Advertorial

Desa Plumpungrejo Kembangkan Desa Wisata Gerabah dan Agrowisata dengan AgenBRILink, BRImo, serta QRIS

Kompas.com - 22/03/2024, 16:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Di tengah gempuran perabot rumah tangga modern, pengrajin gerabah di Desa Plumpungrejo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, tetap setia dengan salah satu kerajinan tertua tersebut.

Seakan tak mau kalah dengan perabot modern, mereka bahkan optimistis bisa memaksimalkan gerabah untuk mendongkrak perekonomian masyarakat di sana.

Pemerintah Desa Plumpungrejo pun berinovasi agar kerajinan gerabah tidak sekadar diproduksi. Gerabah yang dihasilkan pengrajin desa harus bisa pula memberikan dampak yang lebih luas.

Visi ini pun mendapatkan perhatian dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau BRI.

Melihat potensi tersebut, Desa Plumpungrejo dibantu Mantri BRI mendaftarkan diri untuk mengikuti program Desa BRILiaN 2023.

Desa BRILiaN merupakan program pemberdayaan desa dari BRI yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa. Upaya ini dilakukan melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul serta semangat kolaborasi guna mengoptimalkan potensi desa berbasis Sustainable Development Goal (SDGs).

Kepala Desa Plumpungrejo Subakat bercerita, gerabah sudah menjadi ikon desanya sejak zaman nenek moyang. Di Desa Plumpungrejo, sebanyak 200 kepala keluarga berprofesi sebagai pengrajin gerabah.

Dari jumlah itu, 45 di antaranya merupakan pemasok untuk partai besar. Sisanya hanya bisa menjual gerabah untuk masyarakat sekitar dan desa tetangga.

“Sayang sekali karena pengrajinnya banyak, tapi penjualan agak tersendat. Padahal, gerabah kami sudah lebih bervariasi dan harganya termasuk murah,” jelas Subakat kepada Kompas.com, Selasa (12/3/2024).

Karena itulah, ia dan perangkat Desa Plumpungrejo berinisiatif mengembangkan potensi gerabah.

“Jika bisa dilestarikan dan memberikan keuntungan, tentunya masyarakat akan sangat terbantu,” tuturnya.

Lewat pendampingan dan pelatihan BRI pada program Desa BRILiaN, Pemerintah Desa bersama Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) memperkuat konsep Desa Wisata Gerabah yang telah dijalankan sebelumnya.

Subakat menjelaskan, konsep desa wisata itu diambil lantaran Desa Plumpungrejo ingin memperkenalkan gerabah kepada wisatawan, khususnya kalangan muda. Dengan demikian, pengrajin pun dapat memberikan edukasi terkait gerabah untuk anak sekolah.

“Gerabah di Desa Plumpungrejo lebih kuat karena campuran bahan-bahan yang digunakan. Pengerjaannya juga masih dibuat secara tradisional. Saya rasa (pembuatan gerabah) perlu diketahui oleh anak-anak muda,” ucap Subakat menjelaskan konsep Desa Wisata Gerabah.

Program itu, kata Subakat, cukup menarik minat pengunjung. Bahkan, BUMDes telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan stakeholder terkait dan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Blitar untuk mengembangkannya lagi.

Pelatihan dan pendampingan BRI

BRI sendiri memberikan pelatihan dan pendampingan agar pengrajin gerabah di Desa Plumpungrejo dapat cara memperluas penjualan gerabah.

BRI juga memberikan kredit usaha untuk modal para pengrajin gerabah.

Pengrajin gerabah juga dibantu dalam memasarkan gerabah ke daerah-daerah lain. BRI melakukannya dengan membuat klaster agar produksi gerabah bisa dimaksimalkan dan menjadi usaha yang berkelanjutan. 

“Dengan dibuatkan klaster, pemerintah pusat juga dapat ikut terlibat. Harapannya, industri gerabah bisa berkembang lebih pesat karena saat ini masih banyak kekurangan, khususnya dari sisi distribusi,” tutur Subakat.

Saat ini, katanya, pengajuan Plumpungrejo sebagai Desa Wisata Gerabah masih dalam tahap pengkajian. Pembahasannya sudah masuk ke tahap kabupaten di bawah pengawasan BUM Desa, Dinas Pariwisata Kabupaten Blitar, dan pihak terkait lain.

“Saya harap, proposal (desa wisata) bisa lolos agar bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat desa. Sambil menunggu keputusannya, saya berharap, masyarakat terus diberikan pembinaan lanjutan agar pengrajin bisa berkembang,” tutur Subakat.

Selain gerabah, Desa Plumpungrejo juga memiliki potensi di sektor pertanian. Komoditas padi, tembakau, dan jagung menjadi keunggulan Desa Plumpungrejo.

Subakat bercerita, awalnya, masyarakat desa menanam bibit buah dan sayur hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Ternyata, hasil pertanian cukup melimpah dan bisa dijual, bahkan ke daerah lain.

Berkat potensi dan inovasi tersebut, Desa Plumpungrejo berhasil masuk 15 besar Batch 1 program Desa BRILiaN 2023. Atas prestasi ini, BRI memberikan bantuan sekitar 1.000 bibit sayur dan buah.

“Bibit ini akan menjadi modal untuk pengembangan agrowisata. Jadi, bisa untuk menambah pemasukan desa juga,” ujar Subakat.

Subakat melanjutkan, dalam waktu dekat, pihaknya akan menjalin komunikasi dan menjalankan arahan sesuai instruksi yang sudah diberikan BRI serta pemangku kepentingan. 

“Semoga kegiatan yang sudah direncanakan bisa dilaksanakan dengan baik dan segera ditindaklanjuti,” tutur Subakat. 

Tingkatkan inklusi keuangan digital

Tak sekadar pelatihan dan pendampingan, program Desa BRILiaN di Desa Plumpungrejo juga meningkatkan literasi digital dan inklusi keuangan masyarakat desa.

Para pengrajin gerabah bisa belajar tentang manfaat berjualan online agar produknya lebih mudah dipasarkan.

“Maklum, masyarakat masih kurang paham soal itu. Kemarin ada pembinaan di sektor penjualan dan pembayaran online oleh AgenBRILink. Mereka sangat tertarik,” ujar Subakat.

Diakui Subakat, banyak masyarakat Desa Plumpungrejo sudah memiliki tabungan BRI. Namun, belum semuanya memahami tentang produk keuangan digital, seperti BRImo dan pembayaran lewat QRIS, yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha.

“Sekarang, masyarakat sudah mulai menggunakan BRImo dan QRIS untuk pembayaran. Banyak yang menyukainya karena sangat praktis,” ucap Subakat.

Selain itu, pengrajin juga didampingi oleh AgenBRILink dan anak-anak muda untuk mengelola penjualan online. Pembinaan juga diberikan agar pengrajin memahami proses transaksi melalui BRImo.

Subakat menambahkan, penggunaan produk digital BRI akan membantu pengelolaan Desa Wisata Gerabah dan agrowisata di Desa Plumpungrejo. Menurutnya, pembelian produk gerabah dan bibit bisa lebih praktis jika mengandalkan BRImo atau QRIS untuk bertransaksi. 

“Kemarin juga sudah mulai ada pembelian gerabah dan bibit secara online. Dari sisi pembeli, pasti akan lebih praktis. Masyarakat juga banyak terbantu dengan BRImo dan QRIS karena tidak perlu ambil uang dulu atau ke bank untuk pembayaran,” jelas Subakat.

Tertarik untuk meningkatkan potensi desa Anda agar lebih maju dan kreatif dan sekaligus mengikuti jejak desa-desa yang menjadi pemenang Program Desa BRILiaN? Segera raih kesempatan jadi peserta Desa BRILiaN Periode 2024.

Untuk mendapat informasi terkait pendaftaran, segera kunjungi atau hubungi kantor BRI dan mantri BRI yang ada di desa Anda. Jadikan desa Anda sebagai Desa BRILiaN selanjutnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com