Advertorial

Kerek Ekonomi Masyarakat, Desa Nepo Genjot Sektor Pertanian serta Dorong Inklusi Keuangan dengan AgenBRILink

Kompas.com - 22/02/2024, 18:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Desa Nepo yang terletak di Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan (Sulsel), memiliki potensi sumber daya alam (SDA) berlimpah.

Memiliki luas wilayah 94,65 kilometer persegi, mayoritas penduduk Desa Nepo berprofesi sebagai petani. Sejumlah komoditas unggulan pun menjadi andalan petani Desa Nepo, mulai dari jagung, beras, kacang tanah, hingga cengkih.

Sektor peternakan juga menjadi pencaharian utama sejumlah masyarakat di sana. Ternak yang dibudidayakan petani desa meliputi ayam dan bebek.

Melihat potensi tersebut, Kepala Desa (Kades) Nepo Muhammad Toaha fokus memaksimalkan sektor pertanian dan peternakan untuk meningkatkan pendapatan asli desa lewat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Muhammad mengatakan, komoditas jagung ditanam di lahan seluas 20 hektare (ha). Jumlah ini bakal diperluas pada April 2024 hingga 100 ha usai panen raya pertama.

Komoditas tanaman padi ditanam warga di lahan sawah seluas 1.000 ha. Potensi panen padi di Desa Nepo mencapai 6.000 ton hingga 8.000 ton per tahun. Sementara, kacang tanah dan cengkih ditanam di lahan seluas 500 ha.

"BUMDes punya peran vital sebagai penggerak ekonomi desa. Desa Nepo punya potensi yang cukup baik di sektor pertanian dan peternakan. Kami menargetkan sektor pertanian sebagai penyumbang utama penghasilan asli desa," ujar Muhammad saat dihubungi Kompas.com, Rabu (31/1/2024).

Berkat upaya pihaknya mengoptimalkan peran BUMDes untuk mengerek ekonomi masyarakat, Desa Nepo berhasil masuk lima belas besar Nugraha Karya Desa BRILiaN 2023 yang diinisiasi BRI.

Komoditas tanaman padi ditanam warga di lahan sawah seluas 1.000 ha. Potensi panen padi di Desa Nepo mencapai 6.000 ton hingga 8.000 ton per tahun. Dok. Desa Nepo Komoditas tanaman padi ditanam warga di lahan sawah seluas 1.000 ha. Potensi panen padi di Desa Nepo mencapai 6.000 ton hingga 8.000 ton per tahun.

Adapun program Desa BRILiaN diselenggarakan BRI sejak 2020. Program inkubasi desa ini bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa, melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul, serta semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis Sustainable Development Goals (SDG’s).

Muhammad menjelaskan, pengelolaan serta pemasaran komoditas tersebut diakomodasi oleh BUMDes Nepo.

Pada tahap awal, lanjut dia, komoditas tersebut dihubungkan dengan pabrik lokal untuk diolah menjadi produk bahan jadi. Ke depan, BUMDes akan membangun sistem pengelolaan hasil pertanian secara mandiri.

Tata kelola BUMDes Desa Nepo, dijelaskan Muhammad, baru kembali diaktifkan pada pertengahan 2023. Meski tergolong baru, pihaknya punya visi besar untuk menjadikan sektor pertanian sebagai motor utama pengerek perekonomian desa lewat BUMDes.

Tidak hanya itu, BUMDes Nepo juga hadir untuk mendukung petani memperoleh permodalan, akses pasar, bibit unggul, alat pertanian, serta pupuk. Tujuannya, agar petani tak terjerat permainan tengkulak.

"Kami juga akan membangun sistem pertanian secara mandiri, termasuk dalam hal pengolahan pakan ternak. Sesuai rencana, pada 2025 sudah ada pengadaan mesin yang bisa menghasilkan pakan jadi untuk didistribusikan kepada para peternak ayam atau bebek," kata Muhammad.

Gandeng BRI dorong inklusi keuangan

Selain fokus pada pertanian, unit usaha BUMDes Nepo juga menghadirkan layanan perbankan untuk mendorong inklusi keuangan bagi warga di perdesaan. Lewat kemitraan dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, unit usaha tersebut menjadi AgenBRILink.

Muhammad mengatakan, layanan AgenBRILink yang diakomodasi BUMDes berhasil meningkatkan pendapatan asli desa dan sekaligus memudahkan masyarakat untuk melakukan transaksi perbankan.

"AgenBRILink yang dikelola BUMDes Nepo membantu masyarakat melakukan transaksi keuangan tanpa perlu pergi jauh ke kantor cabang BRI untuk bertransaksi, seperti transfer, tarik tunai, serta sejumlah pembayaran lain," terangnya.

Penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai metode pembayaran juga mulai diterapkan pada sejumlah pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta tempat wisata lokal.

Pelaku usaha di Desa Nepo dibantu oleh Mantri BRI untuk mendapatkan QRIS sehingga masyarakat bisa bertransaksi dengan memindai QRIS lewat BRImo.

"Tidak perlu ada uang tunai, masyarakat kini bisa transaksi dengan QRIS," kata Muhammad.

Pada kesempatan sama, Mantri BRI Syafril mengatakan bahwa pihaknya hadir mewakili BRI sebagai financial advisor bagi perangkat desa serta masyarakat di Desa Nepo.

Lewat program bertajuk Pojok Mantri Desa (PMD), Mantri BRI memiliki posko di kelurahan atau desa untuk melakukan sosialisasi produk dan layanan mikro BRI, mulai dari Tabungan BRI Simpedes, Kupedes, KUR Mikro BRI, BRImo, Pasar.id, hingga Asuransi Mikro.

Syafril mengatakan, pihaknya juga memberikan layanan kepada pelaku UMKM, komunitas, ataupun kluster usaha mikro untuk memberikan pendampingan dan konsultasi bisnis kepada calon nasabah mikro di Desa Nepo.

"Kami (Mantri BRI) turut mengenalkan produk-produk BRI, salah satunya marketplace Localoka. Sejumlah brand lokal besutan UMKM Desa Nepo dipasarkan lewat e-commerce LocaLoka, seperti Madu Bumi, Kacang Nepo, dan konveksi. Kami mendampingi UMKM dalam mengakses Localoka untuk mengoptimalkan e-commerce ini untuk memperluas pasar," terang Syafril.

Produk lokal bauat warga Desa Nepo dengan brand ?Kacang Nepo? dipasarkan melalui e-commerce Localoka. Dok. Desa Nepo Produk lokal bauat warga Desa Nepo dengan brand ?Kacang Nepo? dipasarkan melalui e-commerce Localoka.

Tidak hanya itu, lanjut Syafril, petani serta pelaku usaha di Desa Nepo turut dibantu untuk mendapatkan akses permodalan lewat kredit usaha rakyat (KUR) BRI.

Meski berada di kawasan perdesaan, mereka dapat mengakses modal usaha serta kemudahan pelayanan perbankan.

"Warga yang mau ambil kredit kecil-kecilan enggak perlu ke Unit Kerja BRI. Cukup datang ke AgenBRILink yang dikelola BUMDes Nepo. Hal ini salah satu wujud dukungan BRI terhadap pemerintah untuk mewujudkan inklusi keuangan," katanya.

Sebagai informasi, masyarakat desa mana pun di Indonesia juga bisa mengikuti jejak desa-desa yang menjadi peserta Program Desa BRILiaN. Raih kesempatan jadi Desa BRILiaN tahun berikutnya dengan mengunjungi atau menghubungi Kantor BRI Unit dan Mantri BRI Unit terdekat yang akan membantu pendaftaran.

Yuk, jadikan desamu sebagai Desa BRILiaN berikutnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com