Advertorial

Kontribusi Nyata untuk Negeri, Setoran Dividen dan Pajak BRI ke Negara Capai Rp 149,2 Triliun dalam 5 Tahun Terakhir

Kompas.com - 19/02/2024, 13:59 WIB

KOMPAS.com – Penyetoran dividen dan pajak kepada negara merupakan salah satu bentuk komitmen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dalam memberikan economic value.

Dalam lima tahun terakhir, yakni 2019 hingga 2023, jumlah setoran dividen dan pajak dari BRI tercatat mencapai Rp 149,2 triliun.

Rinciannya adalah Rp 26,56 triliun pada 2019, Rp 28,39 triliun pada 2020, Rp 27,09 triliun pada 2021, Rp 21,81 triliun pada 2022, dan Rp 45,34 triliun pada 2023.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa sebagai badan usaha milik negara (BUMN) yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah, BRI berkewajiban untuk menyetorkan dividen ke negara.

Laba BRI, jelasnya, menjadi hak pemegang saham. Melalui pembayaran pajak dan dividen, mayoritas dari laba BRI pada akhirnya akan kembali ke negara sebagai pemegang saham mayoritas.

“Selanjutnya, (laba akan) digunakan untuk kepentingan rakyat Indonesia melalui berbagai program pemerintah,” kata Sunarso dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Senin (19/2/2024).

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa transformasi perusahaan pelat merah telah memberikan dampak besar bagi negara dan masyarakat. Lewat transformasi secara menyeluruh, perusahaan BUMN, salah satunya BRI, berhasil meningkatkan kontribusi kepada negara.

"Sejak awal, saya selalu tekankan, BUMN harus menjadi benteng ekonomi Indonesia. Peningkatan kontribusi juga menggambarkan kondisi BUMN yang terus membaik," ucap Erick.

Hingga akhir Desember 2023, kinerja BRI tercatat tumbuh positif dan berkelanjutan. Secara konsolidasian, aset perseroan tumbuh 5,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi sebesar Rp 1.965,0 triliun. BRI juga membukukan laba sebesar Rp 60,4 triliun atau tumbuh 17,5 persen yoy.

Dari sisi fungsi intermediasi, hingga akhir Desember 2023, BRI berhasil mendorong penyaluran kredit hingga tumbuh 11,2 persen yoy atau menjadi Rp 1.266,4 triliun. Capaian ini lebih tinggi jika dibandingkan penyaluran kredit industri perbankan nasional yang sebesar 10,4 persen yoy sepanjang 2023.

Kemudian, BRI berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 1.358,3 triliun atau tumbuh 3,9 persen yoy hingga akhir Desember 2023. Capaian ini juga lebih baik ketimbang DPK industri perbankan nasional yang tumbuh 3,8 persen yoy pada periode yang sama.

Adapun penghimpunan DPK BRI masih didominasi oleh dana murah atau current account savingaccount (CASA) dengan persentase mencapai 64,4 persen atau setara Rp 874,1 triliun.

Sunarso pun optimistis, BRI akan terus memberikan return yang optimal kepada para pemegang saham.

“(Capaian) ini adalah bukti nyata bahwa perusahaan BUMN yang memiliki fungsi agent of development dan value creator dapat secara simultan menjalankan peran economic dan social value secara bersamaan,” tuturnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com