Advertorial

Buka BRI Microfinance Outlook 2024, Jokowi Apresiasi Komitmen BRI Dorong Pertumbuhan Ekonomi lewat Inklusi Keuangan

Kompas.com - 07/03/2024, 15:47 WIB

KOMPAS.com – Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus mendorong inklusi keuangan yang menjadi landasan bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Pada pembukaan BRI Microfinance Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (7/3/2024), Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) layak mendapatkan perhatian besar. Hal ini mengingat bahwa jumlah UMKM mencapai 65,1 juta.

BRI Microfinance Outlook 2024 sendiri merupakan event tahunan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Acara ini bertujuan membahas peran UMKM sebagai sumber pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Kegiatan tersebut dikemas dengan konsep kegiatan seminar yang terdiri dari dua sesi diskusi dan menghadirkan pembicara dari kalangan expert, professional, serta pemerintah.

"Kita tahu jumlah UMKM di Indonesia itu kurang lebih 65 juta. UMKM ini kontribusi ke produk domestik bruto (PDB) ekonomi kita sangat besar, yakni mencapai 61 persen. Sementara penyerapan tenaga kerja di sektor UMKM mencapai 97 persen. Ini juga sebuah angka yang sangat besar," ujar Jokowi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis.

Pada kesempatan itu, Jokowi pun memuji peran BRI yang telah memberdayakan UMKM hingga ke pelosok desa.

"Kalau kita memberikan perhatian khusus kepada UMKM, itu tidak salah. Saya pun senang (dengan) yang disampaikan Direktur Utama (Dirut) BRI (Sunarso) bahwa digital banking sampai ke bawah itu betul-betul berjalan di BRI. BRI telah mengurus hal kecil-kecil yang sebelumnya diurusi rentenir," terang Jokowi.

Jokowi juga mengapresiasi penyelenggaraan BRI Microfinance Outlook 2024.

Menurutnya, kegiatan tersebut adalah forum yang penting untuk mengetahui arah dan strategi UMKM agar bisa berdaya saing dan berkompetisi dengan negara lain.

Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan, untuk merespons tantangan tersebut, BRI dapat berperan sebagai lembaga yang memberdayakan komunitas (UMKM).

BRI sendiri secara aktif telah menyediakan kesempatan pendanaan, khususnya untuk pelaku usaha ultramikro (UMi) yang belum terjangkau akses keuangan formal.

Langkah tersebut dilakukan sebagai upaya penguatan ketahanan ekonomi dan sosial dari BRI.

“BRI telah melakukan beberapa aksi nyata, di antaranya pembentukan Holding Ultra Mikro bersama Pegadaian dan PNM untuk menyediakan layanan keuangan terintegrasi. Kami memastikan, nasabah ultramikro dapat naik kelas dalam satu ekosistem yang utuh dalam konsep empower, integrate, dan upgrade,” kata Sunarso.

Pada kesempatan itu, Sunarso juga berterima kasih pada Jokowi yang telah mengizinkan pihaknya untuk membentuk Holding Ultra Mikro.

Hingga saat ini, Holding Ultra Mikro telah menjangkau 44 juta UMKM selaku nasabah kredit dan 173 juta nasabah simpanan atau tabungan.

Selain lewat Holding Ultra Mikro, BRI sebagai bank badan usaha milik negara (BUMN) juga terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong inklusi keuangan secara berkelanjutan dan terstruktur melalui kehadiran AgenBRILink.

Peran AgenBRILink pun terbukti dapat membantu masyarakat melalui kemudahan transaksi tanpa harus pergi ke kantor cabang atau ATM.

“Hal tersebut juga menciptakan nilai ekonomi dan sosial secara bersamaan. Agen BRILink juga menjadi upaya perseroan dalam meningkatkan kapabilitas pemberdayaan. Hal ini tak terlepas dari salah satu aspirasi besar yang ingin dicapai perseroan pada 2025, yaitu menjadi Champion of Financial Inclusion,” terang Sunarso.

Sunarso menambahkan, hingga akhir Desember 2023, jumlah AgenBRILink di Indonesia tercatat mencapai 741.000 agen.

Antusiasme masyarakat sangat tinggi karena fee yang diterima warung-warung tidak kurang dari Rp 3 triliun.

Jokowi dan sejumlah menteri yang ada di BRI Microfinance Outlook 2024. Dok. BRI Jokowi dan sejumlah menteri yang ada di BRI Microfinance Outlook 2024.

“Masyarakat antusias jadi AgenBRILink. Kalau di daerah, bilangnya ATM mini,” imbuh Sunarso.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam keynote speech-nya menekankan bahwa UMKM harus terus mendapatkan perhatian khusus.

“Saat ini, 97 persen job creation di Indonesia berasal dari UMKM. Ini sangat tinggi bila dibandingkan negara lain. Namun, kontribusi UMKM terhadap ekspor masih kecil, yakni di kisaran 15 persen. Kami optimistis, upaya yang dilakukan telah banyak, tapi belum selesai. Dengan sinergi, kita mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup tinggi, termasuk pemerataan UMKM,” ujar Sri Mulyani.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengungkapkan, saat ini terdapat tantangan pemberdayaan UMKM karena kondisi mereka yang belum terhubung penuh ke industri.

“Diperlukan inovasi kebijakan ekosistem UMKM, seperti optimalisasi kredit rantai pasok, kemudahan kredit sektor produktif, credit scoring, penghapusan piutang macet UMKM, dan dukungan asuransi penjaminan,” ujar Teten.

Untuk diketahui, BRI Microfinance Outlook 2024 juga dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo.

Untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai BRI, silakan kunjungi laman www.bri.co.id.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com