Advertorial

Lewat BRInita, Kampung Hijau Kemuning Tangerang Sulap Lahan Sempit Jadi Tempat Bertani

Kompas.com - 14/03/2024, 21:23 WIB

KOMPAS.com – Pertanian berkelanjutan menjadi salah satu instrumen penting dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia saat ini.

Pasalnya, pertanian berkelanjutan dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan pangan di tengah tantangan lingkungan dan lahan produktif yang semakin terbatas.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan adalah dengan melakukan budi daya tanaman hidroponik.

Tanaman hidroponik kini semakin populer lantaran metode penanamannya dinilai efektif. Metode ini punya efisiensi air yang tinggi, penggunaan lahan sedikit, dan hasil panen lebih cepat dibandingkan dengan pertanian konvensional.

Di Indonesia, salah satu wilayah yang menerapkan pengembangan dan budi daya tanaman hidroponik adalah Kampung Hijau Kemuning di Kecamatan Curug, Kelurahan Binong, Kabupaten Tangerang.

Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Kampung Hijau Kemuning Widi mengatakan, budi daya tanaman hidroponik di Kampung Kemuning merupakan inisiatif warga yang menginginkan sebuah perubahan.

"Meski lahan yang ada di Kampung Hijau Kemuning itu sempit, tapi dengan budi daya tanaman hidroponik, kami bisa mewujudkan lingkungan yang bersih, indah, rapi, dan hijau," ujar Widi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (14//3/2024).

Widi menambahkan, budi daya tanaman hidroponik di Kampung Hijau Kemuning berawal dari pemanfaatan lahan kosong yang tidak terawat.

Lahan kosong tersebut pun akhirnya dimanfaatkan oleh warga Kampung Hijau Kemuning untuk penanaman toga, sayuran, kunyit, dan bunga telang demi menunjang ketahanan pangan warga sekitar.

“Ada juga greenhouse untuk hidroponik serta rambatan untuk menanam berbagai macam sayuran, seperti oyong dan bunga telang yang dapat dimanfaatkan untuk produk-produk Kampung Hijau Kemuning," tuturnya.

Beri banyak manfaat

Aktivitas urban farming yang dijalankan oleh warga Kampung Hijau Kemuning secara khusus dimanfaatkan untuk menanam tanaman obat-obatan keluarga (tanaman toga).

Widi menyebutkan bahwa dengan berbagai hasil dari tanaman hidroponik, Kampung Hijau Kemuning bisa mendapatkan penghasilan sekaligus memberi manfaat yang besar bagi warga sekitar.

Hasil pengolahan tanaman hidroponik tersebut selanjutnya diolah untuk produk minuman kemasan alami pencegah penyakit, seperti temulawak, kunyit asem, wedang jahe, empon-empon, beras kencur, dan ekstrak jahe merah.

"Kami pun bisa menjual sayuran dari penanaman kunyit serta bunga telang. Hasil tanaman hidroponik juga bisa dimanfaatkan untuk produk minuman tradisional, yakni kunyit asam dan teh bunga telang. Lalu, hasil dari jualan tersebut kami manfaatkan untuk pembelian bibit tanaman,” imbuhnya.

Bagi masyarakat yang ingin membeli produk-produk hasil olahan Kampung Hijau Kemuning dapat mengikuti akun Instagram @hijaukemuning atau membeli secara langsung ke lokasi.

Andil BRI

Sebagai informasi, pertanian berkelanjutan yang dijalankan oleh warga Kampung Hijau Kemuning tak lepas dari andil PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero) atau BRI melalui program BRI Bertani di Kota (BRInita).

Melalui program tersebut, BRI menyalurkan bantuan urban farming berupa pembangunan fisik, seperti rumah tanaman atau green house.

Tidak hanya bantuan infrastruktur, BRI juga melakukan pembinaan bagi penerima manfaat berupa pelatihan pengelolaan urban farming dengan menggandeng tenaga ahli atau instansi terkait dan melakukan monitoring.

pertanian berkelanjutan yang dijalankan oleh warga Kampung Hijau Kemuning tak lepas dari andil BRI.Dok. BRI pertanian berkelanjutan yang dijalankan oleh warga Kampung Hijau Kemuning tak lepas dari andil BRI.

BRI pun turut melakukan pengembangan hasil urban farming agar nilai ekonomis, seperti penjualan, pengelolaan, packaging, dan pemasaran dapat bertambah.

“Kami juga mendapatkan pelatihan untuk pengemasan produk-produk hasil tanaman dan membuat jenis kemasan yang tepat untuk masing-masing hasil panen”, imbuh Widi.

Sementara itu, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menjelaskan bahwa pihaknya berupaya untuk terus mewujudkan komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan menyalurkan program-program yang secara nyata dapat mendorong perbaikan ekosistem lingkungan.

Adapun program BRInita merupakan salah satu wujud dari komitmen nyata BRI bagi pelestarian lingkungan di tengah kota dengan memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman.

“Program BRInita tidak hanya di satu titik saja, tetapi di 21 titik di Indonesia. Dengan bantuan infrastruktur yang kami berikan, program ini diharapkan secara berkelanjutan dapat terus berjalan sehingga menjadi wadah positif bagi masyarakat. Kisah inspiratif yang ditunjukkan oleh KWT Kampung Hijau Kemuning pun diharapkan dapat ditiru oleh kelompok-kelompok lain,” jelas Catur.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com