Advertorial

Mengenal Sejarah Sarung yang Menjadi Item Fesyen Khas Indonesia

Kompas.com - 21/03/2024, 15:15 WIB

KOMPAS.com – Siapa yang tak kenal dengan sarung? Sebagian besar orang Indonesia tentu familier dengan salah satu kain panjang khas budaya Nusantara ini. 

Identik dengan corak dan motif unik yang beragam, sarung menjadi simbol kenyamanan bagi penggunanya. Bahkan, sarung telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia, baik sebagai pakaian sehari-hari maupun item fesyen penunjang acara formal.

Namun, di balik popularitasnya, terdapat cerita menarik di balik sejarah panjang sarung.

Untuk diketahui, sarung sudah ada sejak zaman kuno. Bahkan, sarung diperkirakan sudah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu.

Sebagai salah satu item fesyen tradisional Indonesia, sarung memiliki sejarah panjang dan kaya akan makna. Meski tidak ada keterangan pasti, tetapi sarung diyakini sudah digunakan sejak zaman Hindu-Budha di Indonesia.

Mulanya, sarung digunakan sebagai pakaian sehari-hari oleh para bangsawan dan orang-orang terkemuka di masyarakat. Dalam dalam budaya Indonesia, sarung kerap digunakan dalam berbagai upacara adat, seperti perkawinan, pertemuan resmi, atau bahkan sebagai busana pengantin.

Perkembangan sarung sebagai item fesyen

Seiring perkembangan zaman, sarung tidak hanya dipandang sebagai pakaian tradisional, tetapi juga telah menjadi salah satu item fesyen yang trendi dan berkelas.

Desainer mode Indonesia pun kini semakin kreatif dalam menggabungkan unsur-unsur tradisional dengan desain modern dalam menciptakan sarung-sarung yang unik dan menarik.

Tak sedikit pula selebritas Tanah Air yang turut memopulerkan penggunaan sarung dalam berbagai kesempatan, baik acara-acara formal maupun santai.

Mereka memadupadankan sarung dengan atasan yang modis atau bahkan dengan blazer sehingga tercipta gaya yang elegan seraya mengedepankan nilai-nilai budaya Indonesia.

Menariknya lagi, sarung juga telah menyebar ke mancanegara. Bahkan, sarung menjadi salah satu produk yang diminati pelancong mancanegara sebagai oleh-oleh khas Indonesia.

Sejumlah desainer kenamaan Tanah Air juga tertarik untuk mengadopsi motif dan teknik pembuatan sarung dalam koleksi mereka.

Para desainer tersebut mengajak publik untuk memperlakukan sarung seperti halnya celana jeans atau denim yang biasa dikenakan sehari-hari.

Sebagai salah satu item fesyen yang tak lekang oleh waktu, sarung terus berkembang dan tetap menjadi simbol keanggunan dan kenyamanan bagi masyarakat Indonesia. Kini, sarung menjadi bagian tak terpisahkan dari keberagaman budaya Indonesia yang patut dilestarikan.

Gunakan brand sarung lokal

Untuk menunjang aktivitas sehari-hari, masyarakat Indonesia umumnya lebih gemar menggunakan sejumlah jenama sarung lokal.

Salah satu brand sarung kenamaan yang menjadi favorit kaum pria di Tanah Air adalah Sarung Wadimor.

Sarung Wadimor merupakan sarung tenun yang dibuat dengan mesin berteknologi canggih dengan bahan baku benang pilihan berkualitas tinggi.

Motifnya pun beragam. Salah satu yang paling digemari adalah motif Bali dengan pilihan warna merah marun, biru dongker, hijau, serta emas.

Sarung Wadimor bisa Anda dapatkan di Tokopedia dengan harga terjangkau, mulai dari Rp 39.000, Rp 47.500, hingga Rp 63.500.

Tak kalah populer dengan Wadimor, sarung BHS juga salah satu favorit kaum adam. Motif sarung BHS didesain dengan teknik non-mirror yang unik karena ada perbedaan antara motif sisi atas dan bawah.

Bahan yang digunakan pun berkualitas dengan komposisi cotton mercerized blend serta warna yang lebih detail.

Sarung BHS di Tokopedia dibanderol seharga Rp 75.000 untuk motif kembang dan Rp 367.900 untuk motif hitam polos.

Jenama lokal berikutnya adalah sarung Atlas. Tak kalah apik dengan sarung besutan jenama lain, sarung Atlas kerap jadi pilihan para pria untuk mendukung penampilan mereka.

Dibanderol dengan harga terjangkau, Anda bisa mendapatkan sarung Atlas di Tokopedia mulai dari harga Rp 39.000, Rp 54.500, hingga Rp 75.000.

Bagaimana, sudah tak sabar ingin membeli sarung untuk Lebaran Idul Fitri? Yuk, belanja di Tokopedia.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com