Advertorial

Program Klasterku Hidupku BRI Bantu Kembangkan Usaha Telur Asin Asal Lamongan

Kompas.com - 14/02/2024, 16:41 WIB

KOMPAS.com – Memulai dan membangun usaha bukan hal yang mudah. Akan tetapi, jika dijalani dengan serius dan telaten, bukan tidak mungkin usaha yang dijalankan bisa mendulang kesuksesan besar, bahkan meraih prestasi membanggakan.

Hal tersebut berhasil dibuktikan perempuan asal Lamongan, Jawa Timur (Jatim), Ainur Rohmatin yang menjalankan usaha Telur Asin Sabiq. Menariknya, perempuan yang akrab disapa Ain ini juga merupakan Ketua Kelompok Klaster Telur Asin Sabiq Bejo yang ada di daerahnya.

Sebagai informasi, nama Sabiq memiliki arti bulan. Sementara, nama klaster usaha Sabiq Bejo dipilih dengan harapan selalu diberkahi keberuntungan.

Ain bercerita, usaha telur asin miliknya dimulai sejak 2009. Kala itu, kondisi perekonomian keluarganya kurang baik lantaran memiliki utang. Agar bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Ain harus memutar otak hingga akhirnya tercetus ide beternak bebek.

“Dari 25 ekor bebek yang dimiliki, mampu bertelur sebanyak 23 butir. Jika dijual langsung, harga telur bebek terbilang murah. Untuk itu, saya mencari cara untuk meningkatkan harganya dengan mengolahnya menjadi telur asin matang. Harga jualnya pun jadi meningkat,” Ain dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Rabu (14/2/2024).

Ain menjelaskan, pembuatan telur asin tidak sulit karena hanya membutuhkan garam dan bata merah. Berbeda dengan telur asin asal Brebes, Jawa Tengah, yang diproses selama 14 hari, pembuatan Telur Asin Sabiq hanya membutuhkan waktu 10 hari. Hasilnya, rasa asin telur tidak berlebihan dan tetap enak jika dimakan berulang kali.

Ain melanjutkan, pada awal merintis usaha, ia hanya memiliki modal Rp 70.000. Meski begitu, produk yang dibuat bisa diterima pasar. Dari hanya memproduksi 20 butir telur asin, Ain dapat meningkatkannya menjadi 50-100 butir per minggu.

“Sampai akhirnya pada 2015, klaster usaha kami berhasil memproduksi 1.500-2.000 butir per minggu. Selain telur asin biasa, kami juga memproduksi telur asin asap. Pada 2019, kami mampu memproduksi 4.000-5.000 butir per minggu,” tuturnya.

Seperti usaha lain, Klaster Usaha Telur Asin Sabiq juga sempat goyah karena terdampak pandemi Covid-19 pada 2020. Pembatasan kegiatan yang terjadi kala itu membuat distribusi telur dari para perajin telur asin ke penjual menjadi terhambat. Baik agen maupun reseller kesulitan memasarkan produk telur asin selama pandemi.

Menyikapi hal tersebut, Ain tak berdiam diri. Ia bersama para perajin kembali memutar otak hingga muncul ide untuk membuat menu turunan produk berbahan telur asin.

“Pada 2020, bisnis kami tak hanya bertahan melewati pandemi, tetapi juga semakin bertumbuh dengan menciptakan beragam varian produk baru berbahan telur asin. Kami membuat abon telur asin, sambal telur asin, dan kerupuk telur asin,” kata Ain.

Kelompok Klaster Telur Asin Sabiq Bejo menciptakan berbagai produk turunan berbahan telur asin, seperti abon telur asin, sambal telur asin, dan kerupuk telur asin.dok. BRI Kelompok Klaster Telur Asin Sabiq Bejo menciptakan berbagai produk turunan berbahan telur asin, seperti abon telur asin, sambal telur asin, dan kerupuk telur asin.

Berkat inovasi itu, usaha Telur Asin Sabiq mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jawa Timur sebagai usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berprestasi pada September 2020. Tak sampai di situ, pada Desember 2020, usaha milik Ain juga dinobatkan sebagai UMKM yang berhasil bertahan di masa pandemi.

Usaha makin sukses berkat Klasterku Hidupku BRI

Ain dan anggota perajin telur asin Kelompok Klaster Telur Asin Sabiq Bejo sudah menjadi nasabah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sejak lama. Sebagian besar memulai usaha telur asin dengan memanfaatkan fasilitas KUR BRI.

Pada awal 2023, perwakilan BRI Lamongan mengenalkan program Klasterku Hidupku kepada Ain dan perajin telur asin lain. Ain pun kemudian mendaftarkan Klaster Telur Asin Sabiq Bejo yang kini sudah memiliki 20 anggota aktif itu untuk mengikuti program tersebut.

Lewat Klasterku Hidupku, kata Ain, perajin telur asin di Desa Cluring, Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan, Jatim, mendapat dukungan penuh dari BRI lewat beragam program yang diberikan.

“Kami pernah mendapatkan beberapa bantuan dari BRI, seperti meja stainless, kompor gas, oven, dan mesin penggiling. Kami juga difasilitasi untuk memasarkan produk usaha binaan dan klaster lewat marketplace Localoka yang telah bekerja sama dengan BRI,” tuturnya.

Proses pembuatan produk Telur Asin Sabiq.dok. BRI Proses pembuatan produk Telur Asin Sabiq.

Ain juga mengungkapkan bahwa usaha telur asinnya juga semakin meningkat setelah dipasarkan di Localoka. Selain bisa memasarkan produk lebih luas, imbuhnya, bergabung di Localoka juga tidak membebani UMKM.

Tak hanya Localoka, Ain juga mendaftarkan diri sebagai AgenBRILink. Menurutnya, menjadi AgenBRILink membuat perputaran uang usaha Klaster Telur Asin Sabiq Bejo lebih lancar.

“Transaksi dan bisnis, mulai dari supplier hingga ke reseller, bisa dilakukan dengan lebih mudah. Selain itu, anggota Klaster Telur Asin Sabiq Bejo juga bisa mendapatkan akses modal usaha lewat pembiayaan ultramikro (UMi) yang difasilitasi BRI,” kata Ain.

Berkat perjuangan panjang bersama Klaster Telur Sabiq Bejo, Ain pun dinobatkan sebagai Top 5 Local Hero di Merry Riana Entrepreneur of the Year Award pada Agustus 2023.

Sementara itu, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan bahwa program klaster usaha “Klasterku Hidupku” merupakan wadah bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya. Lewat berbagai kegiatan pendampingan, pelaku UMKM bisa mendapatkan kesempatan mengembangkan produknya.

“Kami berkomitmen untuk terus mendampingi dan membantu pelaku UMKM. Tidak hanya memberikan modal usaha, tetapi juga melalui sejumlah pelatihan usaha dan program pemberdayaan lain sehingga UMKM dapat terus tumbuh dan semakin tangguh,” jelas Supari.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com