Advertorial

Intip Desa Kukuh yang Makin Berdaya berkat Program Desa BRILiaN dan Layanan BRI

Kompas.com - 25/03/2024, 18:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Meski berada di pinggiran Kabupaten Tabanan, Bali, Desa Kukuh ternyata sudah akrab dengan digitalisasi. Bahkan, desa ini mendapat julukan sebagai desa digital lantaran memiliki sistem pelayanan secara digital.

Sistem itu diaplikasikan untuk mempercepat pelayanan dan menjamin akurasi data berbasis desa.

Kepala Desa Kukuh I Nyoman Widhi Adyana mengatakan, pemanfaatan digitalisasi layanan pemerintahan desa merupakan wujud penerapan sistem pemerintahan yang modern. Digitalisasi memudahkan warga desa mengakses layanan, seperti administrasi kependudukan. Digitalisasi pun turut memudahkan urusan persuratan perangkat desa.

Nyoman menerangkan, digitalisasi di desanya dimulai sejak 2021 dan telah membantu warganya yang berjumlah 2.445 jiwa.

“Dengan digitalisasi, kami dapat melakukan pelayanan yang cepat, akurat, dan valid,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/3/2024).

Salah satu pelayanan yang diunggulkan Desa Kukuh adalah keterbukaan dalam informasi public melalui aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) yang dapat diakses warga desa.

Dalam SID, masyarakat dapat melihat kevalidan data penduduk dan potensi desa.

Menurut Nyoman, kevalidan data kependudukan merupakan intisari digitalisasi desa. Banyak desa tidak melakukan pencatatan kependudukan dengan baik. Karena itu, data warga desa jarang ada yang valid.

“Di desa kami, penduduk yang lahir, datang, dan mati langsung kami update setiap hari,” katanya.

Aplikasi SID juga dimanfaatkan untuk sarana promosi berbagai usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Desa Kukuh. Tidak hanya sebatas UMKM kuliner, aplikasi ini juga mempromosikan jasa servis atau tambal ban miliki warga Desa Kukuh.

Digitalisasi lain yang juga jadi keunggulan desa adalah Sistem Informasi Kebencanaan Desa Kukuh atau Sikadek. Aplikasi ini akan memberikan notifikasi kepada warga desa ketika ada hujan angin.

“(Notifikasi tersebut) semacam peringatan agar warga dapat menghindari tempat yang dapat menimbulkan bencana itu,” kata Nyoman.

Aplikasi tersebut diciptakan melalui bekerja sama dengan perguruan tinggi dan merupakan hibah dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Inovasi di sektor pertanian dan kesehatan

Pertanian dan kesehatan juga tak luput dari perhatian Pemerintah Desa Kukuh. Sebagai potensi unggulan Desa Kukuh, pemerintah desa menerapkan sistem pertanian terintegrasi.

“(Dalam sistem pertanian terintegrasi,) semua pihak yang ada di desa, seperti pemerintah desa, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), penyuluh pertanian lapangan (PPL), dan petani, berkontribusi dalam pengembangan pertanian di Desa Kukuh,” ungkap Nyoman.

Contohnya adalah sebagai berikut. Desa memberikan kebijakan dan memberikan bantuan berupa peralatan tani, seperti traktor tangan untuk penanaman dan mesin pemanen untuk membantu panen padi.

Kemudian, petugas PPL mengambil peran untuk mendampingi petani agar dapat meningkatkan hasil panen dan padi yang bagus. Petani sendiri bertugas untuk bertani dengan benar.

“Nah, BUMDes bertugas untuk menyerap hasil pertanian. Jadi, BUMDes dapat membeli gabah, mengolahnya, dan menjual berasnya,” kata Nyoman.

BUMDes Kukuh Winangun sendiri telah memasarkan hasil pertanian melalui platform digital. Beras C4 milik Desa Kukuh bahkan telah masuk ke e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah (LKPP) untuk pengadaan beras Pemerintah Provinsi Bali.

“Kami juga melakukan promosi melalui media sosial dan penjualan melalui marketplace B2B. Platform digital kami manfaatkan untuk promosi dan penjualan beras,” ujar Nyoman.

Beras C4 hasil pertanian Desa Kukuh. Dok. Desa Kukuh Beras C4 hasil pertanian Desa Kukuh.

Di sektor kesehatan, Pemerintah Desa Kukuh memperhatikan kesehatan warga lanjut usia (lansia). Perangkat desa menyediakan ini dibuktikan dengan adanya layanan screening kesehatan dasar bagi lansia nonproduktif secara door-to-door.

Warga desa yang berprofesi sebagai tenaga medis dan paramedis, lanjutnya, juga diajak sebagai tim untuk melakukan pemeriksaan kesehatan lansia di Desa Kukuh.

“Biasanya, setiap Jumat dan Sabtu sore, tim berkeliling ke daerah sini untuk memeriksa kesehatan dasar lansia, seperti tensi, kadar gula darah, asam urat, dan pemeriksaan gizi,” ungkapnya.

Perkuat potensi dengan ikuti program BRILiaN

Meski telah melakukan sejumlah upaya dan digitalisasi, Pemerintah Desa Kukuh tidak mau berpuas diri. Pihaknya pun mendaftarkan desa ke program Desa BRILiaN yang diselenggarakan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.

Sebagai informasi, Desa BRILiaN merupakan program pemberdayaan desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul dan semangat kolaborasi guna mengoptimalkan potensi desa berbasis Sustainable Development Goal (SDGs).

Lewat program tersebut, anggota BUMDes Kukuh Winangun mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari BRI. “Dari tim BRI memberikan pendampingan dan turun langsung ke Desa Kukuh untuk memberikan pelajaran mengenai bisnis model kanvas,” ujar Nyoman.

Setelah pendampingan tersebut, katanya, perencanaan bisnis BUMDes menjadi lebih matang.

Selama ikut program Desa BRILiaN, anggota BUMDes juga diajarkan cara pembukuan yang sesuai dengan unsur-unsur akuntansi dan strategi mengembangkan potensi.

“Peran serta BRI dalam Desa BRILiaN sangat bermanfaat bagi desa kami,” tambah Nyoman.

Maksimalkan produk BRI

Tidak hanya program Desa BRILiaN, Desa Kukuh juga memaksimalkan produk dari BRI untuk kelancaran transaksi warga. AgenBRILink dihadirkan untuk membantu warga yang ingin melakukan layanan perbankan tanpa perlu ke kantor cabang.

Di AgenBRILink, warga desa bisa mentransfer atau menerima uang serta membayar tagihan listrik dan air.

Nyoman mengatakan, banyak warga yang merantau dan mengirimkan uang untuk orangtuanya di desa melalui AgenBRILink.

“Ada juga anak yang merantau di luar Bali mengirimkan sembako ke orangtuanya melalui AgenBRILink. Mereka mengirim sejumlah uang lalu dibelanjakan sembako oleh AgenBRILink. Kemudian, kami bawakan sembako itu ke orangtuanya,” katanya.

Sehubungan dengan sebutan desa digital, warga Desa Kukuh juga memanfaatkan layanan QRIS untuk berbelanja. Minimarket dan kedai kopi di Desa Kukuh, misalnya, sudah menyediakan QRIS untuk transaksi.

Mantri BRI juga turut membantu warga desa yang ingin memperoleh permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Mantri BRI selalu berkoordinasi dengan pemerintah desa. Kami juga kerap minta bantuan Mantri BRI untuk membantu warga yang ingin mengajukan modal KUR,” tuturnya.

Nyoman pun mengucapkan terima kasih kepada BRI untuk berbagai layanan dan program yang sudah didapatkannya. Ke depan, ia ingin menjadikan Desa Kukuh menjadi lebih baik lagi.

Ia berharap, semua warga desa dapat merasakan program-program desa secara utuh dan menyeluruh.

“Kami juga berharap ada semakin banyak pihak eksternal untuk meningkatkan peran serta desa. Dalam artian, bisa menjadikan desa lebih kuat dan tangguh, seperti program BRILiaN. Semoga desa semakin eksis dengan mengikuti berbagai perkembangan teknologi saat ini,” kata Nyoman.

Tertarik untuk meningkatkan potensi desa Anda agar lebih maju dan kreatif di masa depan dan sekaligus mengikuti jejak desa-desa yang menjadi pemenang Program Desa BRILiaN? Segera raih kesempatan jadi peserta Desa BRILiaN Periode 2024.

Untuk mendapatkan informasi terkait pendaftaran, segera kunjungi atau hubungi kantor BRI dan mantri BRI yang ada di desa Anda. Jadikan desa Anda sebagai Desa BRILiaN selanjutnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com