Advertorial

BRI Targetkan Pertumbuhan Kredit "Double Digit" pada 2024, Prospek Saham BBRI Diramal Cerah

Kompas.com - 02/03/2024, 15:20 WIB

KOMPAS.com – PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk terus berkomitmen menjadi motor penggerak ekonomi nasional, khususnya pada pemberdayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

BRI Perseroan menargetkan pertumbuhan kredit pada 2024 mencapai double digit, di kisaran 10-11 persen year on year (yoy).

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, perseroan telah memiliki strategi untuk mendorong pertumbuhan kredit secara agresif pada 2024.

“Kalau pada 2023, pertumbuhan kredit BRI mencapai 11,2 persen, kemudian BRI ingin tetap tumbuh agresif pada 2024, yakni 10-11 persen dari nominal ribuan triliun. Jadi, cukup besar,” ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (2/3/2024).

Sunarso menjelaskan, strategi BRI adalah tetap fokus pada UMKM dengan mencanangkan go smaller, yakni masuk ke segmen ultra mikro (UMi).

“Oleh karena itu, Holding UMi juga kami jadikan sumber pertumbuhan baru,” jelasnya.

Para investor pun menilai positif komitmen BRI untuk tumbuh berkualitas secara berkelanjutan. Analis Buana Capital Sekuritas, James Stanley Widjaja melakukan riset yang menargetkan harga BBRI pada angka Rp 6.800 per saham.

Pertumbuhan harga itu didorong pendapatan dari pertumbuhan kredit, kontribusi Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) yang lebih besar, pengendalian biaya, dan juga normalisasi biaya kredit.

"Kami menegaskan rekomendasi Buy, dengan target harga yang lebih tinggi sebesar Rp 6.800 per saham. Kami mencapai 3,0x price to book value (PBV) menggunakan Gordon Growth Model (GGM) dengan asumsi return on equity (ROE) 21 persen dan growth 7 persen," jelas James.

Konsensus para analis yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 34 analis menghasilkan target harga saham BBRI pada angka Rp 6.659,94 per saham dalam 12 bulan ke depan. Sebanyak 33 analis merekomendasikan Beli untuk saham BBRI.

Hingga akhir 2023, BRI berhasil mendorong penyaluran kredit tumbuh 11,2 persen yoy menjadi Rp 1.266,4 triliun. Pencapaian itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan penyaluran kredit industri perbankan nasional yang sebesar 10,4 persen yoy di sepanjang 2023.

Sunarso mengatakan, kredit BRI mencapai 1.266 triliun atau mampu tumbuh 11,2 persen.

“Hal yang lebih menarik dan lebih penting bagi BRI adalah bahwa kita tetap fokus di UMKM di porsi kredit UMKM BRI mencapai 84,38 persen. Kami cita-citanya ingin mencapai 85 persen pada 2025,” jelasnya.

Terbaru, BRI menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024 di Jakarta (1/3/2024). Pada RUPST kali ini, perseroan menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp 48,10 triliun atau dividen per saham sebesar Rp 319, setara dengan dividend payout ratio kurang lebih 80,04 persen dari laba atribusi.

Adapun dividen yang dibagikan BRI tersebut mengalami peningkatan sebesar 10,59 persen dibandingkan nominal yang dibayarkan pada 2023 sebesar Rp 43,49 triliun.

Dividen senilai Rp 48,10 triliun atau sebesar Rp 319 per saham tersebut sudah termasuk jumlah dividen interim yang telah dibagikan kepada pemegang saham pada 18 Januari 2024 sejumlah Rp 12,67 triliun atau sebesar Rp 84 per saham.

Dengan demikian, sisa jumlah dividen tunai yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sekurang-kurangnya sebesar Rp 35,43 triliun atau sebesar Rp 235 per saham.

Untuk dividen bagian Negara Republik Indonesia atas kepemilikan sebesar 53,19 persen saham, BRI akan menyetorkan kurang lebih Rp 25,71 triliun kepada Rekening Kas Umum Negara.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com