebih tinggi atau lebih baik), jawaban negatif (lebih rendah atau lebih buruk), dan jawaban netral (sama saja atau tetap).

Adapun indeks difusi dihitung dari selisih persentase jawaban positif dengan persentase jawaban negatif ditambah 100. Dalam hal ini, jawaban netral diabaikan.

Nilai tengah indeks difusi sendiri adalah 100. Sementara, rentang indeks difusi akan berada pada kisaran nol sampai dengan 200.

Jika semua responden memberikan jawaban negatif, maka indeks difusi akan bernilai nol. Sebaliknya, jika semua responden memberikan jawaban positif, maka indeks difusi akan bernilai 200.

Indeks difusi di atas 100 menunjukkan bahwa jawaban positif melebihi jawaban negatif. Sebaliknya, indeks difusi di bawah 100 mengindikasikan jawaban negatif lebih banyak dibandingkan jawaban positif.

Laporan lengkap terkait Survei Kegiatan Usaha dan Sentimen Bisnis UMKM BRI dapat diakses melalui laman https://bri.co.id/indeks-bisnis-umkm.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com