Advertorial

Wujudkan Komitmen Berkelanjutan, Starbucks Hadirkan Gerai Ramah Lingkungan Bersertifikasi Pertama di Indonesia

Kompas.com - 15/02/2024, 12:47 WIB

KOMPAS.com – Gerai kopi ternama dunia, Starbucks, mengumumkan kehadiran gerai ramah lingkungan (Greener Store) bersertifikat pertama di Indonesia, yakni Starbucks Adhyaksa yang berlokasi di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Kehadiran gerai tersebut merupakan bagian dari ekspansi global Greener Store Framework milik Starbucks ke lebih dari 3.500 gerai di 20 pasar di dunia. Kehadiran gerai itu juga menjadi upaya perusahaan dalam mencapai target 10.000 Greener Store di seluruh dunia pada 2025.

“Starbucks selalu menjadi perusahaan yang berbeda, perusahaan yang memiliki tujuan dan tempat kami bekerja sama untuk menciptakan dampak positif di dunia,” kata Pimpinan PT Sari Coffee Indonesia–pemegang lisensi resmi merek Starbucks di Indonesia–Anthony McEvoy dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Rabu (7/2/2024).

Gerai-gerai baru Starbucks yang lebih ramah lingkungan di kawasan Asia-Pasifik dapat membantu mengurangi dampak lingkungan. Gerai-gerai itu telah melalui standar berbasis kinerja yang menggabungkan desain dan diterapkan sepanjang umur gerai. Setiap Greener Store memiliki kombinasi unik dari fitur berkelanjutan yang memenuhi syarat untuk sertifikasi pihak ketiga setiap triwulan.

Anthony menjelaskan, untuk menyertifikasi gerai Starbucks Adhyaksa, pihaknya berupaya memenuhi standar global dalam beberapa aspek, seperti efisiensi energi, lokasi dan komunitas, pengelolaan air, serta penggunaan bahan yang bertanggung jawab. Hal ini termasuk mempertimbangkan aspek kesehatan dan kesejahteraan semua pihak terkait.

Hadirkan desain dan pengalaman berbeda

Anthony mengatakan, gerai Starbucks Adhyaksa menerapkan Standar Pengembangan Greener Store atau Greener Store Development Standards (GSDS) yang mengundang pelanggan untuk bergabung dengan Starbucks dalam perjalanan positif sumber dayanya. Upaya ini diwujudkan melalui sejumlah aspek.

Dari aspek desain gerai, Starbucks merancang bangunan gerai tersebut untuk melampaui Indeks Reflektansi Matahari atau Solar Reflectance Index (SRI) dengan menggunakan atap warna putih, memilih pencahayaan bebas merkuri, dan memakai material dengan emisi rendah.

Termasuk pula memenuhi syarat Volatile Organic Compounds (VOC) untuk cat, pelapis, perekat, sealant, dan komposit produk kayu yang harus diikuti oleh seluruh kontraktor umum yang bertugas memasang material.

“Sebagai Greener Store Starbucks pertama di Indonesia, kami ingin menampilkan gerai dengan desain yang mengusung ketenangan pemandangan laut dengan gradasi warna pastel dan aksen hijau yang mencolok sehingga menciptakan lingkungan gerai yang menenangkan serta menyenangkan bagi pelanggan kami,” kata Anthony.

Gerai Starbucks Adhyaksa juga memiliki tenda untuk meredam panas matahari yang masuk melalui jendela dengan penggunaan peneduh (blind, shade, dan tirai). Peneduh ini mampu mengendalikan paparan cahaya alami matahari.

Karya seni khusus yang dibuat oleh seniman lokal Ayu Arista Murti yang terbuat dari bahan sampah plastik di Indonesia.dok. Starbucks Karya seni khusus yang dibuat oleh seniman lokal Ayu Arista Murti yang terbuat dari bahan sampah plastik di Indonesia.

Pada bagian interior, gerai tersebut dihiasi dengan karya seni khusus yang dibuat oleh seniman lokal Ayu Arista Murti. Karya seni ini terbuat dari bahan sampah plastik di Indonesia. Penggunaan bahan sampah ini juga menjadi seruan guna meningkatkan kesadaran akan pencemaran air dan perlindungan lingkungan.

Tak ketinggalan, Starbucks Adhyaksa juga menggunakan kemasan yang bertanggung jawab dan aman bagi Bumi serta telah memenuhi peraturan. Penggunaan kemasan ini turut mengurangi dampak iklim dan limbah kemasan.

Selain bangunan fisik, kata Anthony, perusahaan juga menerapkan Starbucks Supplier Code of Conduct yang mendasari semua perjanjian dengan pemasok dan vendor harus dipatuhi setiap saat. Hal ini termasuk Starbucks Organizational Policy: C.A.F.E. Practices yang diverifikasi oleh Scientific Certification Systems (SCS) Global.

Dari sisi efisiensi energi, gerai Starbucks Adhyaksa menggunakan 100 persen pencahayaan LED dengan suhu pencahayaan yang hangat dan sejuk sebagai spesifikasi standar untuk semua ruang internal dan eksternal.

“Hal ini guna memastikan pencahayaan yang memadai bagi partner untuk menjalankan tugasnya dengan nyaman dan menyediakan ruang yang nyaman bagi pelanggan sepanjang hari,” ucap Anthony.

Gerai tersebut juga menggunakan filter air hemat energi, lemari es, pendingin ruangan (AC) dengan ketersediaan pengontrol (sistem Reiri), dan pengelolaan air secara hati-hati.

Gerai Starbucks Adhyaksa menyediakan fasilitas pengisian daya kendaraan listrik di area parkir.dok. Starbucks Gerai Starbucks Adhyaksa menyediakan fasilitas pengisian daya kendaraan listrik di area parkir.

Selain itu, Starbucks Adhyaksa juga hanya menggunakan listrik, tanpa gas alam sebagai sumber energi, serta menyediakan fasilitas pengisian daya kendaraan listrik di area parkir.

Menuju masa depan yang lebih berkelanjutan

Untuk diketahui, Greener Store Framework merupakan kerangka kerja sumber terbuka yang dikembangkan Starbucks bersama World Wildlife Fund (WWF). Tujuannya, untuk mendukung upaya Starbucks dalam mengurangi jejak karbon, air, dan limbah sebesar 50 persen pada 2030.

Kerangka kerja itu mencakup serangkaian 25 standar berbasis kinerja di seluruh bidang dampak lingkungan, seperti efisiensi energi, pengelolaan air, dan pengalihan limbah, untuk mempercepat transformasi ritel menuju gerai dengan dampak lingkungan lebih rendah.

“Kami bersemangat untuk terus memperluas portofolio Greener Store kami di seluruh dunia. (Upaya ini merupakan) sebuah langkah penting dalam mencapai tujuan ambisius kami dalam hal sumber daya,” kata Chief Sustainability Officer Starbucks Coffee Company Michael Kobori.

Michael mengatakan, dengan skala perusahaan Starbucks yang besar, tindakan apa pun dan sekecil apa pun yang dilakukan mempunyai potensi dampak yang besar pula.

“Kami bangga dengan partner kami di seluruh dunia yang mulai menerapkan standar Greener Store. Ini adalah bukti energi dan semangat mereka terhadap keberlanjutan terus mendorong inovasi kami,” ucapnya.

Anthony melanjutkan, bersamaan dengan perayaan hari jadi ke-22 Starbucks di Indonesia, pihaknya ingin memastikan bahwa mereka dapat menciptakan masa depan yang berkelanjutan dengan kemungkinan yang tidak terbatas.

“Bersama dengan partner, pelanggan, pakar industri, dan advokat, kami berinovasi, menguji, mempelajari, serta meningkatkan skala dengan cara-cara baru untuk mengurangi dampak kami terhadap lingkungan,” imbuhnya.

Sebagai informasi, Starbucks telah hadir di lebih dari 50 kota Indonesia dengan lebih dari 5.500 partner yang bangga mengenakan apron hijau.

Selain berkontribusi lebih banyak terhadap Bumi, Starbucks juga memiliki misi untuk membuat perbedaan dalam kehidupan orang-orang yang terhubung dengan perusahaan dengan memberikan dampak positif pada komunitas yang dilayaninya.

Contohnya, pada 2020, Starbucks membuka Community Store pertama di kawasan Tanah Abang, Jakarta, untuk menciptakan kesempatan pendidikan bagi generasi muda di Tanah Abang.

Kemudian, menghadirkan Starbucks Creative Youth Entrepreneurship Program (SCYEP) untuk mendukung pemberdayaan generasi muda. Di penghujung 2022, Starbucks juga membuka Signing Store pertama di Indonesia untuk menyediakan lingkungan kerja inklusif yang disatukan dalam bahasa isyarat.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com