Advertorial

Program BRInita Sukses Jadikan Kelurahan Pajajaran Bandung sebagai Percontohan Urban Farming

Kompas.com - 18/02/2024, 22:21 WIB

KOMPAS.com - Kelurahan Pajajaran yang berlokasi di Bandung memiliki berbagai perkebunan, mulai dari sayuran, buah jeruk dan anggur, kopi, hingga bermacam-macam bunga. Perkebunan ini membentang di atas aliran sungai Cilimus dengan panjang 250 meter.

Rupanya, gerakan bercocok tanam di kelurahan tersebut sudah berlangsung sejak lama. Masyarakat sekitar menyebut perkebunan itu sebagai Buruan Sae. Istilah ini berasal dua kata bahasa Sunda yang berarti halaman indah.

Ketua Buruan Sae Kelurahan Pajajaran Wawasan Setiawan mengatakan, perkebunan di atas sungai itu awalnya hanya pakai bambu dan tidak luas seperti sekarang. Warga mulai serius mengembangkan perkebunan karena ada program urban farming bernama Buruan Sae dari Wali Kota Bandung pada 2014.

“Bangunannya diganti pakai yang lebih kuat dan ditambah luasnya," ujar Wawan dalam siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (18/2/2024).

Keseriusan warga dibuktikan dengan mengganti dasar lahan perkebunan di atas sungai menggunakan baja ringan. Meski demikian, pagar dan atapnya masih pakai bambu. Beberapa bagian ada yang dilapisi plastik tebal untuk melindungi tanaman.

Berkat pembenahan tersebut, perkebunan di Kelurahan Pajajaran tersebut menjelma menjadi agrowisata urban farming. Selain dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bandung, tanaman yang dibudidayakan di sana berasal dari warga yang mencari bibit sendiri.

Daya tarik urban farming semakin besar setelah warga sekitar mulai memperbanyak kegiatan edukasi dan membudidayakan ikan lele dan nila di tujuh kolam berukuran 1,5 meter.

Urban farming tersebut semakin diperluas setelah mengikuti program BRI Peduli Bertani di Kota atau BRInita. Konsep bertani tersebut memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman atau urban farming.

Wawan mengaku, hadirnya BRInita di Padjajaran tak lepas dari campur tangan sang lurah, yaitu Paridin. 

Menurut Wawan, lurah tersebut giat mencari berbagai bantuan dan dukungan. Melalui BRInita, Paridin bekerja sama dengan BRI memperluas Buruan Sae Padjajaran agar urban farming tersebut terus berkembang dan dilestarikan.

Program BRInita juga mengenalkan metode tanam vertical garden dan memberikan banyak pelatihan dan pendampingan. Dengan demikian, warga semakin inovatif dalam mengolah hasil panen di Buruan Sae Pajajaran. 

Warga sekitar pun merasakan dampaknya langsung. Mereka tak perlu lagi membeli cabai, tomat, dan bawang karena bisa dipanen langsung dari Buruan Sae.

Selain itu, warga juga dapat menikmati hasil panen dari sayuran dan buah-buahan segar setiap saat tanpa harus membeli.

Tak berhenti di situ, warga juga aktif mengolah hasil panen di Buruan Sae Pajajaran menjadi beragam produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), seperti produk Bunga Telang dan Kopi Pot.

Masyarakat memetik hasil perkebunan Buruan Sae. DOK. BRI Masyarakat memetik hasil perkebunan Buruan Sae.

Dari bunga telang, masyarakat bisa menghasilkan empat jenis produk, termasuk minuman segar. Begitu juga dengan produk kopinya. Masyarakat menggunakan bahan baku dari biji kopi yang dipanen dari urban farming.

Selain minuman bunga telang dan kopi pot, UMKM di Kelurahan Pajajaran juga punya produk andalan, yakni Wedang Jahe Merah. Bahan bakunya juga dipanen dari kebun urban farming.

Anggota Kelompok Wanita Pajajaran Lestari Devi Setiawati mengaku, minuman herbal tersebut laku di pasaran karena memiliki banyak peminat. Bahkan, produk wedang jahe merah memiliki banyak peminat yang memesan produk ini secara daring.

“Dalam sekali produksi, kami mampu membuat wedang jahe merah dalam kemasan 20-25 botol kemasan 250 mililiter (ml). Mengingat bahan bakunya terbatas, kami menjualnya berdasarkan pesanan,” ungkap Devi.

Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menambahkan bahwa BRI terus mewujudkan komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan menyalurkan program yang dapat mendorong perbaikan ekosistem lingkungan.

Program BRInita menjadi salah satu komitmen nyata BRI untuk melestarikan lingkungan di tengah kota dengan memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman.

“Program tersebut tidak hanya dilakukan di satu titik saja, tetapi 21 titik di seluruh Indonesia. Dengan bantuan infrastruktur yang diberikan BRI, kami berharap program ini dapat terus berjalan secara kontinyu sehingga menjadi wadah positif bagi masyarakat,” tegas Catur.

Keywords: BRI, BBRI, BRI Peduli, CSR BRI, BRINita

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com