Advertorial

Desa Cisantana Kembangkan Potensi Wisata, Pertanian, Peternakan, dan UMKM dengan Produk BRI

Kompas.com - 01/04/2024, 14:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Bagi masyarakat Jawa Barat (Jabar), khususnya Cirebon dan Kuningan, nama Desa Cisantana barangkali sudah tidak asing lagi.

Terletak di ketinggian 757 meter di atas permukaan laut (mdpl), Kabupaten Kuningan, Jabar, Desa Cisantana bak surga tersembunyi yang menyimpan keindahan alam luar biasa. Karena itulah, desa yang terletak di kaki Gunung Ceremai tersebut menjadi salah satu destinasi wisata favorit masyarakat Cirebon dan Kuningan.

“Desa kami kan berada di kaki Gunung Ceremai. Jadi, memang sektor wisatanya banyak dan itu yang membuat (desa) kami potensial,” ujar Kepala Desa Cisantana Ano saat dihubungi Kompas.com.

Total, ada 16 destinasi wisata yang menjadi andalan masyarakat Desa Cisantana. Belasan destinasi wisata ini mampu memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

Oleh karena itu, sektor wisata di Cisantana sangat dijaga oleh masyarakat lantaran menjadi ujung tombak bagi penghidupan.

“Sektor wisata kami terus mengalami perkembangan setiap tahun. Ini secara tidak langsung berdampak pada sektor lain. Semacam efek domino. Masyarakat yang melihat peluang itu langsung bergerak cepat. Beberapa ada yang membangun homestay. Kemudian, ada juga yang membuat tempat makan bagi para wisatawan,” terang Ano.

Keberadaan belasan destinasi wisata juga turut mendorong usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Saat ini, kata Anto, jumlah UMKM yang ada di Desa Cisantana mencapai hingga ratusan.

Untuk membantu pelaku UMKM agar bisa mengembangkan unit usahanya, perangkat desa melakukan sebuah inisiatif dengan membuat komunitas UMKM Cisantana Juara.

Lewat komunitas tersebut, perangkat desa melakukan pemberdayaan dan membantu UMKM agar dapat naik kelas melalui sejumlah program.

“Jumlah UMKM yang ada dalam Cisantana Juara sekarang baru mencapai 40. Ini baru sebagian kecil. Namun, mereka memiliki sejumlah produk unggulan yang memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian lokal. Produk tersebut meliputi kerajinan tangan, makanan khas, dan suvenir yang kerap menjadi daya tarik bagi para wisatawan,” terang Ano.

Inovasi BUMDes

Desa Cisantana tak hanya bergantung pada sektor wisata. Peternakan dan pertanian turut dikembangkan untuk menyokong perekonomian desa.

Selain itu, masyarakat Cisantana juga berinovasi dengan mengolah sampah untuk dihasilkan sebagai produk pupuk atau produk turunan lain.

Inovasi tersebut merupakan inisiasi dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Cisantana.

“Desa kami itu desa wisata sehingga potensi sampahnya itu besar. Daripada sampahnya dibuang begitu saja, lebih baik diolah agar memiliki nilai. Upaya ini kami lakukan sejak 2020. Alhamdulillah, hingga saat ini, jadi salah satu sumber penghasilan desa,” jelas Direktur BUMDes Cisantana Agus.

Pengolahan sampah di desa tersebut tidak main-main. BUMDes Cisanta sering kali mengirim sejumlah masyarakat untuk melakukan studi banding terkait pengolahan sampah ke berbagai tempat.

“Kami juga kerap bekerja sama dengan akademisi. Pengolahan sampah ini memang sangat serius kami jalankan. Kalau sumber daya manusia (SDM) tidak memadai, bagaimana kami mau berhasil? Sebab, sampah di sini itu kan juga jadi sumber keuangan,” ucapnya.

Manfaatkan layanan BRI

BUMDes Cisantana juga memanfaatkan layanan keuangan BRI untuk memperkaya unit usahanya. Salah satunya memanfaatkan produk AgenBRILink.

Dengan AgenBRILink, BUMDes Cisanta tak hanya mendapatkan keuntungan dari share fee, tetapi juga membantu masyarakat yang ingin mengakses layanan perbankan tanpa perlu pergi ke luar desa.

“AgenBRILink ini kan menyediakan banyak hal. Jadi, masyarakat yang mau membayar tagihan listrik bisa lewat AgenBRILink sehingga makin mudah. Nah, agennya sendiri kan dapat biaya administrasi. Begitu juga bagi yang ingin melakukan pembayaran lain ataupun transfer,” tutur Agus.

Desa juga memanfaatkan produk BRI lain, seperti BRImo. Lewat BRImo, masyarakat Desa Cisantana bisa bertransaksi perbankan atau membayar dengan memindai QRIS.

Bagi pelaku UMKM, BRImo bisa dimanfaatkan untuk mengajukan diri sebagai merchant BRI. Dengan menjadi merchant BRI, pelaku UMKM bisa mendapatkan kode QRIS untuk memudahkan konsumen menyelesaikan transaksi.

“Kami dari awal sudah menggunakan BRImo. Sebab, sekarang kan aktivitas digital kan lebih sering dimanfaatkan. Untuk pembayaran, UMKM pun juga sudah menggunakan QRIS. Jadi, kami memang tidak gagap dan sudah siap dari awal. QRIS bikin pembayaran lebih efektif dan membantu meningkatkan produktivitas UMKM di sini,” terang Ano.

Untuk pengembangan UMKM, lanjut Ano, Desa Cisantana juga dibantu permodalan lewat produk kredit usaha mikro (KUR) dari BRI. Akses KUR BRI dibantu oleh mantri BRI.

Peran mantri BRI tak sebatas itu. Ano mengatakan, mantri BRI turut berperan dalam pemberdayaan para UMKM melalui sejumlah pelatihan yang dihadirkan.

“Mereka (mantri BRI) membantu UMKM di sini agar bisa berkembang. UMKM diedukasi terkait cara memasarkan produk, packing, dan branding sehingga mereka dapat memaksimalkan potensinya,” kata Ano.

Lewat mantri BRI pula, Desa Cisantana dibantu untuk mengikuti program Desa BRILiaN dari BRI. 

Desa BRILiaN merupakan program pemberdayaan desa yang bertujuan untuk meningkatkan potensi dan digitalisasi sehingga perekonomian desa dapat diperkuat. Pengembangan melalui program ini berfokus pada sejumlah aspek.

Lewat program tersebut, lanjut Ano, Desa Cisantana mendapatkan banyak manfaat dan bisa belajar lebih dalam terkait pengembangan potensi desa.

Tertarik untuk meningkatkan potensi desa Anda agar lebih maju dan kreatif di masa depan dan sekaligus mengikuti jejak desa-desa yang menjadi pemenang Program Desa BRILiaN? Segera raih kesempatan jadi peserta Desa BRILiaN untuk periode 2024.

Untuk mendapat informasi terkait pendaftaran, segera kunjungi atau hubungi kantor BRI dan mantri BRI yang ada di desa Anda. Jadikan desa Anda sebagai Desa BRILiaN selanjutnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com