Advertorial

BRI Umumkan Susunan Direksi Baru di RUPST 2024

Kompas.com - 02/03/2024, 09:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengumumkan susunan direksi baru di Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024 di Jakarta, Jumat (1/3/2024).

RUPST tersebut memberhentikan dengan hormat dan mengangkat kembali Catur Budi Harto sebagai Wakil Direktur Utama BRI, Agus Noorsanto sebagai Direktur Bisnis Wholesale dan Kelembagaan, dan Agus Sudiarto sebagai Direktur Manajemen Risiko.

Kemudian, RUPST memberhentikan Komisaris Independen Hendrikus Ivo sebagai Komisaris Independen. Pada kesempatan itu, Direktur Utama BRI Sunarso mengucapkan terima kasih kepada Hendrikus Ivo atas dedikasinya sebagai komisaris independen.

Sebagai pengganti, Haryo Baskoro Wicaksono diangkat menjadi komisaris independen. Haryo baru bisa melaksanakan tugas dan fungsi dalam jabatannya setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

RUPST juga memutuskan nomenklatur jabatan atau nama direktorat di BRI. Pertama, Direktur Bisnis Kecil dan Menengah berubah jadi Direktur Commercial, Small, and Medium Business. Kedua, Direktur Jaringan dan Layanan menjadi Direktur Retail Funding and Distribution.

RUPST juga mengalihkan penugasan Amam Sukriyanto dari Direktur Bisnis Kecil dan Menengah menjadi Direktur Commercial, Small, and Medium Business. Selanjutnya, Andrijanto dari Direktur Jaringan dan Layanan menjadi Direktur Retail Funding and Distribution.

Berikut adalah susunan baru dewan komisaris dan direksi BRI.

Dewan Komisaris

  • Komisaris Utama: Kartika Wirjoatmodjo
  • Wakil Komisaris Utama/Independen: Rofikoh Rokhim
  • Komisaris: Rabin Indrajad Hattari
  • Komisaris: Awan Nurmawan
  • Komisaris Independen: Dwi Ria Latifa
  • Komisaris Independen: Heri Sunaryadi
  • Komisaris Independen: Paripurna Poerwoko Sugarda
  • Komisaris Independen: Agus Riswanto
  • Komisaris Independen: Nurmaria Rosa
  • Komisaris Independen: Haryo Baskoro Wicaksono (menunggu persetujuan dari OJK)

Dewan Direksi

  • Direktur Utama: Sunarso
  • Wakil Direktur Utama: Catur Budi Harto
  • Direktur Bisnis Mikro: Supari
  • Direktur Commercial, Small, and Medium Bussines: Amam Sukriyanto
  • Direktur Bisnis Konsumer: Handayani
  • Direktur Human Capital: Agus Winardono
  • Direktur Keuangan: Viviana Dyah Ayu Retno K
  • Direktur Digital dan Teknologi Informasi: Arga M Nugraha
  • Direktur Manajemen Risiko: Agus Sudiarto
  • Direktur Bisnis Wholesale dan Kelembagaan: Agus Noorsanto
  • Direktur Retail Funding and Distribution: Andrijanto
  • Direktur Kepatuhan: A Solichin Lutfiyanto

Bagikan dividen Rp 48,1 triliun

Dalam RUPST, BRI menyetujui pembagian dividen sebesar 80 persen dari laba bersih Rp 60,43 triliun. Jumlah ini setara dengan Rp 48,10 triliun atau Rp 319 per lembar saham.

Sunarso mengatakan, jumlah tersebut sudah termasuk dengan dividen interim yang dibagikan BRI sebesar Rp 12,66 triliun atau Rp 84 per lembar saham pada 18 Januari 2024.

Jika dirinci, pemerintah selaku pemilik 53 persen saham BRI mendapatkan dividen interim Rp 6,77 triliun, sedangkan publik mendapatkan Rp 5,89 triliun.

Selanjutnya, terdapat sisa dividen tunai Rp 35,43 triliun atau Rp 235 per saham. Dari jumlah tersebut, pemerintah mendapatkan Rp 18,94 triliun. Sisanya Rp 16,49 triliun diberikan untuk publik.

“Atas sisa laba sebesar 20 persen atau Rp 11,99 triliun, BRI akan menggunakannya sebagai saldo sisa laba ditahan,” kata Sunarso.

Direktur Utama BRI Sunarso. YOGARTA AWAWA PRABANING ARKA/KOMPAS.COM Direktur Utama BRI Sunarso.

Sunarso memaparkan, capaian positif BRI tersebut ditopang penyaluran kredit BRI sebesar Rp 1.266,4 triliun atau tumbuh 11,18 persen secara tahunan.

Segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masih menjadi mayoritas penyaluran kredit BRI, yakni Rp 1.068 triliun atau berkontribusi sebesar 84,4 persen.

Sunarso optimistis, BRI dapat membagikan dividen jumbo secara konsisten hingga lima tahun ke depan. Pasalnya, BRI memiliki rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 27,3 persen.

Angka tersebut tergolong aman karena berdasarkan ketentuan untuk menanggung segala potensi risiko membutuhkan CAR sebesar 17,5 persen.

Dengan demikian, BRI memiliki kelonggaran CAR sebesar 10 persen. Dengan asumsi pertumbuhan bisnis mengonsumsi CAR sebesar 2 persen per tahun, BRI belum membutuhkan tambahan modal hingga 5 tahun ke depan.

"Hal tersebut membuat BRI memiliki kelonggaran untuk membagikan dividen dengan porsi cukup besar dari laba yang dihasilkan,” tuturnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com