Advertorial

Wujudkan Desa Digital, Ini Cara Desa Ngoran Sejahterakan Warga dengan Optimalkan Peran AgenBRILink dan Mantri BRI

Kompas.com - 15/02/2024, 12:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Terletak di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur (Jatim), Desa Ngoran memiliki luas wilayah 310 ha. Sebagian besar penduduknya merupakan petani dan penyedia jasa atau bergerak di sektor perdagangan.

Kepala Desa (Kades) Ngoran Imam Syaiful mengatakan, Desa Ngoran memiliki potensi mulai dari perkebunan pohon kelapa, perkebunan manggis, perajin Gendang Jimbe, perajin bidak catur, gamelan, kentongan, kuda lumping, hingga ternak ikan koi.

Imam melanjutkan, potensi tersebut dikembangkan dengan memaksimalkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Karya Mandiri. Dengan demikian, pendapatan asli desa dapat ditingkatkan.

Selain itu, Pemerintah Desa (Pemdes) Ngoran juga membuat inovasi desa dengan mendigitalisasi pelayanan publik, yakni tanda tangan digital kepala desa berupa barcode dan membuat aplikasi Simpeldesa.

Lewat inovasi desa digital serta pengembangan BUMDes, Desa Ngoran berhasil masuk lima belas besar Nugraha Karya Desa BRILiaN 2023 yang diinisiasi BRI.

Desa BRILiaN diselenggarakan BRI sejak 2020. Program inkubasi desa ini bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa, melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul, serta semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis Sustainable Development Goals (SDG’s).

Imam bercerita, Simpeldesa dihadirkan pada 2023. Aplikasi ini punya beragam fitur yang dapat digunakan masyarakat untuk mengakses sejumlah layanan administrasi kependudukan dari mana saja dan kapan saja.

“Aplikasi ini mendekatkan pelayanan pemerintah desa dengan masyarakat," terang Imam saat dihubungi Kompas.com, Jumat (26/1/2024).

Inovasi Simpeldesa, kisah Imam, terinspirasi dari pengalamannya saat tinggal di Korea Selatan (Korsel). Desa-desa di Negeri Ginseng menyediakan pelayanan masyarakat secara digital untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Imam melanjutkan, saat tinggal di Korsel, ia merasakan kemudahan pelayanan digital yang dihadirkan pemerintah desa setempat bagi masyarakat.

"Saya pernah bekerja sebagai migran di Korsel. Desa tempat saya tinggal di Korsel sejak 2008 sudah mengadopsi pelayanan administrasi digital. Saya merasakan sendiri kemudahan serta kenyamanan layanan tersebut. Sejak saat itu, saya bercita-cita desa tempat asal saya bisa menerapkan pelayanan berbasis digital," ceritanya.

Dari situ, ia bermimpi membawa konsep desa digital ke Indonesia. Ia pun bersemangat karena mimpinya itu sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia mewujudkan pengembangan desa digital.

Usai terpilih sebagai kades pada 2012, Imam berupaya mewujudkan cita-citanya itu menjadikan Desa Ngoran sebagai desa digital.

Namun, untuk mewujudkannya tak semudah yang dibayangkan. Gagasan tersebut baru dapat diwujudkan Imam pada 2023.

Produk kesenian Desa Ngorann, Gendang Jimbe, berhasil tembu ekspor ke China. Dok. Desa Ngoran Produk kesenian Desa Ngorann, Gendang Jimbe, berhasil tembu ekspor ke China.

Optimalisasi BUMDes kerek ekonomi desa

Soal BUMDes, Imam menjelaskan bahwa badan usaha ini memiliki sejumlah unit usaha untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Salah satunya adalah unit usaha jasa layanan internet WiFi.

Selain itu, ada pula toko alat tulis, persewaan gedung serbaguna, serta penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas).

Pamsiman dihadirkan untuk menjawab kebutuhan warga pada saat kekeringan melanda. Berkat Pamsimas, masyarakat dapat mengakses air bersih untuk kebutuhan sehari-hari kala musim kemarau.

"BUMDes Karya Mandiri juga menjalin kerja sama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI untuk mendirikan AgenBRILink. Layanan AgenBRILink yang diakomodasi BUMDes berhasil meningkatkan pendapatan asli desa dan sekaligus memudahkan masyarakat untuk melakukan transaksi perbankan," kata Imam.

Imam menceritakan, AgenBRILink sangat membantu masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan.

Berkat AgenBRILink, imbuh Imam, warga Desa Ngoran yang sebagian besar berprofesi sebagai petani tak perlu pergi jauh ke kantor cabang BRI untuk bertransaksi.

"Warga dapat bertransaksi lewat AgenBRILink, baik transfer, tarik tunai, serta sejumlah pembayaran lain. Sejumlah warga kami juga dimudahkan membuka rekening BRI," terangnya.

Imam menambahkan, masyarakat juga dimudahkan bertransaksi dengan opsi pembayaran menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). 

Pelaku usaha di Desa Ngoran dibantu oleh BRI untuk mendapatkan QRIS dan masyarakat desa bisa bertransaksi dengan memindai QRIS lewat BRImo.

Kelompok masyarakat dari kalangan muda serta pelaku usaha pun merespons positif fitur QRIS untuk melakukan transaksi keuangan sehari-hari.

Selain lewat produk BRI, kehadiran Mantri BRI di Desa Ngoran, kata Imam, juga membantu masyarakat, baik petani, pekebun, maupun peternak, untuk dapat mengakses permodalan berupa kredit usaha rakyat.

"Mantri BRI berperan penting untuk membuka akses kemitraan antara warga dan perbankan untuk mengajukan KUR. Kami pun dibina untuk mengajukan program untuk mendapatkan pendanaan dari BRI untuk mendukung usaha kelompok masyarakat, seperti peternak koi, perajin gendang, dan perajin gula kelapa. Gendang Jimbe buatan warga Desa Ngoran bahkan mampu tembus pasar di China," terang Imam.

Masyarakat desa mana pun di Indonesia bisa mengikuti jejak Desa Ngorang dengan mengikuti program Desa BRILiaN dari BRI.

Segera kunjungi dan hubungi kantor BRI unit terdekat untuk bergabung dengan program tersebut. Mantri BRI Unit akan membantu pendaftaran desa untuk ikut program Desa BRILiaN.

Jadikan desamu menjadi Desa BRILiaN selanjutnya!

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com